Advertorial

Antisipasi Genangan pada Musim Hujan, Pemkot Surabaya Bangun 55 Crossing Saluran Air

Kompas.com - 30/09/2022, 14:55 WIB

KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) menargetkan pengerjaan saluran air di 55 titik crossing (sudetan) selesai pada November 2022.

Sekretaris DSDABM Kota Surabaya Dwi Djajawardana mengatakan bahwa saat ini, pengerjaan crossing telah mencapai 60 persen. Pengerjaan crossing di 55 titik bertujuan untuk mengurangi beban saluran agar genangan air tidak muncul kembali saat musim hujan.

Adapun salah satu crossing yang saat ini sedang diproses adalah saluran tengah yang ada di Jalan Ahmad Yani.

"Itu crossing yang ada di tengah saluran Jalan Ahmad Yani kami arahkan ke timur di rumah pompa Komando Resor Militer (Korem) Surabaya. Kalau rumah tersebut tidak di-crossing, air pada bagian selatan Jalan Ahmad Yani akan menumpuk di saluran Kebon Agung dan Wonorejo," ujar Dwi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (30/9/2022).

Selain itu, lanjut Dwi, saluran yang ada di Kebon Agung menuju ke Rungkut, Wonorejo, juga akan dikeruk 4 meter lebih dalam agar tidak terlalu terbebani air.

Dengan begitu, saat terjadi genangan di wilayah Gayungan, Kebonsari, Ketintang, dan sekitarnya, air dapat terpecah ke dua arah, yakni ke Wonorejo dan rumah pompa Korem Surabaya.

"Jadi, saluran yang ada di Kebon Agung menuju ke Wonorejo itu nanti terbagi. Ketika crossing sudah jadi, air secara otomatis akan ditarik ke arah selatan, tepatnya di Mal City of Tomorrow. Kemudian, rumah pompa yang ada di Korem Surabaya langsung menarik debit air tersebut," jelas Dwi.

Dwi menambahkan, selain crossing di Jalan Ahmad Yani, DSDABM Surabaya juga sedang mengerjakan crossing di kawasan tengah kota.

Salah satu crossing tersebut dikerjakan pada saluran Jalan Embong Kenongo agar dapat diarahkan ke Sungai Kalimas. Selain Jalan Embong Kenongo, DSDABM juga mengerjakan crossing di Jalan Kenari.

Pengerjaan crossing di Jalan Kenari.Dok. Pemkot Surabaya Pengerjaan crossing di Jalan Kenari.

"Biar (air) tidak terlalu numpuk di rumah pompa dekat Gedung Negara Grahadi atau Kenari, kami juga membuat crossing di Jalan Panglima Sudirman untuk ditujukan ke Sungai Kalimas," terang Dwi.

Sementara itu, Kepala Bidang Drainase DSDABM Kota Surabaya Eko Juli Prasetya mengatakan, pihaknya akan memulai semua pengerjaan dari hilir agar seluruh titik crossing berfungsi baik.

"Itu (pengerjaan dari hilir) kami lakukan untuk mengantisipasi terjadinya perubahan cuaca dadakan. Saat dikerjakan di hilir, otomatis hulunya akan berjalan maksimal," terang Eko.

Eko berharap, pengerjaan crossing di sejumlah titik tersebut dapat mengurangi debit air saat terjadi genangan di wilayah tertentu, terutama di tengah kota. Pihaknya memperkirakan keberadaan crossing tersebut dapat mengurangi genangan air hingga 20-35 persen.

"Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) berharap, crossing itu dapat membuat genangan di tengah kota cepat surut dan berkurang sekitar 20-35 persen dari sebelumnya," tuturnya.

Saat ini, crossing yang paling diutamakan pengerjaannya ada di wilayah Jalan Srikana yang menuju ke rumah pompa Kalidami.

Pengerjaan crossing di Jalan Praban, Surabaya.Dok. Pemkot Surabaya Pengerjaan crossing di Jalan Praban, Surabaya.

Kemudian, ada juga crossing yang terletak di Jalan Panglima Sudirman menuju ke Jalan Embong Kenongo, crossing menuju rumah pompa Karah, Kecamatan Jambangan, dan Jalan Pahlawan.

Selain membuat crossing, DSDABM juga membuat enam rumah pompa baru di kawasan Jalan Pahlawan, Alun-Alun Contong, dekat Sentra Wisata Kuliner (SWK) Jalan Karah, Jalan Kebonsari, Jalan Sawunggaling, dan Jalan Gadukan.

"Secara umum, pengerjaan crossing di beberapa titik tersebut tidak terlalu mengalami kendala berarti. Mungkin hanya utilitas atau kendala material yang harus dibeli dari pabriknya langsung. Kalau itu (material) datangnya cepat, otomatis pengerjaannya akan tepat waktu," kata Eko.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau