Advertorial

Bisa Sebabkan Nyeri Haid hingga Infertilitas, Kenali Gejala Endometriosis serta Penanganannya

Kompas.com - 25/09/2022, 20:15 WIB

KOMPAS.com – Endometriosis merupakan kondisi ketika tubuh memproduksi jaringan pelapis dinding rahim (endometrium) di luar organ reproduksi. Pada kondisi ini, endometrium dapat tumbuh di usus, saluran kemih, atau di organ sekitar dada.

Sebagai informasi, endometrium merupakan tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi. Apabila sel telur tidak dibuahi, endometrium akan luruh menjadi darah menstruasi.

Karena dipengaruhi oleh pembuahan dan hormon, endometriosis sering kali memiliki gejala layaknya nyeri menjelang menstruasi.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Mayapada Hospital Tangerang dr Pojianto mengatakan, rasa nyeri tersebut juga sering dirasakan di area perut, panggul, dan punggung bagian bawah.

“Jaringan ini sensitif terhadap hormon dan dapat meradang selama siklus menstruasi. Gejala utamanya adalah rasa sakit atau nyeri di sekitar area reproduksi,” ujar dr Pojianto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (24/9/2022).

Pada beberapa kasus, Dokter Kebidanan dan Kandungan dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Setyo Hermanto menambahkan, gejala endometriosis juga kerap ditandai dengan nyeri menstruasi yang hebat dan nyeri saat berhubungan seksual.

Keluhan serupa juga dirasakan ketika buang air besar. Tak jarang penderita endometriosis mengalami keluhan lain seperti, nyeri punggung, serta pendarahan atau bercak (spotting) di antara siklus menstruasi.

“Kadang-kadang, seorang pasien wanita dapat menderita endometriosis tanpa gejala,” lanjutnya.

Mengatasi endometriosis

Kendati merupakan masalah kesehatan yang umum dialami perempuan, endometriosis dapat menyebabkan kista ovarium, bercak dan perlengketan di permukaan organ lain, hingga infertilitas.

“Penyakit ini, 60-80 persen merupakan penyebab sulit hamil pada wanita sehingga perlu penanganan yang tepat,” ujar dr Setyo.

Ketika mengalami gejala endometriosis, Dokter Kebidanan dan Kandungan Subspesialis Fertilitas dan Hormon Reproduksi dari Mayapada Hospital Kuningan, dr Caroline Tirtajasa, menyarankan untuk segera melakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan.

Hal tersebut perlu dilakukan mengingat endometriosis dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya, mulai dari menyebabkan nyeri berkepanjangan hingga mengganggu siklus menstruasi.

“Harus diketahui bahwa endometriosis ini bisa dialami oleh wanita mulai dari usia remaja sampai usia menopause. Jadi, penting sekali untuk segera check-up ke dokter apabila merasakan gejala,” ujarnya.

Untuk mengatasi endometriosis, lanjut dr Caroline, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan kandungan dan ultrasonografi (USG) transvaginal. Apabila pasien telah terdiagnosis mengalami endometriosis, terapinya dapat dilakukan melalui pemberian obat hormonal atau tindakan operasi.

“Untuk pasien yang takut operasi, pengobatan bisa dilakukan dengan teknik laparoskopi,” ungkapnya.

Sebagai informasi, laparoskopi merupakan tindakan bedah dengan bantuan batang teleskopik tipis berisi kamera di bagian ujungnya. Operasi laparoskopi hanya membutuhkan sayatan kecil untuk melihat rongga perut dan panggul sehingga tidak menimbulkan luka dalam.

“Operasi laparoskopi hanya membutuhkan sayatan kecil yang biasanya berukuran 0,5 sentimeter (cm)-1cm. Keuntungannya, pasien merasakan nyeri yang lebih minimal setelah operasi, pulih lebih cepat, dan bisa kembali ke aktivitas normal dengan lebih cepat juga,” papar dr Caroline.

Mayapada Hospital Obstetrics and Gynecology Center menawarkan pelayanan komprehensif untuk wanita segala usia. Mulai dari kesehatan reproduksi, kehamilan risiko tinggi, persalinan, gangguan hormon dan fertilitas, tumor dan kanker kandungan, pilihan tindakan bedah, hingga perawatan menopause.

Kunjungi laman mayapadahospital.com untuk informasi lanjut mengenai penanganan endometriosis dan masalah kesehatan lainnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com