Advertorial

Pertamina Ingin Jadi Pemain Kelas Dunia dalam Produksi Listrik Berbasis Panas Bumi

Kompas.com - 09/11/2022, 17:42 WIB

KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) bertekad menjadi pemain kelas dunia dalam sektor produksi listrik hijau berbasis tenaga panas bumi.

Senior Vice President Research Technology and Innovation Pertamina Oki Muraza mengatakan, Pertamina memiliki peluang besar untuk menjadi pemain kelas dunia dalam pemanfaatan panas bumi.

Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi di Paviliun Indonesia pada gelaran Konferensi Perubahan Iklim atau Climate Change Conference of the Parties ke-27 (COP 27) di Sharm el-Sheikh, Mesir, Selasa (8/11/2022).

“Indonesia mempunyai potensi panas bumi sebesar 24 gigawatt (GW). Dari angka ini, tak sampai 10 persen yang sudah dimanfaatkan,” ujar Oki dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (9/11/2022).

Selain meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) dalam proporsi energi listrik nasional, lanjut Oki, upaya peningkatan kapasitas listrik berbasis panas bumi juga mendukung target nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060.

Dalam pemanfaatan panas bumi, Pertamina melakukan sejumlah riset serta inovasi teknologi di berbagai bidang, seperti eksplorasi, pengembangan, operasi-produksi, dan digitalisasi.

Dalam bidang eksplorasi, misalnya, Pertamina melakukan studi komprehensif tentang geosains dan mengembangkan metode baru yang potensial untuk diterapkan pada industri panas bumi.

“Upaya tersebut telah berjalan selama bertahun-tahun. Kami telah menguasai teknologi pada kegiatan eksplorasi, pengembangan, produksi, dan pengeboran,” tutur Oki.

Selain itu, Pertamina juga akan meningkatkan kapasitas panas bumi yang semula hanya mencapai 672 megawatt (MW), menjadi 1.128 MW pada 2026.

“Pertamina berupaya meningkatkan keunggulan operasional pada sektor hulu, integrasi dalam pengembangan area baru, dan mendukung dalam pengembangan kluster industri hijau di Tanah Air,” kata Oki.

Selain itu, Pertamina juga berupaya memperluas rantai nilai produk dari energi panas bumi, seperti produk green energy berupa green methanol, green hydrogen, nano-silica, green liquidcarbon dioxide (CO2), dan carbon credit.

“Kami berharap dapat mempercepat pengembangan area baru. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik, tetapi juga pengembangan green hydrogen,” ucap Oki.

Pertamina, kata Oki, juga membuka peluang kerja sama dengan pemangku kepentingan di bidang panas bumi efisiensi energi untuk mengimplementasikan berbagai solusi teknologi.

Dengan demikian, Pertamina dapat mengembangkan lebih banyak pembangkit listrik tenaga panas bumi dan produk lain dari panas bumi serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi panas bumi di Tanah Air.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com