Advertorial

Genap 16 Tahun Hadir di Indonesia, CHN Energy Utamakan Nilai Mutualisme dan Menang Bersama

Kompas.com - 18/11/2022, 16:52 WIB

KOMPAS.com – Perusahaan energi papan atas dunia CHN Energy berkomitmen menyediakan energi stabil, andal, bersih, dan ramah lingkungan bagi masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.

Dalam mewujudkan komitmen tersebut, perusahaan energi dan pertambangan papan atas yang dikelola pemerintah China itu mengusung konsep pengembangan inovasi, koordinasi, hijau, dan keterbukaan. Konsep ini berhasil menempatkan CHN Energy pada peringkat ke-85 dalam daftar Fortune Global 500 2022.

Adapun jaringan bisnis perusahaan tersebut telah tersebar di lebih dari 10 negara, seperti Indonesia, Yunani, Afrika Selatan, Kanada, dan Amerika Serikat (AS).

Di Indonesia, CHN Energy sudah terlibat secara mendalam di sejumlah proyek listrik selama 16 tahun. Salah satunya adalah pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan kapasitas 3.100 megawatt (MW).

Pada pengembangan proyek tersebut, CHN Energy mengutamakan konsep bersih, efisien, dan hijau.

Berdasarkan keterangan resmi CHN Energy yang diterima Kompas.com, Jumat (18/11/2022), PLTU tersebut efektif meningkatkan pasokan energi lokal, memfasilitasi pembangunan ekonomi dan sosial, serta mempromosikan harmonisasi antara manusia dan alam.

Dalam upaya mengembangkan industri energi listrik di Tanah Air, kerja sama dan menang bersama merupakan kunci utama yang dipegang CHN Energy. Sejak 2017, perusahaan ini turut berinvestasi serta membangun sektor energi di Indonesia.

Sebagai contoh, di PLTU Muara Enim Sumatera Selatan (Sumsel), CHN Energy membangun pusat pembangkit berkapasitas 2 x 150 MW. Selain itu, ada pula PLTU Jawa dengan kapasitas 2 x 1.050 MW.

Kemudian, PLTU Sumsel-1 berkapasitas 2× 350 MW yang juga dipegang CHN Energy kini tengah dalam tahap pembangunan, serta tiga proyek PLTU lain dengan total kapasitas terpasang sebesar 3.100 MW.

Selain itu, CHN Energy juga aktif terlibat dalam pengembangan proyek pembangkit listrik energi terbarukan. Salah satu proyek besutan CHN Energy, yakni PLTU Jawa-7, diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (5/10/2017).

Melalui proyek tersebut, CHN Energy ikut mengurangi kekurangan pasokan listrik serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Berbagi teknologi

Guna menerobos sejumlah hambatan, CHN Energy mengadopsi teknologi dan inovasi andal.

Pada PLTU Sumsel, misalnya, CHN Energy menerapkan teknologi pengeringan batu bara guna mengubah lignit bernilai kalori rendah dengan kadar air 55 persen menjadi 65 persen. Dengan teknologi ini, energi yang dihasilkan PLTU Sumatra menjadi lebih bersih dengan nilai kalori hanya sebesar 1.800 kilokalori (kkal).

Tak hanya itu, teknologi tersebut juga mendongkrak kualitas listrik yang dihasilkan dan lebih efisien. Inovasi ini menempatkan CHN Energy sebagai pelopor dalam upaya pengeringan lignit batu bara di Indonesia untuk pembangkit listrik.

Untuk diketahui, dalam operasionalnya, PLTU Sumsel bekerja nonstop selama 10 tahun berturut-turut setelah dioperasikan. Adapun unit 1 telah memecahkan rekor dunia untuk operasi berkelanjutan dari unit pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia.

Sistem desalinasi air laut yang dibangun pada proyek PLTU Jawa-7 pun turut memenuhi kebutuhan air boiler di pembangkit listrik, air industri, dan air minum. Bahkan, dapat menghemat sekitar 850.000 ton air tawar setiap tahun yang setara dengan konsumsi air tahunan sebanyak 5.000 penduduk desa sekitar.

Mutualisme ekologis

Dalam upaya mendukung keberlanjutan lingkungan CHN Energy melakukan sejumlah inisiatif. Salah satunya adalah melindungi ekosistem alami bakau atau mangrove.

Sebagai informasi, mangrove merupakan salah satu ekosistem dengan spesies paling beragam di dunia. Mangrove juga berfungsi sebagai indikator kondisi lingkungan laut.

Untuk mencegah perusakan hutan bakau di kawasan PLTU yang dibangun CHN Energy, seperti PLTU Jawa-7, perusahaan meningkatkan perluasan hutan mangrove menjadi 130.000 meter persegi.

Kawasan mangrove tersebut kini 30 persen lebih luas jika dibandingkan kondisi sebelum proyek PLTU Jawa-7 dimulai.

Dalam upaya mengembangkan industri energi listrik di Tanah Air, kerja sama dan menang bersama merupakan kunci utama yang dipegang CHN Energy. Sejak 2017, perusahaan ini turut berinvestasi serta membangun sektor energi di Indonesia. Dok. CHN Energy Dalam upaya mengembangkan industri energi listrik di Tanah Air, kerja sama dan menang bersama merupakan kunci utama yang dipegang CHN Energy. Sejak 2017, perusahaan ini turut berinvestasi serta membangun sektor energi di Indonesia.

Tak hanya itu, CHN Energy juga mengedepankan nilai-nilai sosial dalam kegiatan operasional. Hal ini sebagai salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) kepada masyarakat di sekitar proyek.

Upaya tersebut diwujudkan oleh karyawan kedua negara, yakni China dan Indonesia, dengan membangun masjid, mengeruk sungai, memperbaiki bangunan sekolah, pengerasan jalan, dan penggalian sumur.

Selain itu, karyawan CHN Energy juga turut merayakan Hari Raya Idul Fitri, menggelar festival pertengahan musim gugur, dan festival tradisional lainnya dari kedua negara.

Dengan kemajuan kerja sama proyek berkelanjutan, saling menghormati budaya, dan kepercayaan satu sama lain, kerja sama antara China dan Indonesia pun semakin erat terjalin.

Kolaborasi antara CHN Energy dengan pemerintah daerah, serta relasi yang terjalin dengan masyarakat lokal membuat persahabatan kedua negara semakin kuat.

Dalam inisiatif "Sabuk dan Jalan" dari pemerintah China untuk terhubung dengan strategi poros maritim dunia yang dikedepankan pemerintah Indonesia, CHN Energy telah memberikan dukungan kuat untuk pasokan listrik dan energi Indonesia.

Hal itu menunjukkan kepada dunia bahwa China berhasil mempromosikan pembangunan kemakmuran bersama, dunia yang indah dan bersih, serta upaya kontribusi nyata membangun komunitas senasib sepenanggungan umat manusia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau