Advertorial

Ragu Produk Asli atau Palsu? Simak 4 Tip Belanja Online Berikut agar Tidak Tertipu

Kompas.com - 25/11/2022, 15:53 WIB

KOMPAS.com – Di tengah perkembangan teknologi digital, tren belanja online di marketplace dan e-commerce semakin diminati masyarakat.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, nilai transaksi e-commerce di Indonesia, baik domestik maupun luar negeri, mencapai Rp 108,54 triliun sepanjang kuartal I 2022. Angka ini tumbuh 23 persen jika dibandingkan periode sama pada tahun lalu.

Sementara itu, berdasarkan riset Katadata, terjadi pertumbuhan jumlah transaksi berbelanja online pada kelompok konsumen berusia 36-45 tahun.

Pada 2020, konsumen berusia 36-45 tahun hanya mengambil porsi 19 persen dari total belanja online. Sementara pada 2021, angka ini meningkat menjadi 23 persen.

Kemudian, untuk kelompok usia 46-55 tahun, transaksi belanja online meningkat dari 3 persen pada 2020 menjadi 5 persen pada 2021.

Adapun transaksi belanja online masih didominasi generasi muda dengan rentang usia 26-35 tahun sebesar 45 persen. Kemudian, diikuti dengan transaksi dari konsumen usia 18-25 tahun sebesar 28 persen.

Seiring peningkatan tren belanja online, modus penipuan online juga masih kerap terjadi dan semakin beragam. Salah satu penipuan yang sering dialami konsumen adalah penjualan produk palsu.

Untuk menghindari hal itu, konsumen harus cermat ketika berbelanja online. Berikut adalah empat tip menghindari penipuan dengan modus penjualan produk palsu di marketplace.

  1. Cek harga

Saat membeli produk incaran, konsumen sebaiknya tidak tergiur dengan harga murah yang ditawarkan penjual. Pasalnya, produk palsu umumnya dijual dengan harga yang jauh lebih murah jika dibandingkan harga pasaran.

Meski demikian, sejumlah penjual juga menyiasati hal itu dengan memasang harga yang tidak jauh berbeda dengan harga asli. Agar tidak tertipu, konsumen dapat mengecek profil penjual dan ulasan yang diberikan konsumen lain.

  1. Kenali ciri produk asli

Keberadaan produk palsu di marketplace telah menjadi perhatian khusus produsen. Beberapa produsen pun gencar mengedukasi calon konsumen mengenai ciri khas (signature) produk asli mereka.

Sebelum belanja online, konsumen sebaiknya mencari tahu kekhasan produk asli yang diincar. Dengan demikian, konsumen tidak menjadi korban penipuan penjualan produk palsu.

  1. Waspada dengan klaim sepihak dari penjual

Banyak penjual tidak segan menyertakan kata “PastiOri” atau “Original”, meskipun barang yang dijual palsu.

Penjual lain bahkan menggunakan istilah, misalnya “grade super”, “grade ori”, atau “kw premium”, yang membingungkan konsumen. Padahal, semua istilah itu merujuk pada barang tiruan.

Untuk memastikan keaslian produk, konsumen bisa memilih penjual yang mendapat label atau jaminan orisinal dari marketplace.

  1. Belanja di official store

Cara teraman untuk mendapatkan produk asli di marketplace adalah belanja di official store. Official store dapat dipastikan hanya menjual barang asli dengan harga kompetitif.

Selain itu, umumnya official store juga sudah mendapat label jaminan orisinal dari marketplace. Bahkan, marketplace akan memberikan kompensasi senilai harga produk jika produk yang dijual terbukti palsu.

Tokopedia, misalnya, memberikan label Jaminan Pasti Ori bagi official store yang bergabung pada marketplace tersebut.

Sebagai informasi, Jaminan Pasti Ori adalah jaminan yang diberikan kepada pengguna Tokopedia untuk mendapatkan produk orisinal atas pembelian di official store Tokopedia.

Konsumen bisa membeli berbagai produk, mulai dari kebutuhan sehari-hari, gadget, elektronik, kosmetik, hingga fesyen orisinal, seperti Marks and Spencer, The Executive, dan Love Bonito, di official store Tokopedia. 

Yuk, segera cek aplikasi Tokopedia dan temukan beragam produk asli hanya di official store Tokopedia!

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau