Advertorial

Guna Mencapai Indonesia Emas 2045, Pencegahan Stunting Harus Diutamakan

Kompas.com - 05/08/2022, 11:28 WIB

KOMPAS.com – Generasi muda yang produktif dan unggul merupakan modal utama untuk mewujudkan Indonesia Emas di 2045. Oleh karena itu, stunting harus segera dicegah dan diatasi guna menciptakan generasi tersebut.

Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta mengatakan, pihaknya aktif melakukan sosialisasi terkait pencegahan stunting.

Salah satunya adalah penyelenggaraan kegiatan diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk “Kepoin GenBest: Kenali Nutrisi Penting, Generasi Keren Sadar Stuntin” di Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (4/8/2022).

Pada kesempatan tersebut, Wiryanta juga menyampaikan urgensi penurunan angka stunting terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainability Development Goals (SDGs) poin tiga, yakni kehidupan sehat dan sejahtera.

“Artinya, ketika kita merdeka dari stunting, kita (juga) merdeka untuk mencapai kehidupan yang sehat dan mencapai kesejahteraan,” ujar Wiryanta dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (5/8/2022).

Wirayanta menambahkan, pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada 2024.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 dari Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen. Angka tersebut turun 6,4 persen dari prevalensi 2018, yakni sebesar 30,8 persen.

“Tentu saja dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, kita harus bekerja keras untuk menurunkan angka prevalensi stunting tersebut,” tuturnya.

Pada kesempatan sama, ahli gizi sekaligus Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) Rita Ramayulis menjelaskan, gizi dan nutrisi dalam tubuh harus selalu terpenuhi untuk mencegah stunting.

Rita melanjutkan, ada enam zat gizi yang harus terpenuhi setiap hari agar fungsi tubuh dapat berjalan optimal.

“Zat gizi dibagi menjadi makro dan mikro. Zat makro, misalnya karbohidrat, protein, lemak, dan air. Keempatnya harus kita konsumsi sesuai dengan kebutuhan. Kemudian, zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral,” papar Rita.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Mohamad Yoto menyampaikan bahwa pihaknya menemukan penderita stunting tidak hanya dari masyarakat golongan kurang mampu.

“Faktor utama penyebab stunting adalah pemahaman dan kemauan kuat untuk menjalankan gaya hidup sehat,” katanya.

Lewat kegiatan itu pula, Kemenkominfo menggerakkan kampanye untuk mengajak masyarakat menjadi Generasi Bersih dan Sehat (GenBest). Salah satu caranya melalui forum Kepoin GenBest.

Kemenkominfo berupaya menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat, khususnya generasi muda untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari.

GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, hingga reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik. Informasi tersebut dapat disimak melalui situs web genbest.id dan media sosial @genbestid.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau