Advertorial

Serba-serbi Ruam Popok, Mulai dari Gejala, Pengobatan, hingga Pencegahannya

Kompas.com - 13/08/2022, 18:23 WIB

KOMPAS.com - Orangtua kerap dibuat panik dan bingung ketika bayi menangis terus-menerus, sedangkan sebabnya tidak tampak. Orangtua memahami bahwa sebabnya adalah ketidaknyamanan. Sayangnya, bayi belum dapat mengomunikasikan dengan jelas bagian tubuh yang terasa tidak nyaman.

Salah satu penyebab bayi terus menangis adalah ruam popok. Oleh sebab itu, orangtua sebaiknya juga mengecek bagian tubuh yang sering mengalami gesekan dengan popok ketika bayi menangis tanpa henti.

Namun, para orangtua sebaiknya tidak terlalu khawatir ketika bayi mengalami ruam popok. Iritasi kulit akibat gesekan dengan popok ini bukanlah masalah kesehatan yang serius. Bahkan, ruam popok bisa sembuh sendiri dalam kurun waktu beberapa hari.

Meski demikian, untuk membuat si kecil lebih nyaman, diperlukan pertolongan pertama terhadap ruam popok, seperti mengaplikasikan salep ruam popok.

Ruam popok sendiri sering dialami oleh bayi berusia di bawah 2 tahun yang masih rutin memakai popok sekali pakai.

Daya serap popok sekali pakai yang tinggi membuat orangtua sering abai dengan kebersihan dan menunda mengganti popok, kecuali sudah penuh atau bocor. Padahal, popok yang sudah lembap dan kulit bayi sudah tidak nyaman.

Agar iritasi kulit tersebut tidak sering terjadi pada si kecil, yuk simak informasi tentang ruam popok mulai gejala, pengobatan, hingga pencegahannya.

Gejala ruam popok

Sebelum membahas tentang gejala ruam popok, ada baiknya orangtua mengetahui berbagai penyebabnya terlebih dahulu. Ruam popok biasanya disebabkan oleh kontak yang terlalu lama antara kulit bayi yang masih sensitif dan popok yang basah serta kotor.

Sebagai informasi, feses dan urine memiliki kadar asam tinggi yang dapat merusak kulit sehingga iritasi pun cepat muncul.

Selain itu, popok yang terlalu ketat juga bisa memicu terjadinya ruam karena gesekan kulit dengan permukaan popok akan semakin besar.

Pada kondisi tertentu, ruam bisa diperparah dengan munculnya infeksi jamur akibat kelembapan yang berlebihan terkurung di dalam popok. Lingkungan hangat dan lembap di antara kulit bayi dan popok meruoakan tempat sempurna untuk jamur berkembang biak.

Dengan penyebab di atas, ruam popok bisa menyerang kapan saja dengan menunjukkan beberapa gejala, sepert kemerahan di kulit yang tertutup popok, seperti pantat, sekitar kelamin, dan pangkal paha, kulit kering, bersisik, atau tampak seperti melepuh dan berair, rasa perih ketika disentuh atau terkena air, serta bayi sering rewel terutama ketika mandi ataupun berganti popok.

Pengobatan ruam popok

Ruam popok yang membuat bayi tidak nyaman bisa diobati dengan banyak cara. Metode termudah untuk meringankan ruam adalah dengan menjaga kebersihan si kecil.

Ketika mengetahui popok sudah terisi urine atau feses, segera menggantinya dengan yang bersih supaya ruam tidak perih dan lekas sembuh. Selain itu, orangtua juga bisa mencoba cara berikut:

  1. Mengangin-anginkan kulit bayi

    Selain lekas mengganti popok saat sudah kotor, pastikan kulit bayi selalu dalam keadaan kering agar ruam cepat pergi. Caranya adalah dengan membiarkan kulit bayi terbuka dan terpapar udara sebelum kembali dipakaikan popok.

    Dengan begitu, kelembapan berlebihan akibat air atau tisu basah dapat menguap sempurna. Selain itu, cara itu juga memberikan kesempatan kulit bayi untuk bernapas.

  2. Mengganti produk perawatan kulit dengan yang lebih lembut

    Ada kalanya produk perawatan kulit bayi yang digunakan tidak cocok dengan tipe kulit anak yang peka dan terkena ruam. Baik itu bedak maupun perlengkapan mandi, bisa saja di dalamnya mengandung bahan kimia yang memancing reaksi iritasi.

    Itulah sebabnya, saat si kecil mengalami ruam, pertimbangkan untuk mengganti produk perawatan dengan formula yang lebih lembut. Misalnya, yang menggunakan bahan alami dan ekstrak tumbuhan. Jika perlu, mintalah resep dan rekomendasi dokter anak agar bisa menemukan produk yang sesuai.

  3. Mengoleskan salep ruam popok

    Pengobatan yang terakhir adalah dengan mengaplikasikan salep ruam popok secara rutin, yaitu setiap habis mandi dan berganti popok.

    Salep ruam popok yang mengandung dexpanthenol dan lanolin efektif meredakan gejala ruam, seperti kulit kemerahan, rasa perih, dan gatal, karena memiliki sifat antiperadangan. Kedua bahan ini juga dapat memperbaiki skin barrier bayi sehingga kulitnya tidak mudah terluka atau iritasi karena bergesekan dengan permukaan popok.

Pencegahan ruam popok

Mengingat penyebab utama dari ruam popok adalah faktor kebersihan diri si kecil, untuk mencegahnya orangtua harus ekstra perhatian terhadap tubuh bayi.

Langkah-langkah berikut bisa dilakukan untuk mencegah ruam popok.

  1. Mengganti popok secara berkala tanpa menunggu penuh. Misalnya, setiap 2-3 jam sekali.
  2. Gunakan popok dengan ukuran yang pas, tidak ketat maupun terlalu longgar.
  3. Berikan waktu pada kulit bayi untuk bernapas tanpa terhalang popok.
  4. Hindari mengeringkan kulit bayi dengan cara menggosok. Lebih baik, tepuk lembut hingga kering.
  5. Pastikan kulit bayi kering sempurna sebelum dipakaikan popok bersih agar memperkecil kemungkinan lecet.
  6. Jika sedang menyusui, hentikan konsumsi antibiotik yang sangat mungkin ikut masuk ke dalam tubuh buah hati. Antibiotik berpotensi membunuh bakteri baik yang menjaga kulit bayi sehat dan kuat.
  7. Aplikasikan salep ruam popok secara teratur setiap hari untuk menguatkan skin barrier-

Jadi, jangan panik jika si kecil mengalami ruam popok. Sebab, penanganannya mudah, terlebih dengan bantuan salep ruam popok. Pastikan salep yang dipilih mengandung bahan alami, seperti lanolin atau dexpanthenol atau pro vitamin B5 yang aman untuk kulit bayi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com