Advertorial

Hadiri B20 Summit di Bali, Pemimpin Bisnis Dunia Rumuskan Rekomendasi Kebijakan Ekonomi Global

Kompas.com - 13/11/2022, 17:37 WIB

KOMPAS.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Business Group 20 (B20) digelar di Bali pada Minggu (13/11/2022) dan Senin (14/11/2022).

Sebagai lengan bisnis Group of Twenty (G20), B20 merupakan forum dialog resmi G20 bagi komunitas bisnis global untuk berkolaborasi menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi negara anggota G20. Adapun kebijakan ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan pemulihan ekonomi dan menjawab tantangan bisnis dunia.

Untuk diketahui, selaku tuan rumah G20, pemerintah pun menunjuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sebagai penyelenggara B20 Summit.

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid berharap, B20 Summit dapat mencapai konsensus terkait isu ekonomi global.

“Momen itu menjadi kesempatan berkumpulnya pemimpin bisnis global untuk memastikan pertumbuhan ekonomi di masa depan dengan lebih inklusif dan berkelanjutan. Semoga B20 Summit dapat menjadi wadah bagi pemimpin dunia untuk berkolaborasi menyelesaikan berbagai isu prioritas ekonomi dunia,” jelas Arsjad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu, (13/11/2022).

Mengusung tema “Advancing Innovative, Inclusive, and Collaborative Growth”, B20 Indonesia bertujuan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan bagi negara G20.

Rekomendasi kebijakan tersebut meliputi tujuh bidang, yakni perdagangan dan investasi, energi, keberlanjutan, dan iklim, digitalisasi, keuangan dan infrastruktur, masa depan pekerjaan dan pendidikan, serta perempuan dalam bisnis.

Adapun B20 telah merancang 25 rekomendasi kebijakan bagi negara G20 yang mencakup tiga aspek prioritas.

Pertama, inovasi untuk membuka peluang pertumbuhan pascapandemi. Kedua, pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta kelompok rentan. Ketiga, kolaborasi antara negara maju dan berkembang.

Pada kesempatan sama, Ketua B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani berharap B20 Summit dapat menciptakan kolaborasi yang menghasilkan pertumbuhan inovasi.

“Dalam menghadapi tantangan-tantangan baru, seperti isu lingkungan dan ketegangan geopolitik yang masih tinggi, komunitas bisnis global mesti mengambil peran di sini. Mari kita bersama-sama memprioritaskan pertumbuhan yang inklusif, kolaboratif, dan inovatif,” ujar Shinta.

Sebagai informasi, B20 Summit dihadiri oleh lebih dari 3.300 orang yang berasal lebih dari 40 negara di dunia. Mereka mencakup 2.000 pimpinan negara, chief executive officer (CEO), dan pemimpin bisnis dari berbagai perusahaan multinasional. Adapun peserta B20 Summit merupakan representasi lebih dari enam setengah juta bisnis di berbagai belahan dunia.

Sepanjang B20 Summit, sebanyak 90 ahli terkemuka di bidangnya, termasuk para pembicara dan moderator, berbagi pengalaman serta pengetahuan tentang prioritas bisnis global dan cara mengatasi berbagai tantangannya.

Beberapa ahli yang akan hadir di antaranya adalah CEO Unilever Alan Jope, CEO Standard Chartered Bill Winters, serta Chairman and Founder of Fortescue Future Industries and Fortescue Metals Group Andrew Forrest.

Sebelum perhelatan akbar itu, lebih dari 130 side events digelar oleh mitra B20 Indonesia dan dihadiri oleh lebih dari 8.000 peserta.

Untuk diketahui, gelaran tersebut merupakan B20 Summit pertama yang menghadirkan kepala negara dari negara-negara lain.

Tak hanya Presiden Jokowi, gelaran tersebut juga akan dihadiri oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Ratu Maxima dari Belanda, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol.

Sebagai informasi, B20 Summit berada di bawah bimbingan International Advisory Caucus, yakni kelompok pemimpin bisnis global dari perusahaan-perusahaan top di negara G20, seperti Tony Blair dan Elon Musk.

Bekerja sama dengan peserta lain, keduanya mendampingi kepemimpinan B20, agenda B20 Summit, dan prioritasnya, serta berkontribusi dalam memberikan pengarahan bagi B20 Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com