Advertorial

Ikuti Jejak Optimisme Presiden Jokowi, Wali Kota Cilegon Dukung Pembuatan Produk Unggulan Lokal demi Kesejahteraan Masyarakat

Kompas.com - 03/12/2022, 12:59 WIB

KOMPAS.com – Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menjadi salah satu dari sepuluh wali kota yang diundang ke acara Kompas 100 CEO Forum ke-13 bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Acara tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Acara terdiri dari beberapa agenda, salah satunya adalah diskusi panel yang membahas seputar tantangan dan langkah percepatan pemulihan ekonomi pada 2023. Diskusi dipimpin oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam), serta Menteri Keuangan.

Diskusi juga melibatkan tujuh perwakilan sektor usaha yang turut menyampaikan aspirasi terkait upaya memanfaatkan beragam potensi yang dimiliki Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar untuk membangun strategi ekonomi yang kuat.

“Indonesia memiliki sumber daya alam, sumber daya manusia, dan bonus demografi. Diperkirakan pada 2030 nanti, kita memiliki 201 juta tenaga (kerja) produktif. Inilah kekuatan yang sering kita tidak sadari dan (ingin) saya ingatkan terus,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (3/12/2022).

Oleh sebab itu, lanjut Presiden Jokowi, Indonesia perlu membangun desain untuk memajukan ekonomi nasional. Salah satunya, menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil produk tertentu.

“Produk tersebut menjadi produk unggulan Indonesia dan didagangkan di tingkat internasional. Targetnya, negara-negara luar akan bergantung pada produk tersebut. Ini juga menjadi cara cepat untuk memajukan bangsa," ujar Presiden Jokowi.

Sebagai contoh, Presiden Jokowi menjelaskan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk baterai yang digunakan pada mobil listrik.

“Kita memiliki (sumber daya) nikel, tembaga, bauksit, dan timah. Tambang tembaga (ada) di Papua dan Sumbawa. Kemudian, tambang nikel di Sulawesi, serta bauksit di Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau. (Hal) yang kurang hanya lithium, bisa dibeli di Australia,” urainya.

Presiden Jokowi meyakini, ketika mobil listrik berhasil diproduksi dan digunakan secara massal di seluruh negara, maka Indonesia dapat menjadi salah satu negara pemasok baterai terbesar di dunia.

“Saya katakan kepada Menteri Investasi (Bahlil Lahadalia), Indonesia tidak akan perlu susah-susah memasarkan produk baterai. Mereka (negara-negara di dunia) yang akan datang sendiri ke kita,” ujarnya.

Selain itu, Presiden Jokowi juga optimistis apabila Indonesia berhasil menjadi pemasok baterai dalam skala besar, pemerintah dapat melanjutkan pembangunan ekosistem lainnya demi menggenjot roda perekonomian nasional.

“Kalau (produksi baterai) ini jadi, perkiraan saya pada 2026-2027 sudah terlihat lompatannya. Sebab, ke depan, produksi-produksi otomotif akan meninggalkan kendaraan konvensional menjadi kendaraan berbasis energi listrik,” tuturnya.

Menanggapi optimisme tersebut, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengatakan jika grand design yang disampaikan Presiden Jokowi adalah strategi brilian untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan mampu bersaing secara global.

Helldy juga sepakat bahwa produk baterai mobil listrik dapat membuat negara lain bergantung kepada Indonesia.

“Saya akui, itu adalah rencana brilian Pak Presiden untuk membawa Indonesia menuju level yang lebih tinggi. Menciptakan sebuah produk unggulan merupakan cara cepat untuk memajukan bangsa,” kata Helldy.

Oleh karena itu, Helldy juga akan melakukan hal yang sama untuk memajukan Kota Cilegon, yaitu membuat produk unggulan sendiri. Salah satunya adalah bahan bakar pengganti batu bara (co firing) yang terbuat dari olahan sampah segar.

“Kami sudah memproduksi co firing dari olahan puluhan ton sampah segar. Produk ini kami produksi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bagendung untuk digunakan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya,” papar Helldy.

Selain co-firing, Kota Cilegon juga menggandeng PT Krakatau Steel (KS) untuk memproduksi cangkul. Target produksi cangkul tersebut adalah para petani lokal, khususnya di daerah Cilegon dan Banten.

“Selama ini masyarakat kami beli produk pacul impor dari luar negeri. Sementara, bahan baku pacul itu asalnya dari Cilegon, (dibuat oleh) PT KS. Lah, kenapa enggak Cilegon saja yang membuat pacul? Itulah alasan dasar munculnya produk cangkul Cilegon,” tutur Helldy.

Selain dikenal sebagai daerah penghasil produk baja, kata Helldy, Cilegon juga merupakan sentra produk berbahan dasar plastik, salah satunya yang digunakan untuk membuat produk sedotan.

“Pabrik kimia penghasil bahan dasar plastik (berlokasi) di Cilegon. Sementara, setiap hari sedotan yang bahan dasarnya dari Cilegon, itu dibeli dari luar negeri. Maka itu, saya akan mendorong agar Cilegon memproduksi sedotan sendiri. Sedotan ini akan menjadi produk unggulan di Kota Cilegon sehingga daerah lain bergantung ke produk lokal kami,” ucapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com