KOMPAS.com – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina Power Indonesia (PPI) menandatangani Head of Agreement (HoA) mengenai perjanjian perdagangan karbon di internal Pertamina Group pada State-Owned Enterprise (SOE) Conference Group of Twenty (G20) di Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2022).
Perjanjian tersebut sejalan dengan inisiatif Pertamina Group untuk mereduksi emisi karbon demi masa depan keberlanjutan lingkungan yang lebih baik melalui roadmap net zero emission (NZE) hingga 2060.
Sebagai Subholding Refining and Petrochemical PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam pengelolaan kilang minyak dan petrokimia, KPI memiliki beberapa inisiatif untuk mereduksi emisi karbon.
Adapun penandatanganan HoA tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman dan Direktur Utama PT PPI Danif Danusaputro. Proses ini disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Mansury, serta Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina Atep Salyadi Dariah Saputra.
“Perdagangan karbon merupakan implementasi dari penerapan environmental, social, and governance (ESG) PT KPI untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin 13 penanganan perubahan iklim. Tindakan cepat dibutuhkan untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya,” ujar Taufik dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (19/10/2022).
Ia melanjutkan, secara jangka panjang, KPI telah ditargetkan untuk mampu mereduksi emisi karbon secara bertahap hingga mencapai net zero carbon pada 2060.
Hal tersebut sebagai salah satu inisiatif implementasi prinsip ESG perusahaan melalui proyek transisi energi kilang dari basis fosil menuju energi hijau ramah lingkungan untuk mendukung keberlangsungan lingkungan di masa mendatang.
Guna mendukung dekarbonisasi, KPI juga menerapkan prinsip-prinsip operation excellent yang mencakup efisiensi energi dan proses produksi lain.
Pada kesempatan sama, KPI juga menawarkan kepada para calon investor yang hadir untuk memberikan dukungan terhadap proyek-proyek transisi energi dari perseroan, yaitu green refinery, green/blue methanol, dan 2G bioethanol.
“Penawaran pendanaan proyek transisi energi yang dikerjakan oleh KPI merupakan cara perusahaan untuk mengajak kolaborasi serta membangun strategic partnership dengan para pelaku investasi agar ikut ambil bagian dalam bisnis hijau berkelanjutan demi keberlanjutan lingkungan di masa mendatang,” kata Taufik.