Advertorial

Hindari Opsi PHK dengan Fondasi Sistem Keuangan yang Solid bersama Aspire

Kompas.com - 13/12/2022, 16:15 WIB

KOMPAS.com – Ada sejumlah hal yang wajib dipenuhi agar suatu usaha dapat terus berkembang secara sehat. Salah satunya, memiliki fondasi keuangan yang solid.

Perusahaan manajemen keuangan daring, Aspire, menemukan bahwa pelaku bisnis cenderung hanya fokus kepada sales, marketing, dan produk untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Mereka sering kali mengabaikan masalah manajemen keuangan yang sebenarnya merupakan aspek krusial.

Untuk mengatasi masalah itu, tim Aspire berupaya menghadirkan solusi keuangan all-in-one bagi pemilik usaha dan perusahaan dalam otomatisasi proses dan mengontrol keuangan sesuai anggaran.

Melalui solusi tersebut, Aspire berupaya membantu pelaku usaha dan bisnis untuk menghindari overspending, serta melaporkan status finansial terkini bagi pimpinan perusahaan.

Dengan demikian, pimpinan perusahaan tidak hanya dapat menghemat waktu dan sumber daya perusahaan, tetapi juga merencanakan langkah yang strategis untuk pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan, termasuk mengoptimalkan kinerja bisnis untuk meraih laba atau profit secara maksimal.

Selain itu, langkah tersebut juga dapat menghindarkan perusahaan untuk mengambil opsi pemutusan hubungan karyawan (PHK). Seperti diketahui, badai PHK belakangan ini tengah melanda perusahaan-perusahaan di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Tak hanya disebabkan oleh situasi ekonomi global, keputusan PHK yang diambil perusahaan juga kerap terjadi karena ketidaktepatan perencanaan bisnis. Utamanya, dalam perencanaan keuangan perusahaan.

Untuk mencegah hal tersebut, pemimpin perusahaan perlu mempertimbangkan perencanaan keuangan yang tepat. Ini dapat dicapai dengan sejumlah langkah, salah satunya dengan memanfaatkan platform manajemen keuangan yang dapat memonitor serta melacak keuangan perusahaan secara real-time dan transparan, seperti yang ditawarkan oleh Aspire.

Dalam memberikan layanan manajemen keuangan yang terintegrasi, Aspire menghadirkan beberapa layanan atau fitur penunjang.

Tampilan automasi manajemen keuangan dari Aspire.Dok. Aspire Tampilan automasi manajemen keuangan dari Aspire.

Pertama, fitur sistem approval yang membantu proses pencairan klaim atau tagihan secara otomatis setelah penanggung jawab menyetujui pencairan dana, atau jika klaim sesuai dengan ketentuan dan limit yang telah dialokasikan. Fitur ini juga membantu mengalokasikan daya beli (purchasing power) kepada karyawan atau tim yang berwenang. Perusahaan dapat menetapkan limit yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan setiap divisi atau proyek.

Kedua, fitur manajemen tagihan atau pengeluaran melalui dasbor Aspire yang terhubung secara otomatis dengan software pembukuan perusahaan. Tim dapat menyetel tanggal jatuh tempo dan status approval untuk memaksimalkan cash flow.

Ketiga, fitur manajemen pendapatan yang menerima piutang melalui virtual account. Fitur ini dikeluarkan otomatis untuk setiap tagihan dan terhubung langsung dengan software pembukuan perusahaan untuk menyampaikan informasi cash flow teraktual.

Keempat, fitur pembayaran multi-valas untuk transaksi dalam dan luar negeri. Dengan fitur ini, pemilik usaha dapat menghemat kurs nilai tukar dan mempermudah proses transfer internasional.

Menariknya, seluruh fitur tersebut dapat dikelola dalam satu dasbor. Hal itulah yang menjadikan Aspire lebih unggul dibandingkan layanan serupa, ditunjang dengan sistem yang dapat mengikuti perkembangan skala perusahaan sesuai dengan kebutuhan.

Dengan fitur-fitur tersebut, semua pengeluaran dapat tetap terkendali dan tercatat secara real-time untuk memonitor keuangan dan anggaran. Pemilik usaha juga dapat menyesuaikan anggaran sewaktu-waktu untuk memastikan tidak ada overspending ataupun pengeluaran yang tak perlu.

Andalkan sistem automasi demi efektivitas

Berdasarkan Laporan Keuangan 2030 yang dirilis oleh McKinsey, automasi pekerjaan manual dapat meringankan tugas eksekutif keuangan dalam pemrosesan transaksi. Bahkan, dengan automasi, eksekutif keuangan dapat meluangkan waktu 19 persen lebih banyak untuk fokus menjalankan fungsi strategis mereka dibandingkan 10 tahun lalu, ketika automasi keuangan belum diterapkan.

Eksekutif keuangan pun dapat fokus menjalankan tugasnya menjadi penasihat untuk pimpinan atau direksi perusahaan. Tak hanya itu, efektivitas waktu juga dapat membantu menekan dan menyeimbangkan pengeluaran perusahaan hingga 50 persen.

Sejalan dengan temuan McKinsey, tim Aspire pun sepakat bahwa automasi dapat mengurangi entri data manual yang rawan kesalahan. Sebab, dengan sistem yang saling terhubung, semua data dapat disinkronkan secara otomatis sehingga mampu mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan, terutama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan dari pekerjaan manual.

Akses laporan keuangan secara real-time.Dok. Aspire Akses laporan keuangan secara real-time.

Selain dengan automasi, memiliki infrastruktur keuangan yang solid juga dapat membantu bisnis bergerak lebih cepat melalui sistem pembagian tugas. Misalnya, daya beli dapat dialokasikan secara langsung kepada karyawan yang berwenang tanpa harus melewati proses administrasi yang panjang.

Dengan digitalisasi dan automasi proses manual, tim keuangan dapat bekerja dengan lebih efektif. Hal tersebut memungkinkan perusahaan menghemat biaya sumber daya manusia (SDM). Selain itu, perusahaan juga dapat mencari penawaran terbaik jika mereka memiliki waktu lebih untuk mempertimbangkan pembelanjaan mereka..

Urgensi manajemen keuangan online perusahaan

Dalam beberapa tahun terakhir, fungsi tim finansial telah berkembang, dari tugas pencatatan laporan back office hingga menjadi partner dalam mengambil keputusan strategis.

Co-Founder dan Direktur Aspire Giovanni Casinelli mengatakan, sebagian besar perusahaan teknologi juga telah menggunakan lebih dari 5 software dan platform yang berbeda-beda untuk mengelola keuangan operasional. Hal ini dilakukan untuk melacak dan mencari insight finansial perusahaan secara menyeluruh.

“Setiap usaha memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan menemukan platform yang menjawab kebutuhan manajemen keuangan operasional dalam setiap tingkat pertumbuhan perusahaan,” papar Giovanni.

Di sisi lain, Giovanni menemukan bahwa masih banyak pelaku usaha di Indonesia yang belum memahami pentingnya manajemen anggaran bisnis.

Menurutnya, kebanyakan pebisnis hanya berfokus pada pembukaan dan baru mengakses laporan keuangan pada akhir bulan, bukan secara real-time. Padahal, hal inilah yang menyebabkan overspending.

Menjawab permasalahan itu, Giovanni berupaya memberikan layanan kepada pelaku bisnis untuk memaksimalkan arus kas dan efektivitas operasional usaha melalui Aspire.

Menurut Giovanni, layanan Aspire dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pelaku usaha untuk menemukan pola performa bisnis setiap bulan, pengeluaran pada setiap kategori, divisi, serta vendor dalam membuat keputusan bisnis yang lebih cepat dan akurat.

“Kami ingin menjadi jawaban dari persoalan ini. Dengan Aspire, operasional perusahaan akan lebih efektif tanpa mengorbankan transparansi pengeluaran perusahaan,” ungkap Giovanni.

