Advertorial

Akselerasi Ekonomi dan Keuangan Digital di Kancah Internasional, BI Luncurkan QRIS Antarnegara

Kompas.com - 05/09/2022, 18:46 WIB

KOMPAS.com – Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah resmi meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Antarnegara pada Senin (29/8/2022). Melalui sistem ini, turis asing dapat melakukan transaksi menggunakan dompet digital atau mobile banking dari negara asalnya dengan memindai QRIS Indonesia. Turis asal Indonesia pun bisa melakukan hal sama di negara tujuan wisata.

Adapun peluncuran sistem tersebut merupakan bagian dari komitmen BI dan pemerintah untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional serta penguatan kerja sama internasional, khususnya di Asia Tenggara. Hal ini juga selaras dengan agenda prioritas presidensi Group of Twenty (G20) Indonesia 2022.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, QRIS Antarnegara bertujuan untuk menghubungkan pembayaran lintas negara melalui interkoneksi quick response (QR) code nasional antara kedua negara atau biasa disebut QR cross border.

Bagi Indonesia, kata Perry, inisiatif tersebut juga merupakan milestone Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang akan diintegrasikan dengan kerangka kerja sama dalam mendorong penggunaan mata uang lokal.

Untuk diketahui, merchant yang telah mengaplikasikan QRIS di Indonesia telah mencapai 20,5 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 89,97 persen di antaranya adalah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Sistem ini (QRIS Antarnegara) meningkatkan efisiensi transaksi, mempromosikan ekonomi digital dan inklusi keuangan, serta memperkuat stabilitas makroekonomi. Dengan demikian, aktivitas perdagangan dan sektor pariwisata, khususnya bagi UMKM, bisa ditingkatkan,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (31/8/2022).

Lebih lanjut, Perry menjelaskan, program QRIS Antarnegara merupakan tindak lanjut inisiatif penyambungan sistem pembayaran Indonesia ke kancah dunia. Upaya ini dapat dimulai dari negara-negara anggota Association of Southeast Asian Nation (ASEAN).

Oleh karena itu, BI lantas berkumpul dengan gubernur bank sentral dari empat negara ASEAN, yakni Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Hal ini dilakukan karena upaya interkoneksi pembayaran merupakan bagian dari ASEAN Payment Connectivity Initiative yang dibesut oleh seluruh negara ASEAN.

Hasilnya, keempat negara bersepakat untuk menyambungkan sistem pembayaran QR lintas negara (cross-border QR payment linkage) dan local currency.

“Dalam waktu dekat, lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina) bisa menggunakan QR code antarnegara dengan pembayaran mata uang lokal. Sistem ini sekaligus dapat mendukung UMKM, sektor pariwisata, dan ekonomi keuangan digital secara nasional,” ujarnya.

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam peluncuran QRIS Antarnegara Dok. Bank Indonesia Gubernur BI Perry Warjiyo dalam peluncuran QRIS Antarnegara

QR antarnegara (cross-border QR payment linkage) di negara ASEAN

Untuk diketahui, kerja sama pembayaran QR antarnegara dengan Thailand telah resmi diluncurkan oleh BI dan Bank of Thailand (BoT) pada Senin. Kerja sama ini diawali dengan fase uji coba pada Agustus 2021 dan dilanjutkan dengan fase implementasi pada Agustus 2022.

Dalam kerja sama tersebut, terdapat 76 penyedia jasa sistem pembayaran yang terlibat dari kedua negara.

Gubernur BoT Sethaput Suthiwartnarueput mengatakan, QR antarnegara yang telah terbentuk memungkinkan konsumen dan pedagang di kedua negara dapat melakukan serta menerima pembayaran barang dan jasa melalui QR code secara instan, aman, dan efisien.

Ke depan, kata Sethaput, kerja sama pembayaran lintas negara akan diintegrasikan dengan fast payment systems yang tersedia di kedua negara. Adapun sistem tersebut adalah BI-FAST milik Indonesia dan PromptPay milik Thailand. Bila digabungkan, keduanya telah memiliki lebih dari 70 juta pengguna.

“Konektivitas pembayaran antara Indonesia dan Thailand akan menyediakan real-time cross border fund transfer untuk pekerja migran, ekspatriat, dan UMKM dalam melakukan transfer lintas negara secara efisien,” ujarnya.

Adapun interkoneksi QR Antarnegara dengan Thailand melibatkan Rintis, Artajasa, Jalin, dan Alto sebagai pihak switching Indonesia. Sementara, switching yang terlibat dari Thailand adalah ITMX.

Kerja sama tersebut didukung oleh pihak appointed cross currency dealer (ACCD) dari masing-masing negara. Adapun ACCD Indonesia yang mendukung interkoneksi adalah Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI). Sementara, tiga ACCD Thailand yang bergabung adalah Bangkok Bank, Bank of Ayudhya, dan CIMB Thailand.

Selain itu, interkoneksi QRIS antara Indonesia-Thailand juga melibatkan sejumlah penyedia jasa pembayaran (PJP) dari kedua negara. Terdapat delapan issuer PJP dari Indonesia dan dua issuer PJP dari Thailand.

Kemudian, seluruh acquirer PJP Indonesia dan dua acquirer PJP dari Thailand. Ke depan, langkah ini akan diperluas ke PJP lainnya, baik di Indonesia maupun Thailand.

Untuk menentukan pricing atau penetapan biaya, kedua negara masih menunggu koordinasi antara Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan BI. Untuk sementara waktu, pricing yang digunakan masih sama dengan saat uji coba. Hingga ada ketetapan, pengguna tidak akan dikenakan biaya transaksi.

Selain Thailand, BI juga sudah memulai kerja sama QR antarnegara dengan Singapura. Adapun nota kesepahaman sudah ditandatangani oleh BI dan Monetary Authority of Singapore (MAS) dengan target peluncuran sistem pada paruh kedua 2023.

Managing Director MAS Ravi Menon mengatakan, upaya interkoneksi QR QRIS-NETS yang kini dijalankan pihaknya selaras dengan upaya G20 untuk mengatasi potensi hambatan yang timbul dalam kegiatan pembayaran lintas negara.

Selain itu, lanjut Ravi, upaya tersebut juga diharapkan dapat mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi pascapandemi. Terlebih, arus kunjungan antara Indonesia dan Singapura kini kembali aktif sehingga bisa mendorong pertumbuhan sektor pariwisata.

“Kerja sama tersebut juga merupakan upaya penguatan konektivitas pembayaran. Lewat kemudahan transaksi bilateral melalui QRIS-NETS QR, penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dapat terdorong,” ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com