Advertorial

Komitmen Berikan Pelayanan Terbaik ke Pelanggan, Pertamina Resmi Gunakan Digitalisasi Terintegrasi di 8 Depot Pengisian Pesawat Udara

Kompas.com - 08/12/2022, 10:22 WIB

KOMPAS.com – Selain menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) bagi mobil dan motor, Pertamina Patra Niaga selaku Subholding Commercial and Trading PT Pertamina (Persero) juga menyediakan avtur bagi maskapai penerbangan.

BBM tersebut disediakan Pertamina melalui depot pengisian pesawat udara (DPPU) dan proses refuelling avtur.

Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, peningkatan kebutuhan avtur, terutama di bandara-bandara besar di Indonesia, menuntut pihaknya untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan. Salah satunya melalui digitalisasi proses refuelling.

“Sebelumnya, refuelling dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan, penjadwalan, dan verifikasi volume pengisian avtur. Hal ini berpotensi terjadi human error. Dengan digitalisasi, diharapkan ada integrasi data dalam setiap proses refuelling,” ujar Riva dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (8/12/2022).

Pada akhir 2020, lanjut Riva, Pertamina telah berhasil mengimplementasikan digitalisasi refuelling. Teknologi pertama, yakni sistem digital ground operation (DGO), digunakan pada DPPU Soekarno Hatta Jakarta. Teknologi kedua, Pertamina Aviation Fuel Delivery Management (PADMA), diterapkan pada DPPU Sepinggan Balikpapan.

Demi memberikan pelayanan terbaik, Pertamina Patra Niaga telah mengoperasikan dan memperbanyak DPPU yang mengimplementasikan sistem DGO dan PADMA untuk mendukung proses refuelling.

Untuk DGO, sistem tersebut akan mulai diimplementasikan pada tiga DPPU, yakni Hasanuddin, Makassar; Ngurah Rai, Bali; dan Juanda, Surabaya.

Sementara untuk PADMA, sistem ini akan mulai digunakan di lima DPPU, seperti Halim Perdanakusuma, Jakarta; Kualanamu, Medan; Hang Nadim, Batam; Supadio, Pontianak; dan Minangkabau, Padang.

“Implementasi DGO dan PADMA di bandara-bandara tersebut bertujuan untuk memaksimalkan layanan pengisian refuelling pada maskapai. Sebab, 78 persen volume penyaluran avtur Pertamina dilakukan di delapan bandara ini. Jadi, kami harus memastikan layanan yang Pertamina Patra Niaga berikan benar-benar berjalan baik,” kata Riva.

Pertamina Patra Niaga telah mengoperasikan dan memperbanyak DPPU yang mengimplementasikan sistem DGO dan PADMA.Dok. Pertamina Pertamina Patra Niaga telah mengoperasikan dan memperbanyak DPPU yang mengimplementasikan sistem DGO dan PADMA.

Riva menambahkan, secara umum, tidak banyak perbedaan antara sistem DGO dan PADMA. Namun, sistem DGO dapat dikatakan lebih lengkap ketimbang PADMA. Sebab, DGO hadir dengan 23 fitur yang terintegrasi, mulai dari penjadwalan refuelling, penugasan operator, monitoring proses refuelling secara real-time, proses verifikasi, pembayaran, hingga proses laporan data pelanggan.

Sementara itu, PADMA merupakan bentuk inovasi internal Pertamina yang saat ini memiliki 13 fitur dengan fungsi yang sama seperti DGO.

“Perbedaan mendasarnya adalah DGO secara penuh dapat diautomasi dan terintegrasi. PADMA masih perlu menginput data sebelum benar-benar terintegrasi. Untuk memaksimalkan program digitalisasi, PADMA akan terus kami kembangkan fitur dan fungsinya. Setelah itu, baru kami lakukan penggunaan digitalisasi refuelling di DPPU lain secara bertahap,” terang Riva.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau