Advertorial

B20 Investment Forum Tanda Tangani 18 MoU Senilai Rp 75 Triliun

Kompas.com - 12/11/2022, 16:27 WIB

KOMPAS.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sukses menggelar acara B20 Investment Forum di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) I, Bali, Jumat (11/11/2022).

B20 Investment Forum merupakan salah satu rangkaian dari side event B20 Summit. Adapun fokus utama dari agenda tersebut adalah mendorong pemulihan global pascapandemi Covid-19.

B20 Investment Forum memastikan agar Presidensi G20 Indonesia dapat berdampak pada peningkatan investasi dalam negeri. Investasi tersebut diharapkan dapat mendorong proyek strategis yang berkorelasi dengan tema besar dan prioritas G20, yaitu perbaikan sistem kesehatan, akselerasi transisi energi hijau, dan peningkatan digitalisasi.

Sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara serta pertumbuhan ekonomi dan angka usia produktif yang besar, B20 Investment Forum juga diharapkan dapat menjadi penghubung dengan investor global untuk berinvestasi di Indonesia sebagai emerging-developing countries.

Sebagai informasi, B20 Investment Forum terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu Investment Forum, Memorandum of Understanding (MoU) Signings, dan B2B Business Matchmaking Meeting.

Kadin Indonesia melalui B20 Investment Forum telah berhasil menjajaki peluang investasi dengan 18 perusahaan dari 11 negara untuk menandatangani MoU senilai Rp 75 triliun.

Peluang investasi tersebut diraih dalam rangkaian roadshow B20 ke berbagai negara yang dilakukan sepanjang 2022, seperti Amerika Serikat, Kanada, Belgia, Jerman, Belanda, China, Singapura, Turki, Korea Selatan, Jepang, Australia, India, dan Prancis.

Kadin Indonesia selaku penyelenggara B20 juga berupaya meningkatkan kerja sama bilateral dengan negara-negara tersebut.

Fokus pada enam sektor usaha

B2B Business Matchmaking Meeting menjadi salah satu agenda krusial dalam B20 Investment Forum untuk mengakselerasi peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi, terutama pada enam kluster sektor usaha penting.

Kluster usaha pertama adalah sektor digitalisasi and startup, finansial dan asuransi, infrastruktur dan konstruksi, serta transportasi dan logistik. Kemudian, kluster usaha kedua adalah sektor manufaktur dan industri 4.0, sustainable energy, serta tekstil dan fesyen.

Kluster usaha ketiga adalah sektor agrikultur dan ekonomi biru. Kluster usaha keempat adalah industri pertambangan dan industri berat. Lalu, kluster usaha kelima adalah sektor furnitur dan rumah tangga serta pariwisata dan perhotelan. Terakhir, sektor kesehatan (healthcare).

B20 Investment Forum juga menjadi platform dialog publik antara kementerian, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lain dalam mengulas prioritas investasi yang diperlukan untuk mendorong perkembangan, percepatan pembangunan, dan pemulihan ekonomi global.

Minat investor dari berbagai negara yang tinggi untuk berinvestasi di Indonesia tak lepas dari langkah strategis penyelarasan agenda prioritas B20 yang ditindaklanjuti Kadin Indonesia. Langkah tersebut dilakukan dengan mengundang investor yang tidak hanya berasal dari negara partisipan forum G20 saja, tetapi juga negara lain, seperti Singapura dan Arab Saudi.

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, banyaknya negara yang berinvestasi di Indonesia tak lepas dari peran pemerintah dibantu oleh sektor swasta untuk terus melakukan reformasi birokrasi dan struktural.

“Saat ini, yang menjadi perhatian dari pelaku usaha dan investor adalah regulasi yang memberikan kemudahan. Melalui Undang-Undang (UU) No 11 Tahun 20202 tentang Cipta Kerja, pemerintah mendorong investor untuk berinvestasi pada sektor-sektor yang menunjang transisi energi dan menurunkan emisi karbon, serta regulasi yang bisa menjamin insentif dan kemudahan bagi industri,” jelas Arsjad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (12/11/2022).

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dalam acara B20 Investment Forum. Dok. Kadin Indonesia Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dalam acara B20 Investment Forum.

Arsjad juga mengatakan bahwa Kadin Indonesia terus mendorong peluang investasi melalui seluruh rangkaian gelaran B20. Hal ini dilakukan untuk memperkuat Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan.

Selain itu, Arsjad menilai bahwa peluang investasi di Indonesia harus terus ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk membangun dan menguatkan potensi pasar domestik di tengah ancaman resesi dan krisis global yang diprediksi akan memanas pada tahun depan.

Lahirkan potensi investasi yang berkelanjutan

Pada kesempatan sama, Chairwoman of B20 Shinta W Kamdani mengatakan, peraihan investasi senilai lebih dari Rp 75 triliun yang ditandatangani dalam B20 Investment Forum diharapkan tidak hanya menghasilkan rekomendasi kebijakan dan legacy terkait peningkatan investasi di Indonesia saja.

Shinta meyakini, kesepakatan tersebut akan berlanjut menjadi kesepakatan-kesepakatan investasi lain yang dapat bermanfaat untuk mendorong pemulihan ekonomi Indonesia melalui kerja sama dengan sektor bisnis global.

“Investasi besar ini bisa masuk atas dukungan dari Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang membantu mengelola peluang investasi menjadi investasi yang riil,” papar Shinta.

Chairwoman of B20 Shinta W Kamdani dalam acara B20 Investment Forum. Dok. Kadin Indonesia Chairwoman of B20 Shinta W Kamdani dalam acara B20 Investment Forum.

Kementerian Investasi bersama dengan Kadin Indonesia, kata Shinta, juga akan berupaya meyakinkan investor untuk melihat peluang investasi di daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Dalam hal ini, pemerintah akan menggandeng perusahaan daerah serta pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM).

Sementara itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia melaporkan bahwa Indonesia berhasil mencapai target investasi pada 2021, meski sedang menghadapi tantangan pandemi Covid-19.

Pencapaian tersebut menunjukkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang didukung oleh dunia usaha mampu menyeimbangkan antara pemulihan ekonomi dan kesehatan di tengah situasi pandemi.

“Di era Presiden Jokowi, foreign direct investment (FDI) atau investasi asing tumbuh terbesar sepanjang masa sesudah Reformasi. Investor tidak perlu ragu dengan Indonesia karena reformasi struktural kami mampu membuat ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Inflasi tetap terkendali. Pengurusan izin berusaha juga (dilakukan) hanya melalui satu pintu serta adanya beragam insentif. Pembangunan infrastruktur juga dibangun merata untuk mendorong pemerataan investasi agar tak lagi bertumpu di Pulau Jawa,” jelas Bahlil.

Bahlil mengatakan, pemerintah juga aktif menggandeng dan berkolaborasi dengan pihak swasta, terutama Kadin Indonesia, untuk memajukan perekonomian nasional, baik dengan cara mengundang investor asing maupun dalam negeri.

Bahlil juga menyatakan bahwa pemerintah kini telah memudahkan persyaratan bagi investor asing yang ingin berinvestasi di Indonesia. Adapun syarat tersebut adalah membawa teknologi terbarukan dan menggandeng pengusaha daerah serta pelaku UMKM sebagai mitra.

Menambahkan pernyataan Bahlil, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Kemaritiman) Jenderal TNI (HOR) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa perekonomian Indonesia sedang tumbuh pesat jika dibandingkan negara-negara lain pascapandemi.

Potensi tersebut, menurut Luhut, menjadi salah satu daya tarik Indonesia bagi investor dari berbagai negara.

“Pemerintah terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari angka 5 persen hingga 6,5 persen, mengurangi dampak perubahan iklim melalui dekarbonisasi, dan juga mengadopsi teknologi serta energi baru terbarukan. Melalui stabilitas politik dan makroekonomi yang stabil dan terjaga, Indonesia terus dan mampu menjadi negara yang menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan,” ujar Luhut.

Luhut meyakinkan, pemerintah selalu memperhitungkan dampaknya bagi generasi yang akan datang sebelum menentukan sebuah kebijakan.

“Pemerintah juga membuka tangan sebesar-besarnya kepada investor yang juga mendukung langkah Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mengimplementasikan teknologi baru yang ramah lingkungan,” kata Luhut.

B20 Investment Forum sendiri menjadi exclusive networking forum yang menghubungkan komunitas bisnis negara partisipan G20 melalui diskusi lintas negara terkait proyek investasi yang potensial di Indonesia.

Selain itu, B20 Investment Summit secara langsung mempertemukan investor dengan mitra lokal dalam agenda B2B Business Matchmaking. Investor juga akan melakukan kunjungan daerah di Indonesia dan melihat berbagai proyek strategis nasional.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com