Advertorial

Rayakan Hari Anak Nasional 2022, Orami dan Kemen PPPA Berkolaborasi Gelar Diskusi Parenting

Kompas.com - 10/08/2022, 10:41 WIB

KOMPAS.com – Dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional 2022, platform parenting Orami bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyelenggarakan diskusi bertajuk “Digital Parenting: Keluarga Cerdas Berteknologi untuk Anak Terlindungi”.

Adapun acara tersebut dilaksanakan secara hibrida. Diskusi daring disiarkan melalui kanal YouTube Kemen PPPA RI, sedangkan acara luring digelar di Jakarta, Rabu (3/8/2022). Tayangan ulang acara ini pun dapat disaksikan melalui tautan ini.

Head of Business Development Orami atau Sirclo Group Raymond Wirya Santosa mengatakan, pertumbuhan teknologi digital yang pesat saat ini tidak hanya memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat secara luas, tetapi juga pada tumbuh kembang anak yang berdampingan dengan perangkat digital. Oleh karena itu, tanggung jawab orangtua semakin penting.

“Lewat acara ini, kami harap orangtua semakin memahami perkembangan dunia digital serta pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Orangtua juga diharapkan dapat memberikan bimbingan dan pendampingan yang sesuai serta mendukung terciptanya ekosistem digital,” ujar Raymond dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (9/8/2022).

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan Kemen PPPA Rohika Kurniadi Sari, SH, MSi, mengapresiasi acara kolaborasi pihaknya dan Orami tersebut. Menurutnya, pesatnya perkembangan dunia digital serta penggunaan gawai dan internet bagi anak tidak luput dari peran orangtua.

“Peran orangtua sangat penting dalam mendidik dan memantau perkembangan anak, terutama dalam meminimalisasi dampak negatif yang mungkin terjadi dalam penggunaan gawai dan akses ke dunia digital bagi anak,” ujar Rohika.

Untuk diketahui, diskusi yang dihadirkan pada acara tersebut bertujuan untuk mengajak orangtua mendampingi dan memberikan edukasi ekosistem digital yang baik untuk anak. Orangtua juga diharapkan bisa menerapkannya kepada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Adapun diskusi tersebut tertuang dalam tiga panel yang disajikan dengan topik berbeda dan narasumber berpengalaman.

Pada panel pertama yang bertajuk “Sisi Gelap Dunia Digital dan Penggunaan Gadget bagi Anak”, psikolog dan Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Prof Dr Seto Mulyadi MSi atau yang akrab disapa Kak Seto hadir sebagai pembicara.

Kak Seto saat menyampaikan materi topik ?Sisi Gelap Dunia Digital dan Penggunaan Gadget bagi Anak? Dok. Orami Kak Seto saat menyampaikan materi topik ?Sisi Gelap Dunia Digital dan Penggunaan Gadget bagi Anak?

Kak Seto menyampaikan bahwa gawai tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga beberapa dampak negatif. Apalagi, jika anak menggunakan gawai secara tidak tepat dan berlebihan.


Orangtua, lanjut Kak Seto, memiliki peran penting dalam pendampingan penggunaan gawai untuk anak. Oleh karena itu, ia berpesan agar anak jangan sampai kecanduan menggunakan gawai.

“Didiklah anak dengan penuh cinta sehingga anak terlindungi, Indonesia maju,” ujarnya.

Pada panel kedua bertajuk “Literasi Perkembangan Anak di Era Digital Saat Ini”, Program Manager Child End Child Prostitution, Child Pornography, and the Trafficking of Children for Sexual Purposes (ECPAT) Indonesia Andi Ardian yang akrab disapa Bang Andi hadir sebagai narasumber.

Pada diskusi tersebut, ia menyampaikan fakta bahwa saat ini, anak-anak merupakan golongan yang paling banyak menggunakan internet untuk mengakses media sosial.

Berangkat dari fakta tersebut, kata Bang Andi, orangtua harus mampu memberikan contoh penggunaan internet yang bijak kepada anak.

“Orangtua berperan untuk melindungi anak dari konten negatif dan membangun kebiasaan positif dalam penggunaan internet. Orangtua juga harus mengembangkan kreativitas serta sosialisasi yang aman lewat internet,” ujarnya.

Terakhir, panel ketiga membahas topik “Perkembangan dan Pendidikan Anak di Era Digital”. Diskusi ini dihadiri oleh psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga, Roslina Verauli, MPsi.

Pada kesempatan itu, Roslina mengimbau orangtua agar cepat beradaptasi sehingga pengasuhan anak bisa dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman.

“Jangan sampai mendidik anak dengan cara yang sama saat kita dididik orangtua kita dahulu. Hal ini agar anak kita dapat bertahan di eranya,” ucap Roslina.

Selain menghadirkan diskusi edukatif, acara tersebut juga dimeriahkan dengan demo virtual cara membuat mainan anak dari bahan kardus. Demo ini dilakukan oleh Co-Founder dan CPD Dusdukduk Group Angger Diri Wiranata, ST.

Tak hanya itu, diadakan pula berbagai kuis, doorprize, dan games berhadiah yang bisa diikuti oleh seluruh peserta, baik yang hadir secara offline maupun online.

Lewat acara diskusi digital parenting, kedua pihak penyelenggara berharap, materi yang disajikan dapat menginspirasi orangtua untuk meningkatkan kreativitas anak dan menggunakan gawai untuk mengonsumsi konten edukatif.

Diskusi parenting oleh Orami dan Kemen PPPA diadakan secara hibrida Dok. Orami Diskusi parenting oleh Orami dan Kemen PPPA diadakan secara hibrida

Acara diskusi tersebut dihadiri oleh sekitar 2.000 peserta secara daring. Sementara, acara luring dihadiri peserta dari berbagai instansi, antara lain Kemen PPPA, Pedoman Standar Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan ECPAT.

Kemudian, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Dinas Sosial, Yayasan Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA), serta sejumlah lembaga pemerintah di bawah naungan Kemen PPPA.

Sejumlah brand, seperti Femmy, Labore, Segari, Thunder Academy, dan Mooimom, juga turut mendukung kesuksesan acara tersebut.

Sebagai informasi, diskusi digital parenting merupakan bagian dari program Orami School of Community. Adapun Orami School of Community merupakan salah satu layanan dari Orami Community, yakni komunitas inklusif yang menjadi wadah bagi para ibu di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi dan menjalin koneksi dengan sesama ibu. 

Lewat program Orami School of Community, Orami memfasilitasi para ibu untuk mendapat serangkaian pembelajaran, praktik, dan pendampingan seputar pengasuhan anak. Tujuan program ini adalah menjadikan para ibu untuk bisa membawa dampak dan perubahan yang baik bagi keluarga dan masyarakat luas.

Komunitas tersebut juga rutin mengadakan sesi kelas online bersama ahli yang membantu para ibu agar teredukasi dan berdaya.

Hingga saat ini, Orami Community memiliki total anggota sekitar 15.000 orang yang terbagi menjadi sembilan kategori grup sesuai dengan kebutuhan para ibu. Bagi yang ingin bergabung, silakan daftarkan diri melalui tautan berikut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com