KOMPAS.com - Komitmen Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ), yang termasuk dalam Zona 5 Regional Jawa Subholding Upstream, dalam menerapkan Energi Baru Terbarukan (EBT) berhasil pecahkan dua rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI), Kamis (11/8/2022).
Kedua rekor tersebut adalah rekor Anjungan Lepas Pantai Pertama yang Seluruhnya Beroperasi Menggunakan Energi Surya dan rekor Fasilitas Produksi Migas dan Pemasangan Panel Energi Surya Terbanyak.
Salah satu platform anjungan yang telah 100 persen memanfaatkan energi dari panas matahari adalah AVSA. Anjungan tersebut menggunakan 20 unit solar panel untuk memenuhi seluruh kebutuhan sumber listrik di anjungan, dengan total daya yang dihasilkan sebesar 8,2 kilowatt peak (kWp).
Sementara rekor yang kedua diraih PHE ONWJ berkat implementasi Program EBT melalui pemasangan 864 unit solar panel di fasilitas produksi migas Blok ONWJ di Lepas Pantai Utara Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta. Sebanyak 844 unit solar panel terdapat di fasilitas produksi off-shore, sedangkan 20 unit solar panel lainnya di daratan dan telah dipasang sejak 1971.
General Manager PHE ONWJ Achmad Agus Miftakhurrohman mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan salah satu bentuk komitmen PHE ONWJ dalam mendukung program pemerintah terkait penerapan Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Semoga upaya yang dilakukan oleh PHE ONWJ ini dapat terus ditingkatkan di masa mendatang," ungkap Achmad Agus dalam keterangan persnya, Minggu (21/8/2022).
Sementara itu, Direktur PHE ONWJ Wisnu Hindadari berharap capaian tersebut dapat menambah motivasi para Perwira Pertamina, sebutan bagi pekerja di perusahaan tersebut, dalam menjalankan amanah dari pemerintah, termasuk memenuhi target produksi migas.
Dia menjelaskan kerja sama yang solid telah membuat PHE ONWJ mampu mencatatkan kinerja baik, bahkan melebihi target. Pada periode Januari hingga Juli 2022, realisasi produksi minyak PHE ONWJ mencapai 27.591 barrel oil per day (BOPD) atau sebesar 116 persen. Sementara, produksi gas bumi sekitar 78,1 million standard cubic feet per day (MMSCFD) atau mencapai 105 persen.
“Kami berkomitmen memberikan kontribusi terbaik untuk mendukung terwujudnya ketahanan energi sekaligus transisi energi dengan mengutamakan sumber energi terbarukan dan teknologi rendah karbon," katanya.
Sebagai informasi, sejak tahun 2011, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berkolaborasi dalam membangun infrastruktur EBT sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam melakukan transisi energi di Indonesia.
Adapun salah satu program yang sudah dilakukan, yaitu penyediaan lampu tenaga surya hemat energi. Direktur Perumusan Kebijakan Kekayaan Negara Kemenkeu Encep Sudarwan mengatakan, pemerintah menargetkan pencapaian bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025.
“Diharapkan dengan adanya transisi energi ini dapat mengurangi penggunaan sumber energi dari fosil dan lebih banyak menggunakan EBT. Selain itu, kebijakan transisi energi ini menjadi concern global sebagai solusi atas isu perubahan iklim melalui pemanfaatan energi bersih secara meluas,” katanya.