Advertorial

Operasi Skoliosis Jadi Lebih Aman dengan Teknologi O-arm Milik Eka Hospital

Kompas.com - 22/09/2022, 15:22 WIB

KOMPAS.com – Selain terapi, pasien skoliosis atau kondisi tulang belakang yang tidak normal dapat diobati dengan tindakan operasi. Namun, operasi memiliki risiko, mulai dari kelumpuhan hingga kematian.

Meski begitu, perkembangan teknologi kini membuat pasien skoliosis dapat menjalani operasi tulang belakang dengan robot navigasi. Melalui metode ini, akurasi penempatan screws (implan) bisa mencapai 99,9 persen. Risiko misplacement screw yang tadinya mencapai 15 persen, khususnya pada kasus skoliosis yang bentuk tulangnya banyak mengalami perubahan, pun dapat ditekan hingga di bawah 1 persen.

Salah satu rumah sakit di Indonesia yang memiliki teknologi robotik sebagai fasilitas operasi tulang belakang adalah Eka Hospital.

Tak hanya robot navigasi, dalam upaya meningkatkan pelayanan, khususnya spine (tulang belakang), Eka Hospital menghadirkan O-arm untuk mendukung operasi skoliosis.

Pada dasarnya, fungsi O-arm hampir mirip dengan CT scan. Namun, mesin ini memiliki sejumlah kelebihan.

Kelebihan pertama, O-arm dapat digunakan untuk memeriksa kondisi tulang pasien ketika operasi berlangsung. Dengan sifatnya yang portabel, O-arm dapat memberikan gambaran kondisi pasien secara real ketimbang CT scan yang dilakukan saat pasien masih sadar dalam posisi telentang.

Perbedaan posisi dan pengaruh obat-obatan selama operasi serta tarikan otot dapat memengaruhi susunan tulang belakang. Dengan demikian, akurasi O-arm jauh lebih tinggi ketimbang CT scan.

Dokter Spesialis Ortopedi, Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD dr Phedy SpOT (K) Spine mengatakan bahwa ada banyak keunggulan dari penggunaan O-arm. Dengan mesin ini, pasien tidak perlu lagi melakukan CT scan praoperasi, biaya lebih terjangkau, serta gambar yang detail dan real-time.

Alat navigasi robotik untuk operasi skoliosis. 

Dok. Eka Hospital Alat navigasi robotik untuk operasi skoliosis.

Kemudian, O-arm juga memungkinkan dosis radiasi yang diterima pasien jadi lebih rendah ketimbang CT scan. Pasalnya, mesin ini memiliki beam yang bersifat conical. Selain itu, terdapat pilihan low-dose, yaitu radiasi yang ditimbulkan oleh satu kali scan menggunakan O-arm setara dengan satu kali rontgen lumbar.

“Dengan radiasi yang hanya setara rontgen, kami mendapatkan gambaran sedetail CT scan,” ujar dr Phedy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (22/9/2022).

Menurutnya, O-arm merupakan partner sempurna untuk melakukan operasi robotik. Tanpa gambar yang berkualitas, akurasi robot akan menurun. Hal ini membuat sejumlah kasus skoliosis terkadang cukup menyusahkan saat ditangani. Bahkan, pada kasus berat, bisa membahayakan pasien.

“Bahaya sekali bila kita menggunakan robot tapi imaging-nya tidak jelas. Robot mendapatkan input anatomi tulang pasien dari imaging. Tanpa imaging yang jelas, jangan sekali-kali menggunakan robot untuk operasi, apalagi untuk kasus skoliosis,” kata dr Phedy.

Selain itu, pemeriksaan dengan O-arm hanya memakan waktu 25 detik sehingga operasi skoliosis robotik dapat menjadi semakin cepat. Dengan begitu, pendarahan selama operasi juga semakin sedikit dan pemulihan berlangsung cepat.

Dokter Phedy menambahkan bahwa salah satu tujuan dari operasi skoliosis adalah mencapai keseimbangan tubuh pasien. Keseimbangan pun hanya dapat dinilai setelah operasi selesai dengan melakukan rontgen whole spine.

“Dengan kehadiran alat tersebut, keseimbangan sudah dapat dinilai oleh tim dokter saat operasi masih berlangsung. Ini merupakan satu-satunya alat di Indonesia yang bisa melakukan hal itu,” ujarnya.

Sebagai informasi, O-arm yang dimiliki Eka Hospital merupakan satu-satunya mesin yang ada di Indonesia saat ini. Adapun seri mesin O-arm yang dimiliki rumah sakit ini adalah seri tercanggih, yaitu seri O-arm 2.

Senada dengan dr Phedy, Chief Operating Officer (COO) Eka Hospital Group drg Rina Setiawati mengatakan bahwa kombinasi robot navigasi dan O-arm meningkatkan keamanan operasi skoliosis.

“Kehadiran O-arm dan robot navigasi yang sebelumnya sudah ada serta didukung oleh tim dokter profesional, Eka Hospital berhasil melengkapi dan mengawinkan penanganan tulang belakang, khususnya skoliosis, dengan aman, cepat, dan tepat,” kata Rina.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai O-arm dan robot navigasi yang dimiliki Eka Hospital, silakan klik tautan berikut ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com