Advertorial

Kemendagri Dorong Perwujudan Reformasi Birokrasi yang Bersih Melayani

Kompas.com - 28/09/2022, 17:31 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendorong perwujudan reformasi birokrasi yang bersih melayani.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Suhajar Diantoro dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bertajuk “Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Pemerintah Daerah Tahun 2022” di Hotel Mercure Harmoni, Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2022).

“Itu yang mau diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Birokrasi tidak hanya harus melayani, tapi juga bersih,” ujar Suhajar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (28/9/2022).

Suhajar menambahkan bahwa sesuai arahan Presiden Jokowi, pemerintah ingin mewujudkan reformasi berkelas dunia pada 2024.

Cita-cita tersebut, kata Suhajar, membutuhkan kerja keras dari pemerintah daerah (pemda) untuk saling bahu-membahu membangun birokrasi menjadi lebih baik.

Dengan demikian, kepala daerah berperan dalam memimpin upaya percepatan perwujudan reformasi birokrasi yang dibantu oleh sekretaris daerah (sekda) dan stakeholder terkait.

“Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berpesan supaya jajaran Kemendagri menekankan reformasi birokrasi dalam mengimplementasikan visi dan misi bersama. Jangan sekadar mau nilai bagus, tapi ini betul-betul kewajiban kita bersama,” tuturnya.

Birokrasi yang bersih, lanjut Suhajar, merupakan kebutuhan dan tanggung jawab bersama. Dalam pelaksanaannya, reformasi birokrasi perlu didukung dengan implementasi budaya kerja yang mengandung nilai-nilai inti BerAKHLAK, yakni Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Adaptif, Harmonis, Loyal, dan Kolaboratif.

Upaya itu juga didukung dengan peningkatan kapasitas dari aparatur negara sebagai satuan perangkat kerja. Jika kapasitas tak ditingkatkan, pelayanan dikhawatirkan akan tersendat.

Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro. DOK. Kemendagri Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro.

“Sekarang, Kemendagri menjadi tulang punggung reformasi di daerah yang dicanangkan oleh gubernur dan bupati. Kami akan bekerja sama dengan sekda, kepala inspektorat, dan kepala biro organisasi, serta jajaran pemerintahan lainnya,” kata Suhajar.

Suhajar menilai, kebutuhan reformasi birokrasi perlu diimbangi dengan kemajuan teknologi. Ia mencontohkan bahwa saat ini, banyak daerah yang telah melakukan transformasi online dan menggunakan aplikasi untuk melayani rakyat.

Dengan bantuan teknologi, lanjut Suhajar, pelayanan bisa dimaksimalkan dan dilakukan selama 24 jam layaknya pelayanan publik di negara maju.

“Hal tersebut sedang kami upayakan, terlebih dari aspek tata laksana serta sumber daya organisasinya. Semua ini berkaitan menjadi bagian dari reformasi birokrasi guna menghasilkan organisasi yang ramping dan sesuai fungsinya,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau