Advertorial

Memasuki Musim Hujan, Orangtua Lakukan 3 Hal Ini agar Bayi Tetap Hangat

Kompas.com - 25/10/2022, 11:42 WIB

KOMPAS.com – Beberapa hari terakhir, banyak wilayah di Indonesia banyak yang diguyur hujan deras, termasuk Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. Hal ini wajar terjadi mengingat Indonesia sudah mulai memasuki awal musim hujan.

Dilansir Kompas.com, Sabtu (6/8/2022), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa awal musim hujan di Indonesia akan terjadi pada September hingga November 2022.

Memasuki musim hujan, suhu cuaca menjadi lebih dingin ketimbang saat musim kemarau. Curah hujan tinggi yang mengguyur sepanjang hari pun terkadang makin menurunkan suhu. Alhasil, tubuh harus beradaptasi dengan pergantian suhu.

Pada bayi (0-12 bulan), perubahan suhu yang menjadi lebih dingin dapat menjadi masalah. Pasalnya, bayi belum bisa mengungkapkan sesuatu sehingga kerap tidak terdeteksi apabila sedang kedinginan.

Oleh karena itu, orangtua harus lebih perhatian dalam menjaga kehangatan bayi. Apabila suhu ruangan terlalu dingin, dalam kasus yang parah, bayi bisa terkena hipotermia.

Dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa langkah yang bisa orangtua lakukan untuk menjaga bayi agar tetap hangat.

  1. Mengatur suhu ruang

Perlu diketahui, suhu ruangan yang nyaman untuk bayi berkisar pada 23 hingga 26 derajat Celcius (C). Saat hujan turun, suhu memang tidak jauh dari angka tersebut. Akan tetapi, apabila curah hujan tinggi, suhu bisa menjadi lebih rendah.

Oleh karena itu, orangtua perlu mengatur suhu ruangan agar berkisar pada 23 hingga 26 derajat C. Apabila suhu terlalu dingin, segera matikan air conditioner (AC) atau kipas angin yang digunakan dalam ruangan.

  1. Mengoleskan minyak penghangat

Untuk memberikan kehangatan, orangtua bisa memberikan minyak penghangat. Cukup oleskan minyak tersebut pada kaki, dada, dan punggung bayi.

Hal terpenting, berikan minyak atau krim penghangat yang memang didesain khusus untuk bayi. Hindari memberikan minyak penghangat orang dewasa yang terlalu panas untuk menghindari reaksi alergi pada kulit bayi.

  1. Berikan pakaian yang hangat

Pada suhu dingin, orangtua bisa memberikan tiga ornamen pakaian yang bisa membantu bayi merasa lebih hangat Ornamen apa sajakah itu?

Pertama, kaos kaki. Dalam memakaikan kaos kaki bayi, pastikan bahan yang digunakan terbuat dari katun tebal. Sebab, bahan ini bisa memberikan kehangatan yang cukup sekaligus menyerap keringat. Hindari memakaikan kaos kaki dengan karet yang ketat untuk meminimalkan risiko gatal-gatal.

Kedua, syal. Apabila ingin memakaikan syal bayi, pastikan bahan yang digunakan nyaman dan tidak membuat gatal di kulit bayi. Hindari penggunaan syal yang terlalu ketat agar bayi tetap nyaman. Saat ini, banyak syal yang didesain khusus untuk bayi sehingga aman dan nyaman saat dipakai.

Ketiga, jaket. Sesuai fungsi, jaket bayi berguna untuk menghangatkan tubuh. Akan tetapi, karena menutupi seluruh bagian atas tubuh bayi, orangtua perlu memerhatikan waktu pemakaiannya.

Apabila suhu dingin dirasakan saat bayi sedang di luar ruangan, jaket bayi perlu dikenakan. Namun, apabila masih di dalam ruangan, lepas jaket ketika bayi sudah terlihat gerah.

Untuk diketahui, kaos kaki bayi, syal bayi, dan jaket bayi dapat dibeli secara online lewat marketplace, seperti Tokopedia.

Itulah tiga tips yang bisa dilakukan orangtua untuk menjaga bayi agar tetap hangat selama musim hujan.

Yuk, terapkan ketiganya agar bayi selalu sehat, aman, dan nyaman.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau