Advertorial

Anak Kota Hadirkan 7 Varian Nasi Goreng dengan Rasa Autentik

Kompas.com - 23/08/2022, 09:27 WIB

KOMPAS.com - Siapa tak kenal dengan nasi goreng? Hidangan ini dikenal karena pembuatannya yang praktis dan bisa disantap dalam berbagai kesempatan. Menurut sejarah, nasi goreng adalah makanan khas China yang sudah ada sejak tahun 4.000 sebelum Masehi.

Nasi goreng telah menjadi makanan populer di Indonesia dan disukai semua kalangan. Apalagi, seiring waktu sajian ini mengalami perkembangan dalam pembuatannya. Sering dijumpai nasi goreng dikreasikan dengan tambahan bahan baku makanan lain, seperti ati ampela, petai, atau seafood.

Itulah yang dilakukan Anak Kota. Jenama kuliner ini hadir memberikan cita rasa baru lewat ragam varian menu nasi goreng dari berbagai negara. Kreasi itu bermula dari pengalaman Founder Anak Kota Ivan Setiawan yang memiliki hobi mencoba nasi goreng cita rasa Asia di berbagai restoran.

Ivan berkata, ide untuk menjual nasi goreng lintas negara dengan cita rasa autentik Asia datang ketika pandemi Covid-19 melanda. 

"Meskipun nasi goreng yang disajikan Anak Kota bercita rasa internasional, harganya tetap terjangkau. Ini dilakukan agar semua orang bisa merasakan sensasi unik dan rasa hidangan yang autentik," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (22/8/2022).

Ada dua ciri khas nasi goreng Anak Kota yang membedakannya dari nasi goreng lain. Pertama, menggunakan teknik masak wok hei. Teknik masak ala China ini membuat cita rasa sajian nasi goreng Anak Kota semakin autentik dan menggugah selera.

Sebagai informasi, dalam bahasa Kanton, kata “wok” berarti wajan dan kata "hei" memiliki arti energi. Energi memasak dalam wajan juga sering disebut "nafas dari wajan". Istilah ini merujuk pada paduan kombinasi aroma arang yang mengepul dan sensasi hampir terbakar di lidah untuk meningkatkan cita rasa dari nasi goreng.

Teknik memasak itulah yang diterapkan untuk semua menu nasi goreng Anak Kota. Jadi, jangan heran jika kamu merasakan harum yang khas dan tekstur nasi goreng yang sempurna saat mencobanya. 

Kedua, nasi goreng yang berwarna oranye kemerahan. Warna ini memiliki filosofi perpaduan antara api dan menyimbolkan semangat anak muda di Jakarta.

Merah sendiri melambangkan api yang keluar akibat gesekan wajan saat memasak menggunakan teknik wok hei. Sementara, oranye terinspirasi dari warna ikon Persatuan Sepakbola Jakarta atau Persija. Warna ini dianggap merepresentasikan karakter Anak Kota.

Anak Kota memiliki tujuh varian menu, yaitu Nasi Goreng (Nasgor) Ayam Chasiu Hongkong, Nasgor Terasi Medan, Nasgor Kimchi Seoul, Nasgor Tomyam Bangkok, Nasgor Gila Jakarta, Nasgor Garlic Tokyo, dan Nasgor Petai Penang.

Selain varian menu yang beragam, Anak Kota juga menyediakan topping yang bisa ditambahkan ke dalam varian nasi goreng sesuai dengan keinginan. 

Sebagai informasi, Anak Kota akan mengeluarkan seasonal menu pada September 2022. Menu ini akan sama lezatnya dengan tujuh varian nasi goreng andalan Anak Kota. 

Anak Kota memberikan promo menarik untuk semua pelanggan, baik pemesanan melalui online maupun offline atau dine-in, setiap bulan. 

Gerai nasi goreng Anak Kota sudah tersebar di 15 lokasi, seperti di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara, dan Cibubur (Jakarta Timur). Anak Kota juga membuka gerai baru di Karawaci dan Citra Raya (Tangerang).

Untuk informasi promo dan menu terbaru Anak Kota, silakan follow akun resmi Instagram Anak Kota.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau