JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan produsen minuman probiotik asal Jepang, PT Yakult Indonesia Persada, meluncurkan varian produk baru, yaitu Yakult Light, Jumat (23/9/2022).
Produk tersebut hadir sebagai respons atas peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia dalam menerapkan gaya hidup sehat.
“Sejalan dengan visi Yakult untuk menyehatkan masyarakat global dan Indonesia, kami menghadirkan produk varian baru bernama Yakult Light,” ujar Presiden Direktur PT Yakult Indonesia Persada Hiroshi Kawaguchi dalam peluncuran Yakult Light yang digelar secara hibrida, Jumat.
Dijelaskan olehnya bahwa varian anyar tersebut menggunakan pemanis alami sehingga kandungan gulanya lebih rendah. Itu artinya, jumlah kalori dalam setiap kemasan Yakult Light juga lebih rendah.
Meski begitu, lanjut Kawaguchi, Yakult Light memiliki manfaat sama dengan Yakult orisinal karena mengandung bakteri baik Lactobacillus (L) casei shirota strain.
Seperti diketahui, L casei shirota strain merupakan salah satu bakteri baik atau probiotik yang terletak di dalam sistem pencernaan manusia. Bakteri ini ditemukan oleh dokter medis Minoru Shirota pada 1930.
“Yakult Light relevan dengan kebutuhan masyarakat di Tanah Air yang menaruh perhatian serius pada penerapan pola hidup sehat. Salah satunya, mengenai proporsi gula dalam sebuah produk makanan dan minuman,” tambahnya.
Dengan kehadiran Yakult Light, imbuh Kawaguchi, masyarakat memiliki pilihan tambahan untuk memenuhi kebutuhan dalam menunjang sistem pencernaan yang lebih sehat.
Seperti diketahui, produk Yakult orisinal mengandung gula yang cukup rendah, yaitu 10 gram (gr) per kemasan 65 ml. Sementara, kandungan gula pada varian Yakult Light adalah 3 gr per kemasan.
“Pemanis alami pada Yakult Light adalah maltitol dan glikosida steviol. Penggunaan pemanis ini sudah sesuai dan disetujui oleh United States Food Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) sehingga keamanannya lebih terjamin,” terang Kawaguchi.
Kemasan biru mengandung vitamin
Pada kesempatan sama, Deputi Direktur PR Science PT Yakult Persada Indonesia Jimmy Hariantono menjelaskan lebih jauh perbedaan kemasan Yakult Light yang tampil dengan kemasan warna biru. Sementara Yakult orisinal identik dengan kemasan berwarna merah.
“Berbeda dengan produk pendahulunya, Yakult Light juga diperkaya vitamin yang diperlukan oleh tubuh, yaitu vitamin D dan E. Varian ini juga tidak mengandung pewarna dan pengawet,” tambah Jimmy.
Dari segi keamanan produk, lanjut Jimmy, Yakult Light juga terjamin karena sudah mengantongi izin dari sejumlah lembaga, seperti FDA, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Jimmy mengatakan, kini minuman probiotik tersebut telah beredar di 40 negara seluruh dunia dan dikonsumsi oleh 40 juta orang per hari karena terbukti aman. Sementara, Yakult di Indonesia dikonsumsi oleh 7 juta orang per hari.
“FDA mengelompokkan Yakult sebagai produk berpredikat generally recognized as safe (GRAS). Predikat ini menunjukkan bahwa setiap produk Yakult sudah terbukti aman untuk dikonsumsi,” jelasnya.
Lebih lanjut Jimmy mengatakan, manfaat Yakult juga tak lepas kaitannya dengan bakteri baik L casei shirota strain yang terkandung di dalamnya. Bakteri ini dapat mengendalikan sistem pencernaan sehingga sistem kekebalan tubuh terjaga dalam keadaan optimal.
Ia menjelaskan bahwa sejumlah penelitian ilmiah internasional membuktikan dampak baik bakteri tersebut bagi tubuh.
"L casei shirota strain dapat mencegah seseorang mengalami diare, konstipasi, dan mengurangi racun dalam tubuh. Penelitian Profesor Ohashi dari Tokyo University juga menunjukkan bahwa bakteri ini dapat mencegah kanker serta dapat mengurangi tingkat stres seseorang,” tambahnya.
Baik untuk sistem pencernaan dan imun
Pakar probiotik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Endang Sutriswati Rahayu mengamini fakta terkait manfaat L casei shirota strain bagi tubuh.
Faktanya, kata Endang, bakteri baik tersebut mampu bersimbiosis dengan tubuh sehingga dapat memberi dampak positif bagi kesehatan sistem pencernaan manusia.
“Sistem pencernaan yang baik akan berdampak pula terhadap perbaikan kondisi imunitas tubuh. Saat jumlah bakteri baik dalam tubuh menurun, proporsi bakteri jahat dapat meningkat sehingga mengganggu pengembangan sistem imun tubuh dan memicu timbulnya penyakit,” terangnya.
Oleh karena itu, Endang mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi minuman probiotik seperti Yakult secara rutin agar kesehatan sistem pencernaan tetap terjaga. Pasalnya, setiap botol Yakult mengandung lebih dari 6,5 miliar bakteri L casei shirota strain.
“Selain dapat mengatasi diare dan sembelit, mengonsumsi susu fermentasi berisi L casei shirota strain secara berkala juga dapat mencegah terjadinya gangguan saluran pernapasan. Sebab itu, mari jaga kesehatan pencernaan dengan mengonsumsi minuman probiotik,” kata Endang.
Sebagai informasi, harga Yakult Light di Pulau Jawa dibanderol Rp 2.600 per botol atau Rp 13.000 per pak, sedangkan di luar Pulau Jawa dijual seharga Rp 2.700 per botol atau Rp 13.500 per pak.