KOMPAS.com – Ajang Bank Jateng Tilik Candi Borobudur Marathon 2022 sukses digelar di Taman Lumbini, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (13/11/2022).
Untuk diketahui, Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng dengan tema “Stronger to Victory" juga didukung oleh Isoplus sebagai official isotonic partner dan Aqua sebagai official water partner.
Gelaran itu diikuti oleh 4.552 pelari umum dari berbagai wilayah Indonesia dengan sistem ballot. Mereka menempuh jarak sekitar 21,097 kilometer (km) atau half marathon.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melepas pelari pada pukul 05.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) di Taman Lumbini, Borobudur. Sebelum lomba dimulai, mereka menyanyikan “Indonesia Raya” yang dipimpin oleh penyanyi Regina Ivanova. Ganjar pun bergabung dengan para pelari untuk menuntaskan setengah maraton.
Dari Taman Lumbini, pelari melintasi sejumlah desa di sekitar dan kembali ke Taman Lumbini sebagai titik akhir. Mereka pun disambut meriah dan hangat oleh warga yang berdiri di sepanjang jalur lintasan.
Demi menyemangati pelari, tampak warga sekitar bernyanyi, menari, bermain alat musik, dan mengenakan kostum adat daerah.
Salah seorang warga Desa Ngroto, Istiqomah, bahkan memindahkan bangku rumahnya ke pinggir jalan demi bisa menyemangati pelari yang melintas.
“Pada 1990-an, saya mengikuti Borobodur Marathon sebanyak dua kali dengan rute dari Blondo ke Borobudur sejauh 10 km. Senang rasanya bisa melihat peserta pada gelaran kali ini,” ujar Istiqomah dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (16/11/2022).
Untuk diketahui, pelari kategori putra yang mencapai garis finis pertama adalah Khairullah dengan catatan waktu 1 jam 18 menit 2 detik. Kemudian, disusul Irwandi Fokatea di posisi kedua dengan waktu 1 jam 19 menit 29 detik dan Wartono di posisi ketiga dengan waktu 1 jam 20 menit 23 detik.
Sementara pada kategori putri, Ai Kusniati menjadi pelari tercepat dengan catatan waktu 1 jam 30 menit 5 detik. Catatan waktu ini melampaui pemenang pertama Tilik Candi 2021, yakni Chandra Dewi, yang menyelesaikan setengah maraton dalam waktu 1 jam 49 menit.
Untuk diketahui, Komite Borobudur Marathon yang terdiri atas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, Bank Jateng, Harian Kompas, dan Yayasan Borobudur Marathon menjanjikan tambahan hadiah senilai Rp 27 juta bagi pemenang yang berhasil memecahkan rekor kecepatan pemenang Tilik Candi 2021. Dengan demikian, Ai mendapatkan hadiah utama senilai Rp 15 juta sekaligus bonus tersebut.
“Saya menikmati berlari di Borobudur Marathon. Rutenya menyenangkan dan steril dari kendaraan. Saya pun sudah terbiasa dengan lintasan tanjakan atau turunan. Pasalnya, saya berasal dari Pangalengan, Jawa Barat (Jabar), yang memiliki kontur (tanah) serupa,” cerita Ai.
Sementara itu, podium kedua kategori putri ditempati oleh Yulia dengan catatan waktu 1 jam 40 menit 54 detik. Adapun posisi ketiga ditempati oleh Risa dengan catatan waktu 1 jam 42 menit 43 detik.
Perayaan budaya dan bazar UMKM
Kemeriahan serta respons positif warga menunjukkan bahwa Borobudur Marathon merupakan ajang wisata olahraga, seperti yang pernah disampaikan Ganjar dan Direktur Bank Jateng Supriyatno.
Tak hanya perlombaan lari, gelaran tersebut juga menampilkan kekayaan budaya lokal. Salah satunya, pertunjukan kolintang yang dibawakan siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Mungkid, Magelang.
“Orkestra kolintang itu dimainkan oleh 120 siswa kelas 7 dan 8. Mereka membawakan sejumlah lagu daerah dan nasional,” kata Wakil Kepala SMPN 1 Kota Mungkid Mohammad Yusup.
Gelaran tersebut juga menyajikan Pasar Harmoni, yakni bazar kuliner serta kriya khas Magelang dari kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Pawone. Sebanyak 13 kuliner lokal dan 9 kriya yang lolos kurasi hadir di Taman Lumbini.
Beragam kuliner yang bisa dinikmati di antaranya adalah siomai ikan beong, soto bebek, nasi telang, beragam olahan singkong, dan dawet ireng ketan hijau.
Sementara itu, beberapa hasil kriya yang ditawarkan adalah kerajinan kayu dan kulit telur, kerajinan kayu limbah, kerajinan kerang, wayang, batik, serta ecoprint.
Peserta bazar pun mengaku senang dengan gelaran tersebut. Salah satunya diceritakan oleh penggagas Rumah Singkong Borobudur Rini Wijayanti.
“Kami berharap, melalui bazar tersebut, produk kami bisa lebih dikenal masyarakat. Terlebih, saat ini, promosi olahan pangan lokal sedang digencarkan,” ujar Rini.
Pada gelaran itu, Rumah Singkong memperkenalkan dua produk unggulan, yakni gethuk cothot dan mendhut telo.
Gethuk cothot adalah getuk berisi gula merah yang mudah lumer di mulut ketika digigit. Sementara, mendhut telo merupakan penganan olahan singkong dengan isian parutan kelapa dan gula merah. Setelah dibungkus daun, sajian ini dikukus terlebih dulu sebelum dikonsumsi.
Beragam produk UMKM yang hadir pada bazar tersebut juga disambut antusias oleh pelari Tilik Candi Borobudur Marathon 2022. Mereka tampak menyantap kuliner lokal dan berburu berbagai produk kriya.
Acara semakin meriah dengan kehadiran Iwan Fals yang membawakan sejumlah lagu populer, seperti “Aku Sayang Kamu”, “Bento”, dan “Kemesraan”. Pelari yang telah menuntaskan setengah maraton pun berdiri di depan panggung sambil bernyanyi bersama.
Sebagai informasi, pada gelaran tersebut, Borobudur Marathon 2022 serta Dinas Kehutanan Provinsi Jateng bekerja sama melakukan penanaman 5.000 pohon di sejumlah daerah di Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan Kabupaten Temanggung. Secara simbolis, Ganjar menyerahkan bibit pohon damar kepada Iwan Fals.
Langkah tersebut mencerminkan upaya Borobudur Marathon dalam menyebarkan semangat bagi Indonesia agar bangkit serta bertumbuh lebih sehat dan kuat. Inisiatif ini juga menjadi salah satu bentuk dukungan Borobudur Marathon untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
Acara lain yang juga memeriahkan Borobudur Marathon 2022 adalah kumpul komunitas serta bazar buku murah dengan potongan harga hingga 50 persen di Bentara Budaya Yogyakarta yang digelar pada Jumat (11/11/2022) hingga Senin (14/11/2022) dan Kompas Lounge di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta pada Jumat hingga Minggu (13/11/2022).
Beragam acara dan inisiatif yang dijalankan dalam Borobudur Marathon dirangkum Harian Kompas lewat narasi #MenjadiLebihGayeng. Dalam bahasa Jawa, gayeng berarti rasa penuh semangat, kegembiraan, keberanian, dan keseruan.