BOGOR, KOMPAS.com – Sebagian besar masyarakat di kota-kota besar lebih memilih minum dari air mineral kemasan. Mereka menilai, air mineral dalam kemasan punya kandungan yang lebih sehat dan terjamin kehigienisannya.
Meski sadar dengan hal itu, tidak banyak yang mengetahui bahwa air minum dalam kemasan (AMDK) telah melalui proses yang panjang untuk sampai di tangan konsumen
Kompas.com berkesempatan mengunjungi pabrik Danone-AQUA di Ciherang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar) pada Senin (22/8/2022).
Sebagai pionir air mineral kemasan, Danone-AQUA punya komitmen kuat untuk menjaga produknya tetap berkualitas, steril, dan sehat meskipun telah melalui beragam tahapan.
Hal tersebut terlihat pada pabrik Danone-AQUA di Ciherang. Seluruh proses produksinya mengedepankan kesterilan. Berdasarkan pantauan Kompas.com, hampir seluruh proses produksi tidak menggunakan sentuhan tangan manusia.
Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menjaga kesterilan proses produksi di seluruh pabrik.
“Upaya ini juga menjadi bagian dari implementasi visi perusahaan, yakni One Planet One Health. Jadi, kami menjamin seluruh prosesnya agar memenuhi tiga indikator air mineral sehat yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yakni mengandung mineral, tidak berwarna, dan berbau,” ujar Arif kepada Kompas.com, Senin.
Upaya Danone-AQUA dalam menjaga kesterilan dan keamanan produknya tampak dari sejak memasuki area pabrik. Baik karyawan maupun pengunjung harus steril dan memenuhi standar keamanan, mulai dari berpakaian yang tertutup dari kepala hingga kaki. Dengan demikian, tidak ada kontaminasi dari luar ke dalam area produksi pabrik.
Memasuki kawasan pabrik, pengunjung disuguhkan dengan suasana asri. Pemandangan tersebut menepis stigma pabrik yang terkesan gersang. Kepala Site-Plan Danone-AQUA Ciherang Joko Prasojo menjelaskan, desain area pabrik merupakan penggambaran dari visi perusahaan.
Joko yang memandu pengunjung mengatakan bahwa dari total luas wilayah pabrik yang mencapai 8,93 hektare, area produksi menempati luas tanah 1,7 hektare. Sisanya, diperuntukkan oleh Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang dibuat oleh Danone-AQUA sebagai wujud komitmen menjaga kelestarian alam.
Taman Kehati berisi 154 spesies pohon endemik dan biopori yang dapat membantu m menjaga lingkungan di sekitar pabrik tetap seimbang.
“Hal ini kami lakukan karena perusahaan kami mengelola air. Maka dari itu, kami juga harus menjaga lingkungan agar tidak terjadi satu kerusakan pun,” ujar Joko.
Untuk diketahui, pabrik Danone-AQUA Ciherang memproduksi produk AQUA kemasan galon guna ulang, serta kemasan botol 330 mililiter (ml) dan 600 ml.
Adapun air mineral Danone-AQUA diambil dari sumber air yang ada di pegunungan. Kualitas sumber air tersebut dijaga dengan baik sehingga tidak terkontaminasi bahan apa pun. Proses pengambilan air pun dilakukan melalui seleksi ketat yang terdiri dari sembilan kriteria, lima tahapan, dan penelitian yang berlangsung selama minimal satu tahun.
Saat memasuki ruang produksi, pengunjung disuguhkan dengan deretan mesin canggih yang sedang bergerak cepat memproduksi produk AQUA galon guna ulang. Selain kemurnian air dan kebersihan alat produksi, setiap kemasan AMDK juga dicek dengan cermat sebelum diisi, terutama kemasan galon. Pengecekan tersebut dilakukan untuk memastikan galon guna ulang bebas dari keretakan, bau, dan benda asing.
Setelah lolos tahap pengecekan awal, galon diletakkan pada mesin untuk menyeleksi ulang keretakan atau kecacatan yang tak kasat mata.
Galon-galon yang tidak memenuhi syarat akan langsung dihancurkan dan diserahkan kepada pihak pemasok galon untuk didaur ulang menjadi produk baru. Lalu, galon yang lolos seleksi masuk ke tahap pencucian.
Pencucian galon pada mesin dimulai dari basuhan air dari permukaan luar galon. Lalu, dilanjutkan dengan pembasuhan menggunakan bahan pembersih dengan standar food grade untuk membersihkan bagian dalam galon.
Setelah itu, galon dibilas dengan air suhu hangat, yakni 55 derajat Celcius untuk menghilangkan mikroba. Galon kemudian dibilas kembali dengan air suhu normal yang berasal dari sumber air Danone-AQUA. Hal ini agar galon benar-benar hanya mengandung air kemasan tanpa ada kontaminasi bahan lain.
Selesai pencucian, galon akan diisi air dari sumber air Danone-AQUA dengan mesin berteknologi mutakhir, agar, jumlah air yang masuk dalam galon tetap memenuhi standar batas minimal 19,1 liter. Setelah proses produksi selesai, galon-galon yang sudah siap pun dibawa ke bagian warehouse untuk didistribusikan.
“Seluruh tahap produksi, mulai dari sumber air hingga pengemasan, sudah melalui 400 parameter pengujian. Proses ini sudah melalui uji internal dan eksternal, yakni Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta badan penguji independen,” ujar Joko.
Beralih ke luar pabrik, terlihat lalu-lalang truk. Terdapat dua jenis truk yang terlihat pada lokasi, yakni truk pengangkut produk dan truk pengangkut muatan air dari Lido. Deretan truk terlihat bersih dan aman. Sebab, teknisi pabrik selalu melakukan pengecekan.
“Sopir truk juga kami tes untuk memastikan keamanannya. Sebab, seperti dilihat, perlu tanggung jawab yang besar untuk mendistribusikan produk agar selamat sampai ke konsumen,” ujar Joko.
Pandangan Kompas.com tertarik pada sudut-sudut pabrik yang memuat sejumlah toren air. Ternyata, toren tersebut merupakan sistem rainwater harvest (panen air hujan) milik pabrik. Gunanya air hujan yang dipanen ini sumber air untuk kebutuhan domestik pabrik.
Selain itu, pabrik juga memiliki deretan panel surya yang terhampar di bagian atap. Panel surya tersebut digunakan untuk mengampu 15 persen penggunaan listrik pabrik.
“Kami menjunjung tinggi kehematan energi guna menjaga lingkungan. Saat pabrik tidak beroperasi, 15 persen listrik dari panel surya dialirkan untuk penduduk sekitar,” kata Joko.
Menyalurkan kebaikan untuk masyarakat lewat AHS
Setelah serangkaian proses produksi pabrik, pengunjung diajak memahami lebih jauh upaya Danone-AQUA dalam mengedukasi masyarakat untuk memastikan produknya aman dan terjaga hingga sampai ke tangan konsumen.
Pasalnya, Arif mengatakan, tanggung jawab perusahaan dalam menyalurkan produk yang sehat dan aman tidak berhenti sampai pagar pabrik. Oleh karena itu, pihaknya melanjutkan upaya edukasi dan pengenalan produk kepada masyarakat. Salah satunya, lewat Aqua Home Service (AHS).
Untuk diketahui, selain sebagai sarana edukasi, AHS juga merupakan bentuk pemberdayaan ekonomi yang diaplikasikan oleh Danone-AQUA lewat mitra usaha berbasis pemberdayaan masyarakat. Lewat program ini, masyarakat bisa menjual produk AQUA yang diantar langsung dari pabrik ke konsumen.
Salah satu mitra yang merasakan manfaat setelah bergabung dengan AHS adalah Yetty. Wanita yang berdomisili di kompleks Mutiara Sentul, Bogor, Jabar, ini menuturkan pengalamannya bekerja sama menjadi mitra dan mendapat penghasilan tambahan untuk keluarga.
“Dengan memahami edukasi yang diberikan pihak Danone-AQUA, saya ikut memberi manfaat untuk masyarakat sekitar. Produk AQUA yang saya jajakan juga turut membantu masyarakat untuk mudah mendapatkan akses air minum berkualitas,” ujar Yetty.
Sebelum menjadi mitra AHS, Yetty mengaku sudah menjual produk AQUA karena percaya dengan kualitasnya. Pasalnya, ia pernah melihat langsung proses produksi air mineral AQUA.
Setelah menjadi mitra AHS, ia lebih yakin menjadi perpanjangan tangan Danone-AQUA. Tiap edukasi yang diberikan oleh pihak AQUA, ia sampaikan lagi kepada masyarakat. Terbaru, ia menyampaikan edukasi kepada masyarakat sekitar terkait cara mengidentifikasi produk galon asli. Pasalnya, banyak oknum nakal yang membuat produk air kemasan palsu dengan merek AQUA.
“Penting bagi konsumen untuk memperhatikan ciri fisik galon asli AQUA. Pastikan air tampak bening, tidak berbusa, dan tidak berbau. Rasa air juga segar dan tidak memberikan rasa kesat. Perhatikan juga permukaan galon, terdapat tulisan timbul AQUA dan model tetes air pada bagian samping penutup galon,” jelasnya.