Advertorial

Tak Hanya Infrastruktur, Penataan Kampung Inggris Juga Berfokus pada Kurikulum dan Peningkatan SDM

Kompas.com - 25/10/2022, 18:53 WIB

KOMPAS.com - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berkomitmen untuk terus menata Kampung Inggris Pare. Tak hanya infrastruktur, penataan juga akan dilakukan pada aspek kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).

Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan bersama Forum Kampung Bahasa (FKB) Pare di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Selasa (25/10/2022).

Bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu mengatakan, ketiga aspek tersebut harus ditata mengingat Kampung Inggris Pare merupakan salah satu ikon Kabupaten Kediri.

"Komitmen saya terhadap pembangunan Kampung Inggris sampai hari ini masih 100 persen," katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Penataan Kampung Inggris Pare sendiri merupakan hasil kolaborasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Pemkab Kediri. Penataan yang menjadi bagian dari program Kotaku ini menggunakan anggaran senilai puluhan miliar rupiah.

Dana sebesar itu, lanjut Mas Dhito, harus diimbangi dengan aturan. Pasalnya, selain infrastruktur yang belum tertata dengan baik, aturan di Kampung Inggris Pare dinilai juga belum dibangun.

"Dengan penataan kampung inggris ini, apa yang harus dilakukan oleh Pemkab (Kediri)? Pertama, (membuat) standardisasi kurikulum. Itu harus ada," tuturnya.

Standar tersebut, misalnya, menentukan tingkatan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris, termasuk untuk tes Uji Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing (TOEFL) dan Graduate Management Admission Test (GMAT).

Standardisasi itu, kata Mas Dhito, tak hanya terbatas pada bahasa Inggris. Sebab, dalam perkembangannya juga tumbuh bimbingan bahasa asing lain.

"Tapi tetap nama identik Kampung Inggris tidak boleh dihilangkan karena sudah menjadi ikon dan banyak daerah yang ingin mencontoh, bahkan sudah membuat," pesannya.

Pun demikian, lanjut Mas Dhito, Kampung Inggris Pare dinilai memiliki kelebihan. Sebab, Kampung Inggris Pare menjadi satu-satunya daerah yang masyarakatnya sadar terhadap urgensi penguasaan bahasa Inggris.

Lembaga bahasa yang ada di Kampung Inggris Pare pun dinilai tumbuh secara organik hingga seperti sekarang.

Selain itu, sambung Mas Dhito, diperlukan pula aturan terkait keberadaan lembaga kursus bahasa untuk mencegah munculnya kursus musiman.

"Sebenarnya, sudah mulai ada kerja sama dengan pemerintah desa siapa (pihak) yang masuk, siapa yang keluar. Akan tetapi, harus diperkuat lagi (aturannya). Kalau perlu, kami buatkan Peraturan Bupati (Perbup)," tuturnya.

Sementara itu, perwakilan FKB, Agus Tri Winarso, menyebutkan bahwa dalam pemberdayaan SDM, FKB saat ini akan menjalankan program pelatihan bahasa Inggris bernama “Kampung Inggris Mengajar”.

Berbeda dengan pelatihan bertajuk “Pecel Baris” pada Mei 2022 yang menyasar sebagian masyarakat, khususnya pedagang kaki lima (PLK), program Kampung Inggris Mengajar menyasar masyarakat Desa Tulungrejo dan Desa Pelem dengan target 1.000 peserta didik.

"Maksud dan tujuan kami masih sama, yakni rebranding Kampung Inggris," imbuhnya.

Agus menyebutkan, selama ini, orang yang datang ke Kampung Inggris umumnya membayangkan akan berinteraksi dalam bahasa Inggris untuk melakukan berbagai aktivitas. Padahal, hal itu belum sepenuhnya terjadi di lapangan.

"Program Kampung Inggris Mengajar menjadi jawaban dari keluh kesah calon siswa kami (mengenai ekspektasi itu)," tambahnya.

Program Kampung Inggris Mengajar, lanjut Agus, rencananya akan dimulai akhir Oktober 2022. Program ini juga akan menjadi agenda rutin dan dikembangkan ke sekolah di sekitar Kampung Inggris.

Dalam pertemuan dengan perwakilan FKB, diketahui bahwa target 1.000 peserta didik program Kampung Inggris Mengajar belum terpenuhi. FKB mengaku bahwa pihaknya masih terkendala dalam mengumpulkan peserta. Hingga saat ini, program ini baru memiliki sekitar 600 peserta.

Mas Dhito pun menyambut baik program yang direncanakan FKB tersebut. Pihaknya memerintahkan Camat Pare supaya dilibatkan sebagai penanggung jawab kegiatan yang diadakan.

"Kampung Inggris Mengajar akan membuat (masyarakat) bisa (menggunakan) bahasa Inggris (untuk aktivitas sehari-hari)," tutur Mas Dhito.

Sebagai dukungan terhadap program tersebut, Mas Dhito meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri untuk menindaklanjutinya dan berkoordinasi dengan FKB.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com