Advertorial

Bedah Buku Aldera, Pius Lustrilanang: Kaum Muda, Kritislah, dan Bela Rakyat

Kompas.com - 10/12/2022, 17:03 WIB

KOMPAS.com - Generasi muda Indonesia, termasuk para mahasiswa, diharapkan dapat memiliki jiwa yang gigih, kritis, siap berjuang untuk membela rakyat, serta menjaga demokrasi di republik ini.

Hal tersebut dikatakan aktivis sekaligus politikus, Pius Lustrilanang, yang hadir sebagai pembicara kunci pada acara Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 di Auditorium PPAG Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).

“Saya berharap buku ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang didiskusikan di ruang-ruang akademis, sekaligus ajakan untuk para mahasiswa dan kaum muda, agar kritis, gigih, siap berjuang ketika rakyat memanggil, untuk menjaga Indonesia yang demokratis,” ujar Pius dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/12/2022).

Aktivis mahasiswa asal Unpar itu menjelaskan, buku tersebut mengulas berbagai hal terkait perjuangan kaum muda menggapai demokrasi. Di antaranya, mengenai perjuangan menegakkan demokrasi, perlakuan rezim terhadap para aktivis, termasuk penahanan dan penculikan, serta dinamika gerakan mahasiswa pada 1993-1999.

Berbicara tentang gerakan mahasiswa era 1990-an, Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) tidak dapat dilupakan. Pasalnya, Aldera merupakan gerakan besar prodemokrasi yang berjuang bersama buruh, perempuan, agraria, lingkungan, masyarakat adat, dan gerakan demokrasi lainnya.

Semangat intelektual

Adapun nama Aldera pada judul buku tersebut diusulkan oleh Pius. Buku yang diterbitkan oleh Kompaspada 2022 ini tidak hanya mengurai catatan sejarah, tetapi juga inspirasi dan semangat intelektual untuk menegakkan demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan supremasi hukum.

Pius Lustrilanang memberikan pidato dan tanggapan di acara Kuliah Umum dan Beda Buku AlderaDok. HARIAN KOMPAS Pius Lustrilanang memberikan pidato dan tanggapan di acara Kuliah Umum dan Beda Buku Aldera

Di kampus Unpar pula, Pius menimba ilmu. Bersama teman-temannya, ia membangun Unit Studi Ilmu Kemasyarakatan (USIK), yakni unit kegiatan mahasiswa di kampus Unpar.

USIK pun turut bergerak bersama jaringan aktivis mahasiswa lainnya di Jawa Barat (Jabar) dan Indonesia dalam memperjuangkan keadilan, demokrasi, dan HAM. Para aktivis USIK Unpar ini mewarnai Aldera yang terlibat aktif dalam perjuangan politik kaum muda era 1990-an.

Fisip Unpar bangga

Sementara itu, Rektor Unpar Mangadar Situmorang PhD mengatakan gerakan prodemokrasi tersebut merupakan perjuangan seluruh elemen.

“Ketika membaca Aldera, (kita) bisa melihat bahwa untuk sampai ke posisi ini ada perjuangan yang dimulai dari idealisme pribadi, berkembang jadi idealisme beberapa orang, dan kini jadi gerakan yang lebih luas. Tidak hanya di Jabar, tetapi juga nasional,” ujarnya.

Suasana kegiatan kuliah umum dan bedah Buku Aldera (kiri-kanan), Dekan FISIP Unpar Dr Pius Sugeng Prasetyo, Dekan Fakultas Hukum Unpar Dr Liona Nanang Supriatna, moderator oleh Vida Alatas, dan Ketua Jurusan HI Unpar Elizabeth AS Dewi PhDDok. HARIAN KOMPAS Suasana kegiatan kuliah umum dan bedah Buku Aldera (kiri-kanan), Dekan FISIP Unpar Dr Pius Sugeng Prasetyo, Dekan Fakultas Hukum Unpar Dr Liona Nanang Supriatna, moderator oleh Vida Alatas, dan Ketua Jurusan HI Unpar Elizabeth AS Dewi PhD

Turut hadir sebagai narasumber, antara lain Dekan Fisip Unpar Dr Pius Sugeng Prasetyo, Dekan Fakultas Hukum Unpar Dr Liona Nanang Supriatna, dan Ketua Jurusan Hubungan Internasional (HI) Unpar Elizabeth AS Dewi PhD.

Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera tersebut juga telah dilaksanakan di sejumlah kota, seperti Jakarta, Palu, Makassar, Kendari, Yogyakarta, Cirebon, Gorontalo, dan Palembang. Pada Desember 2022, setelah digelar di Bandung, bedah buku Aldera akan dilakukan di Tarakan, Manado, dan Medan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau