Advertorial

Pertamina Dukung Indonesia Capai Target Nol Emisi Karbon pada 2060

Kompas.com - 08/11/2022, 16:18 WIB

KOMPAS.com – Sebagai perusahaan energi milik negara, PT Pertamina (Persero) mendukung aspirasi Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060.

Seperti diketahui, Indonesia telah meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) pada 2030 menjadi 31,89 persen dengan upaya sendiri dan 43,20 persen dengan bantuan internasional. Upaya ini tercantum dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC).

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama dan President Director PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam diskusi panel COP 27 di Sharm El Sheikh, Mesir, Minggu (6/11/2022).

“Dari sisi penurunan emisi, Pertamina telah menetapkan target penurunan emisi sebesar 30 persen pada 2030 ketimbang baseline kami pada 2010,” kata Nicke dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (8/11/2022).

Pada 2021, lanjut Nicke, Pertamina berhasil menurunkan emisi GRK sebesar 7,4 juta metrik ton karbon dioksida (CO2) atau 29,09 persen ketimbang baseline 2010. Penurunan emisi dicapai melalui pengurangan non-routine emissions dari penggunaan bahan bakar yang digunakan perusahaan.

Untuk pasokan gas ke pelanggan, Pertamina telah melakukan pengurangan non-routine emissions hingga 69,7 persen melalui peralatan yang lebih efisien. Upaya ini merupakan bagian dari program efisiensi energi perseroan.

“Program tersebut juga berkontribusi menghemat energi sebesar 13,9 persen karena menggunakan sumber energi rendah karbon yang menyumbang 16,2 persen dari GRK,” ujarnya.

Nicke menambahkan bahwa untuk mencapai target NZE, Pertamina telah mengembangkan strategi holistik melalui dua pilar, yaitu dekarbonisasi aktivitas bisnis dan pengembangan bisnis hijau baru.

Target tersebut juga diwujudkan perseroan dengan mengimplementasikan tiga enablerPertama, mengembangkan standar akuntansi karbon yang telah disetujui oleh peraturan nasional dan internasional, serta menerapkan Harga Karbon Internal Pertamina.

Kedua, membangun organisasi berkelanjutan yang akan menjaga bisnis Pertamina berada di jalur peta jalan NZE.

Ketiga, melibatkan pemangku kepentingan untuk sepenuhnya mendukung target dan komitmen NZE nasional.

Direktur Utama dan President Director PT Pertamina Nicke Widyawati dalam diskusi panel COP 27 di Sharm El Sheikh, Mesir. 

Dok. Pertamina Direktur Utama dan President Director PT Pertamina Nicke Widyawati dalam diskusi panel COP 27 di Sharm El Sheikh, Mesir.

Tujuan tersebut didukung oleh strategi investasi jangka panjang perusahaan. Adapun capital expenditure (Capex) kumulatif Pertamina untuk inisiatif bisnis hijau hingga 2060 diperkirakan sekitar 40 miliar dollar Amerika Serikat (AS). 

Indikator tersebut berlaku untuk biofuel, sumber energi terbarukan, carbon capture and storage (CCS), carbon capture utilization and storage (CCUS), ekosistem baterai dan electric vehicle (EV), serta bisnis hidrogen dan karbon.

“Pertamina mempercepat pengembangan bisnis hijau dari hulu ke hilir melalui seluruh rantai nilai yang terintegrasi. Pertamina menargetkan kapasitas energi baru terbarukan (EBT) mencapai 60 gigawatts (GW) dari energi solar, hydrowind power, dan geothermal. Upaya ini dilakukan untuk dapat memenuhi pangsa pasar sebesar 15 persen pada 2060," tutur Nicke.

Dengan pencapaian yang diraih hingga 2021, Pertamina memiliki target ambisius hingga 2060.

 “Kami juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah untuk bersinergi dalam mencapai komitmen NZEdi Indonesia,” ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau