Advertorial

Ini Rancangan Program Zairullah Azhar jika Menjadi Presiden Anak Yatim Indonesia

Kompas.com - 08/10/2022, 14:03 WIB

KOMPAS.com – Bupati Tanah Bambu, Kalimantan Selatan (Kalsel), Zairullah Azhar menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) II Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan Panti Sosial Asuhan Anak (PSSA).

Acara yang dihadiri 600 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia itu digelar di Banjarmasin, Kalsel, Sabtu (7/10/2022) hingga Minggu (9/10/2022).

Pada kesempatan itu, Zairullah yang mencalonkan diri menjadi Ketua Umum LKSA-PSAA menyampaikan sejumlah rencana programnya jika terpilih sebagai “Presiden Anak Yatim Indonesia”. Salah satunya adalah dengan mengubah kata “panti”.

“Nanti, saya mau mengusulkan agar kata ‘panti’ diubah menjadi ‘rumah’ atau kata setara lain. Sebab, ketika anak ditanya dari mana asalnya, kata 'panti' masih terkesan marginal dan menekan suasana psikologis anak,” kata Zairullah dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (8/10/2022).

Selain mengubah kata “panti”, Zairullah juga telah merancang sistem pendidikan bagi seluruh anak yatim di Indonesia. Menurutnya, pengelolaan pendidikan bagi anak yatim tak boleh dilakukan secara tanggung atau setengah-setengah.

"Mereka harus mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya. Jangan tanggung-tanggung dan hanya sampai tingkat sekolah menengah atas (SMA) saja," jelas Zairullah.

Lebih lanjut Zairullah mengutarakan bahwa anak yatim tidak hanya memerlukan pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan agar kelak bisa menciptakan lapangan kerja.

"Kita berharap, mereka tidak hanya bermimpi untuk menjadi pegawai negeri, tetapi juga menjadi entrepreneur dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri," ujar Zairullah.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Zairullah, selain pemerintah, masyarakat juga bisa mengambil peran untuk menyejahterakan anak yatim.

"Kita tidak bisa mengandalkan bantuan pemerintah, tentu (hasilnya) seadanya. (Masa depan anak yatim) kembali kepada kita. Kita harus punya pola untuk bisa berperan, baik dari anak-anak kita sendiri maupun dari masyarakat," jelas Zairullah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau