Advertorial

Dorong Wisata Inklusif, Bupati Kediri: Gunung Kelud Harus Ramah Disabilitas

Kompas.com - 12/09/2022, 12:15 WIB

KOMPAS.com - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mendorong terwujudnya wisata inklusif di Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim). Langkah ini diwujudkan dengan menyediakan sarana prasarana yang ramah bagi kalangan disabilitas.

Sebab, menurutnya, masih banyak fasilitas umum (fasum) dan akses jalan yang belum dioptimalkan untuk teman-teman disabilitas.

"Tempat wisata di Kabupaten harus ramah disabilitas. Fasilitas toilet atau water closet (WC) masih banyak yang belum ramah disabilitas, termasuk juga akses jalan," kata bupati yang akrab dipanggil Mas Dhito itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (12/9/2022).

Lebih lanjut Mas Dhito menjelaskan, dorongan wisata inklusif di Kabupaten Kediri merupakan wujud perhatian pemerintah daerah (pemda) dalam memberikan kesetaraan hak bagi seluruh masyarakat. Dengan begitu, seluruh kelompok masyarakat dapat menikmati pariwisata di Bumi Panjalu.

Dalam mewujudkan pariwisata yang inklusif di Kabupaten Kediri, Mas Dhito bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri.

Sebagai langkah awal, ia bersama pihak terkait akan melakukan uji coba di satu obyek wisata terlebih dulu. Jika destinasi itu berhasil menjalankan konsep ramah disabilitas, upaya tersebut akan dilanjutkan ke obyek wisata lain.

"Kami bisa mulai dari Gunung Kelud (untuk mencari tahu) apa yang dibutuhkan teman-teman disabilitas. Harapan saya, Gunung Kelud nanti bisa menjadi destinasi wisata yang ramah terhadap (teman) disabilitas," ucap Mas Dhito.

Mas Dhito bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri dalam mewujudkan pariwisata yang inklusif.Dok. Pemkab Kediri Mas Dhito bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri dalam mewujudkan pariwisata yang inklusif.

Mas Dhito mengakui bahwa penataan sebuah obyek wisata menjadi ramah disabilitas membutuhkan penyempurnaan seiring berjalannya waktu. Meski begitu, ia menilai bahwa langkah awal untuk mewujudkan wisata inklusif di Kabupaten Kediri perlu segera dimulai.

Dalam upaya pencanangan tempat wisata ramah terhadap disabilitas, Mas Dhito mendengarkan aspirasi dari teman disabilitas yang disampaikan oleh Ketua Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Kediri (PDKK) Umi Salamah.

Dalam pertemuan itu, Umi menyampaikan keinginan teman disabilitas agar Kabupaten Kediri segara melakukan pembangunan wisata inklusif.

Mas Dhito menggelar diskusi dengan PDKK guna membahas pembangunan wisata inklusif di Kabupaten Kediri.Dok. Pemkot Kediri Mas Dhito menggelar diskusi dengan PDKK guna membahas pembangunan wisata inklusif di Kabupaten Kediri.

Selain itu, Umi juga menyampaikan sejumlah kegiatan yang telah dilakukan oleh PDKK, termasuk diskusi bersama penyandang disabilitas dengan mengundang narasumber dari instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri.

Di hadapan Mas Dhito, Umi pun membeberkan bahwa salah satu kegiatan diskusi bersama teman disabilitas pernah dilakukan di lereng Gunung Kelud. Adapun diskusi ini digelar untuk membahas isu wisata inklusif di lokasi tersebut.

"Di lereng Gunung Kelud banyak teman-teman disabilitas. Kami berharap, ada langkah yang dilakukan Pemkab Kediri agar wisata di wilayah ini bisa inklusif kepada disabilitas, termasuk dalam pembangunannya," jelas Umi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau