Advertorial

Cegah Ancaman Resesi dengan Berinvestasi di Instrumen Ini

Kompas.com - 29/11/2022, 14:50 WIB

KOMPAS.com – Beberapa waktu belakangan, istilah resesi ramai diperbincangkan masyarakat luas. Hal ini tak lepas dari peringatan ancaman resesi global pada 2023 yang digaungkan oleh sejumlah tokoh pengamat dan lembaga ekonomi.

Meski tidak asing ditelinga publik, masih banyak orang yang belum mengetahui arti istilah ini. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk.

Hal tersebut tecermin dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Sejatinya, resesi disebabkan oleh berbagai faktor, seperti inflasi atau deflasi berlebihan, guncangan ekonomi mendadak, produksi dan konsumsi tidak seimbang, serta nilai impor lebih besar dari ekspor.

Resesi dapat berdampak negatif bagi masyarakat, baik bagi pengusaha maupun karyawan. Pasalnya, situasi ekonomi yang buruk mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.

Pada masa resesi, masyarakat akan lebih selektif menggunakan uang dan fokus pada pemenuhan kebutuhan utama. Imbasnya, keuntungan sektor usaha menurun karena masyarakat cenderung menahan pengeluaran.

Resesi juga dapat mengakibatkan perlambatan ekonomi. Kondisi ini membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya sehingga pemutusan hubungan kerja (PHK) akan sering terjadi. Bahkan, hal ini dapat menyebabkan perusahaan bangkrut dan berhenti beroperasi.

Investasi aman di tengah resesi

Seperti diberitakan Kompas.com Senin (10/10/2022), pengamat perbankan, keuangan, dan investasi Universitas Gadjah Mada (UGM) I Wayan Nuka Lantara PhD, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan melakukan revisi perencanaan keuangan dalam menghadapi resesi.

Untuk menghadapi resesi, imbuhnya, masyarakat wajib menyiapkan dana darurat. Selain itu, masyarakat dapat mencari alternatif tambahan penghasilan selain dari gaji tetap, seperti memanfaatkan hobi untuk bisnis, berjualan online, dan rutin berinvestasi.

Wayan pun menyarankan masyarakat untuk menggeser bobot investasi lebih banyak pada aset yang tergolong aman dan likuid, seperti deposito, emas, dan surat utang yang dikeluarkan negara. Pasalnya, jenis investasi yang likuid lebih mudah dicairkan sehingga dapat digunakan untuk keperluan mendesak.

Selain itu, investasi tabungan atau deposito mata uang asing atau valas, khususnya dollar AS,juga dapat dipertimbangkan. Pasalnya, selain menguntungkan, tabungan valas dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp 2 miliar. Dengan demikian, investasi ini tergolong aman dan memiliki risiko kecil layaknya tabungan biasa.

Selain itu, investasi tabungan valas juga memberikan berbagai keuntungan lain, seperti diversifikasi investasi, persiapan biaya pendidikan anak ke luar negeri, liburan ke luar negeri lebih mudah, mempermudah transaksi luar negeri, serta menghindari fluktuasi nilai tukar rupiah.

Dengan demikian, tabungan valas cocok untuk dijadikan pilihan diversifikasi investasi jika Anda sudah berinvestasi pada instrumen lain, seperti emas, obligasi, atau saham.

Hanya saja, bunga tabungan atau deposito valas di berbagai bank Indonesia relatif kecil. Menurut Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia pada 2022, rata-rata bunga deposito dalam dollar AS per Agustus 2022 hanya sebesar 0,87 persen per tahun. Jumlah ini relatif kecil ketimbang bunga deposito rupiah yang berada di atas 2 persen.

Lalu, bagaimana cara berinvestasi tabungan valas dengan imbal hasil bunga sebesar deposito rupiah? Caranya, Anda bisa mengikuti Asuransi Sun USD Guaranteed. Asuransi Sun USD Guaranteed merupakan asuransi jiwa sekali bayar dengan mata uang dollar AS yang memberikan manfaat meninggal dunia dan manfaat akhir kontrak.

Asuransi jiwa tersebut memberikan tiga keunggulan produktif. Pertama, #PastiMudah. Untuk mengikuti asuransi ini, nasabah cukup membayar premi 1 kali tanpa pemeriksaan medis.

Kedua, #PastiUntung. Tingkat imbal hasil asuransi dijamin sebesar 3,1 persen tanpa biaya apa pun. Imbal hasil ini lebih besar ketimbang bunga deposito valas di perbankan pada umumnya.

Ketiga, #PastiTenang. Nasabah bisa mendapatkan manfaat meninggal dunia sebesar 110 persen dari premi tunggal.

Asuransi Sun USD Guaranteed memiliki berbagai persyaratan. Salah satunya, usia masuk pemegang polis asuransi ini berkisar 18 tahun sampai 80 tahun. Kemudian, usia masuk tertanggung berkisar 30 hari sampai 60 tahun.

Untuk masa asuransi, Sun USD Guaranteed berlaku selama lima tahun. Masa pembayaran preminya dibayarkan sekaligus atau tunggal dalam sekali bayar. Adapun minimal premi yang harus dibayarkan nasabah sebesar 5.000 dollar AS.

Ketahui informasi lebih lanjut mengenai Asuransi Sun USD Guaranteed dengan mengeklik tautan ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com