Lebih lanjut Giovanni mengatakan, Aspire juga menghadirkan layanan yang dapat membantu pelaku usaha untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih strategis dengan memberikan insight dan analisis performa melalui akun secara real-time.

Tampilan salah satu fitur dari Aspire.Dok. Aspire Tampilan salah satu fitur dari Aspire.

“Kami sedang dalam tahap merevolusi keuangan bisnis dan mengisi kekurangan sistem finansial konvensional. Aspire memiliki misi untuk menjadi partner all-in-one bagi generasi entrepreneur baru dan pelaku bisnis di Asia Tenggara,” papar Giovanni.

Untuk itu, sambungnya, Aspire juga tengah menjalankan beberapa strategi agar layanan mereka semakin dikenal. Salah satunya, dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan jasa akuntansi dalam menerapkan fondasi keuangan yang sehat bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menunjang kinerja tim finansial mereka

Giovanni melanjutkan, dengan beragam layanan dan fitur produk yang lengkap, Aspire juga bekerja sama dengan commanditaire vennootschap (CV) dan perizinan untuk memberikan platform finansial bisnis all-in-one untuk perusahaan baru.

“Melalui partnership ini, kami ingin membantu perusahaan untuk mengelola anggaran secara matang dan melacak pengeluaran secara real-time. Aspire meningkatkan efisiensi proses dan memberikan nilai tambah terhadap layanan yang ditawarkan partner kami,” ujar Giovanni.

Salah satu pelaku bisnis yang telah merasakan manfaat Aspire adalah Haus!. Dengan 225 outlet dan lebih dari 1.500 karyawan, Haus! menggunakan layanan software manajemen biaya dan pembelanjaan perusahaan Aspire untuk menskalakan bisnis mereka.

Kedua layanan itu membantu Haus! dalam mengelola pengeluaran tim yang terus berkembang tanpa melepas kendali dan transparansi pembelajaran anggaran.

Chief Executive Office (CEO) Haus! Yonathan Augustine mengatakan, tujuan pihaknya berlangganan software Aspire agar biaya marketing bisa dikelola langsung oleh tim terkait.

“Aspire banyak membantu kami dalam automasi manajemen pembayaran. Aspire juga membantu kami untuk melacak pengeluaran secara real-time untuk membuat keputusan yang tepat dan cepat,” ujar Yonathan.

Selain Haus!, Aspire juga telah membantu perusahaan di Indonesia lain, seperti eFishery, Pintu, Pinhome, Ayo Connect, dan Mamikos dalam meningkatkan efisiensi keuangan dan alur kerja mereka.

Solusi bisnis di masa depan

Dalam situasi makro ekonomi global saat ini, Giovanni melihat tren pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan atau pengadopsian strategi bisnis lain yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara.

Menurutnya, langkah tersebut diambil untuk memotong pengeluaran perusahaan.

“Momen yang terjadi saat ini adalah waktu yang sangat krusial bagi tim keuangan untuk memiliki fondasi yang kuat dan berinvestasi data ataupun platform yang dapat membantu mengambil keputusan strategis untuk bisnis untuk memaksimalkan profit tanpa harus melakukan PHK,” jelas Giovanni.

Untuk itu, Giovanni berharap, pihaknya dapat membantu perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan rintisan (startup), agar terus tumbuh secara sehat dengan memberikan insight dan platform finansial yang dibutuhkan agar sukses dalam menjalankan usaha melalui Aspire.

Dengan automasi dan perencanaan keuangan yang matang, Giovanni yakin Aspire bisa membantu perusahaan di Indonesia agar siap tubuh mencapai misi mereka.

“Hal itu sejalan dengan visi dan misi kami untuk melayani bisnis berkembang di Asia Tenggara serta menyediakan layanan sistem keuangan yang lebih baik, cepat, dan terjangkau di wilayah dengan potensi 100 miliar dollar AS yang belum tersentuh. Aspire bangga bisa berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan komunitas lokal di Indonesia,” sambung Giovanni.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com