Advertorial

Pertamina NRE dan Pondera Kaji Fasilitas Terintegrasi PLTB dan Hidrogen Hijau

Kompas.com - 02/09/2022, 19:16 WIB

KOMPAS.com – Sebagai salah satu wujud implementasi aspek environmental, social, and governance (ESG) dalam aktivitas bisnisnya, Subholding Pertamina Power Indonesia (PPI) melalui Pertamina New Renewable Energi (NRE) menjalin kerja sama dengan perusahaan konsultan dan pengembang energi terbarukan asal Belanda, Pondera Development BV (Pondera).

Kolaborasi kedua perusahaan tersebut bertujuan untuk melaksanakan proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai yang terintegrasi dengan fasilitas produksi hidrogen hijau.

Kerja sama tersebut diresmikan dengan penandatanganan joint study agreement (JSA) oleh Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan Vice Chairman Pondera Group Eric Arends di Nusa Dua, Bali, Selasa (30/8/2022). Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif serta Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Adapun penandatanganan JSA itu merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang sudah ditandatangani kedua pihak pada 21 April 2022.

Nicke mengatakan, kolaborasi Pertamina NRE dengan Pondera tersebut sangat strategis. Sebab, proyek PLTB tidak hanya memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan, tetapi juga Indonesia untuk menggali potensi energi angin yang belum cukup dioptimalkan.

“Dari proyek tersebut, akan dikaji pengembangan fasilitas produksi hidrogen hijau. Artinya, proyek ini memiliki potensi besar untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (2/8/2022)

Lebih lanjut, Dannif mengatakan bahwa kolaborasi dengan mitra berpengalaman diperlukan karena transisi energi bukan pekerjaan yang mudah.

“Selain commercial benefit bagi kedua pihak, kami berharap transfer teknologi juga dapat dilakukan melalui kolaborasi ini,” ujar Dannif.

Menanggapi kerja sama yang terbentuk antara Pertamina NRE dan Pondera di bawah payung pertemuan internasional The Business 20 (B20), Menteri Arifin mengaku senang.

Dia mengatakan, tantangan penerapan teknologi rendah karbon harus ditangani oleh seluruh pihak, baik negara maju maupun berkembang. Contohnya, seperti yang saat ini sedang dilakukan oleh Pertamina NRE dan Pondera.

Pondera dan potensi PLTB di Indonesia

Sebagai pengembang energi terbarukan global di wilayah Eropa dan Asia, Pondera memiliki segudang pengalaman dalam mengembangkan proyek energi angin, baik di darat (onshore) maupun di lepas pantai (offshore).

Pengalaman yang dimiliki perusahaan asal Belanda tersebut meliputi pengukuran angin, studi kelayakan, pemodelan angin, teknik PLTB, dan manajemen konstruksi. Hingga saat ini, Pondera telah menangani proyek energi angin lebih dari 12 gigawatt (GW) di berbagai negara.

Eric mengatakan, Indonesia mempunyai target yang ambisius untuk pengembangan energi terbarukan. Hal ini membuat pihaknya menyadari bahwa Pertamina memegang peran kunci untuk mencapai target tersebut.

Untuk mencapai target, lanjutnya, seluruh sumber energi terbarukan harus dimanfaatkan, termasuk energi angin di darat dan di lepas pantai pada wilayah yang menjanjikan.

Pasalnya, papar Eric, upaya pengembangan ladang angin lepas pantai dalam skala besar dengan hidrogen hijau sebagai pembawa energi memerlukan studi yang cermat dan komprehensif. Perlu juga dilakukan pertimbangan kelayakan ekonomi dan kondisi wilayah setempat.

“Oleh karena itu, kami merasa senang dan sangat menantikan kerja sama dengan Pertamina NRE dalam proyek ini,” kata Eric.

Indonesia sendiri memiliki potensi energi angin yang cukup besar. Hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa beberapa lokasi di Indonesia yang cukup berpotensi untuk pengembangan PLTB.

Lokasi tersebut di antaranya adalah di pesisir selatan Pulau Jawa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Rata-rata kecepatan angin di wilayah tersebut mencapai 8 meter per detik (m/s) pada Juni, Juli, serta Agustus.

Adapun saat ini terdapat dua PLTB yang telah beroperasi di Sulsel, yakni di Sidrap dengan kapasitas daya sebesar 75 megawatt (MW) dan Jeneponto sebesar 60 MW. Berdasarkan Bauran Energi Nasional (BEN), kapasitas daya PLTB ditargetkan mencapai 255 MW pada 2025.

Dengan inisiatif kerja sama strategis tersebut, Pertamina NRE berpeluang untuk berkontribusi dalam pencapaian target BEN Pemerintah Indonesia. Selain itu, upaya ini juga dilakukan oleh Pertamina NRE untuk mendukung penuh pencapaian target nasional net zero emission pada 2060.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com