Advertorial

Dukung Penanganan Kasus DBD, PT AIO Adakan Medical Discussion 2022 untuk Para Dokter

Kompas.com - 21/12/2022, 19:24 WIB

KOMPAS.com – PT Amerta Indah Otsuka (AIO) bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyelenggarakan Medical Discussion 2022 secara hibrida di Redtop Hotel & Convention Center, Jakarta Pusat, Sabtu (17/12/2022).

Penyelenggaraan acara tersebut merupakan bentuk dukungan AIO kepada tenaga kesehatan di Indonesia yang telah berperan dalam penanganan pandemi Covid-19. Acara ini juga selaras dengan filosofi AIO, yaitu Otsuka-people creating new products for better health worldwide.

Mengangkat tema "Warning Signs and Fluid Management for Dengue Infection in Children”, acara tersebut bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada para dokter mengenai penyebaran, diagnosis, dan tata laksana infeksi demam berdarah dengue (DBD).

Acara yang diikuti oleh 4.229 dokter dari seluruh Indonesia secara online dihadiri 129 dokter secara langsung itu juga memberikan nformasi terbaru terkait pengetahuan dalam penanganan demam pada anak yang terjangkit DBD.

Selain itu, dokter juga diberikan pemahaman terkait peran penting cairan elektrolit dalam terapi suportif pada kasus DBD.

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI dr Mohammad Adib Khumaidi, SpOT mengatakan bahwa PB IDI berusaha mendengarkan keinginan anggotanya.

“Melalui acara tersebut dan tema yang simpel tetapi penting, yaitu ‘Dengue Update’, PB IDI ingin terus berinovasi,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (21/12/2022).

Adib menambahkan, forum tersebut penting diikuti oleh dokter. Pasalnya, dokter diwajibkan untuk terus belajar seumur hidup karena berhadapan dengan nyawa manusia.

Adapun Medical Discussion 2022 dibagi menjadi beberapa sesi dengan pembicara dan tema yang berbeda.

Pada sesi pertama, dr Robert Sinto, SpPD-KPTI dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo membahas mengenai “Epidemiology and Diagnosis of Dengue”.

Ia mengatakan bahwa selama 2022, kasus DBD yang dilaporkan semakin meningkat ketimbang kurun waktu yang sama pada tahun lalu.

“Penegakkan diagnosis secara cepat dan tepat merupakan salah satu upaya menekan komplikasi dan kematian akibat DBD,” kata dr Robert.

Sesi diskusi berikutnya membahas topik mengenai “Tata Laksana Infeksi Dengue pada Orang Dewasa” dengan menghadirkan Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI.

Dalam pemaparannya, ia mengatakan bahwa sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia pada 2011, penderita DBD disarankan untuk mengonsumsi minuman elektronik isotonik.

“Saat ini, infeksi DBD dan Covid-19 menjadi masalah kesehatan yang dialami Indonesia. Menjaga kecukupan cairan tubuh, salah satunya dengan cairan elektrolit isotonik, merupakan hal penting yang perlu dilakukan saat terinfeksi,” ujar dr Leonard.

Kemudian, untuk memberikan panduan kepada dokter umum agar tidak panik ketika menangani anak pada kasus DBD, AIO mengangkat topik mengenai “Fever Management in Children Focus on Dengue” dengan menghadirkan narasumber dr Amar Widhiani, SpA(K) dari Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.

Ia menjelaskan, saat anak demam, kebutuhan cairan tubuhnya harus tercukupi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memberikan oral rehydration solution (ORS) atau minuman yang mengandung elektrolit.

“(Pemberian) ORS bisa dalam jumlah kecil dan volume dinaikkan secara bertahap sampai anak minum sesuai keinginan. Saat DBD memasuki fase demam pada anak, tujuan utama adalah supaya tidak dehidrasi,” kata dr Amar.

Menurutnya, sebagian besar atau 70 persen pasien DBD non-shocked dapat dirawat sebagai pasien rawat jalan dengan regimen dehidrasi oral atau minuman dengan kandungan elektrolit.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau