Advertorial

LPDB-KUMKM Jalin Kolaborasi dengan Medco Group, Bahana Group, dan Hebitren untuk Perkuat Ekonomi dan Bisnis Pesantren

Kompas.com - 16/08/2022, 16:06 WIB

KOMPAS.com - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menjalin kerja sama dengan Medco Group, Bahana Group, dan Himpunan Bisnis Pesantren (Hebitren) untuk mendukung ekosistem bisnis Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq.

Komisaris Utama PT Medco Energi Internasional Yani Panigoro mengatakan bahwa pihaknya sudah lama mendampingi Kopontren Al-Ittifaq melalui PT Sarana Jabar Ventura yang dibina langsung oleh almarhum Arifin Panigoro.

"Kami memang dari awal mendampingi Pesantren Al-ittifaq melalui Sarana Jabar Ventura yang dibina langsung oleh almarhum Bapak Arifin Panigoro. Setelah berhasil menghasilkan banyak komoditas sayur dan buah, Kopontren Al-Ittifaq selanjutnya dibina oleh LPDB-KUMKM agar semakin berkembang," ucap Yani dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (16/8/2022).

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan bahwa pengembangan ekosistem bisnis Kopontren Al-Ittifaq yang berbasis pertanian merupakan gagasan para tokoh pemerhati ekonomi pondok pesantren.

Para penggagas tersebut adalah almarhum Arifin Panigoro dari Medco Group, Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang saat itu menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki yang ketika itu menjabat Kepala Staf Kepresidenan (KSP), serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

"Kolaborasi yang baik itu terus dikembangkan oleh Pak Menteri Teten Masduki melalui LPDB-KUMKM. Hal ini adalah ide bersama dengan almarhum Arifin Panigoro dengan maksud mengangkat ekonomi para santri melalui pesantren," ujar Supomo.

Supomo menambahkan, penguatan bisnis Kopontren Al-Ittifaq semakin ditingkatkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara LPDB-KUMKM dan PUM Netherlands Senior Experts.

Untuk diketahui, PUM Netherlands Senior Experts merupakan lembaga non-pemerintah dari Belanda yang fokus terhadap pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta kewirausahaan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Supomo melanjutkan, Menkop UKM Teten Masduki bahkan berinisiatif menduplikasi serta mengembangkan kerja sama serupa dengan Pemerintah Belanda dan PUM Netherlands Senior Experts ke berbagai pesantren lain. 

Duplikasi model bisnis Kopontren Al-Ittifaq

Keberhasilan Kopontren Al-Ittifaq, lanjut Supomo, mendorong LPDB-KUMKM untuk menduplikasi ekosistem bisnis serupa di berbagai pesantren lain di Indonesia.

Sebagai informasi, Kopontren Al-Ittifaq yang berdiri sejak 1977 menjadi contoh koperasi di sektor riil, yaitu sektor agrobisnis dengan komoditas utama sayur-sayuran. Selain itu, Kopontren ini juga menjadi off-taker dan perluasan akses pasar produk pertanian.

Sebagai mitra LPDB-KUMKM, Kopontren Al-Ittifaq telah menerima pembiayaan dari dana bergulir sebesar Rp 6,3 miliar pada 2020. Saat ini, Kopontren Al-Ittifaq telah mendapatkan persetujuan untuk menambah fasilitas pembiayaan dari LPDB-KUMKM sebesar Rp 12 miliar.

"(Model bisnis Kopontren Al-Ittifaq) ini akan kami duplikasi karena permintaan pasar terhadap produk hortikultura terus meningkat. Kopontren Al-Ittifaq baru mampu memenuhi 40 persen kebutuhan pasar produk hortikultura melalui pasar modern Superindo," jelas Supomo.

Supomo juga menyebut bahwa pengembangan dan duplikasi model bisnis tersebut tidak bisa dilakukan oleh Kopontren Al-Ittifaq sendiri. Kolaborasi berbagai pihak diperlukan untuk melakukan upaya tersebut.

Saat ini, Kopontren Al-Ittifaq sudah berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) melalui LPDB-KUMKM sebagai dukungan pembiayaan, PUM Netherland Experts sebagai dukungan teknis budidaya dan pascapanen, Medco Group, serta Himpunan Hebitren.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau