Advertorial

Penderita Diabetes, Kenali dan Waspadai Gejala Neuropati Diabetik

Kompas.com - 22/12/2022, 15:50 WIB

KOMPAS.com - Masalah kesehatan dapat diantisipasi dan diperiksakan sedini mungkin apabila seseorang menyadari gejala yang muncul untuk memudahkan pengobatan sekaligus mencegah perburukan kondisi.

Sebagai contoh, jika seorang penderita diabetes mulai merasakan kesemutan dan baal pada bagian kaki, bisa jadi orang tersebut mengalami neuropati diabetik.

Dokter Spesialis Neurologi Mayapada Hospital dr Manfaluthy Hakim, SpN (K), menjelaskan bahwa neuropati diabetik adalah gangguan pada saraf tepi yang mengakibatkan pada sistem saraf tepi terganggu.

Adapun saraf tepi berfungsi sebagai sistem penggerak, merasakan sensasi, dan otonom pada organ tertentu.

"Sekitar 70 persen neuropati disebabkan oleh diabetes. Untuk itu, seseorang yang memiliki riwayat diabetes wajib memeriksakan kesehatan karena penyakit ini memicu komplikasi yang mengarah pada sistem saraf," kata Manfaluthy.

Faktor risiko

Manfaluthy menyebutkan, neuropati diabetik sebagian besar disebabkan oleh diabetes.

Selain itu, ada pula beberapa faktor lain yang dapat memicu kemunculan penyakit tersebut. Pertama, disebabkan aktivitas fisik tertentu, seperti seperti bermain gadget, seperti smartphone terlalu lama.

Manfaluthy menjelaskan, aktivitas sederhana itu bisa menjadi pemicu neuropati diabetik jika dilakukan dalam waktu yang lama. Dalam kondisi yang lebih parah, bahkan dapat memungkinkan terjadinya cedera saraf.

"Masyarakat terbiasa menggunakan smartphone dalam posisi statis untuk waktu lama. Aktivitas ini dapat menyebabkan saraf menjadi cedera, terutama pada area tangan," ujar Manfaluthy.

Kedua, disebabkan oleh diabetes atau gangguan metabolik. Ketiga, defisiensi vitamin B atau kekurangan nutrisi dalam tubuh.

"Beberapa gejala tersebut dapat menyebabkan neuropati. Beberapa kasus juga terjadi karena faktor genetik atau adanya peradangan saraf akibat respons autoimun, merokok, dan terlalu banyak mengonsumsi alkohol,” jelas Manfaluthy.

Lebih lanjut Manfaluthy menjelaskan, seseorang dengan penyakit diabetes yang sudah menahun dan tidak menjaga asupan gula juga punya potensi mengalami neuropati diabetik yang lebih besar.

Selain itu, orang dengan gangguan ginjal dan obesitas atau kondisi berat badan berlebih juga memiliki risiko yang cukup besar untuk mengalami neuropati diabetik.

Gejala neuropati diabetik

Perlu diketahui, gejala neuropati diabetik ditandai dengan munculnya kesemutan dan rasa baal pada kaki. Pada tahap selanjutnya, gejala akan bertambah dengan munculnya rasa kram.

"Gejala neuropati diabetik umumnya terjadi pada kaki yang diawali dengan munculnya kesemutan dan rasa baal, lalu kram pada kaki. Gejala ini bisa juga terjadi di kedua kaki," jelas Manfaluthy.

Pada pasien diabetes, gejalanya bersifat sistemik dan dapat menyerang kedua kaki, khususnya pada bagian ujung dan telapak kaki.

Diagnosis dan pengobatan

Berdasarkan lokasi saraf yang mengalami kerusakan, neuropati diabetik dibagi menjadi empat jenis, yaitu mononeuropati, neuropati otonom, femoral neuropathy, dan neuropati perifer.

Gejala umum yang paling sering dijumpai pada pasien neuropati diabetik adalah mati rasa atau kesemutan. Bahkan, beberapa pasien juga muncul gejala, seperti rasa terbakar, terkena benda, dan rasa sakit yang amat mengganggu.

"Penderita neuropati diabetik akan merasakan baal ketika kaki terluka. Hal ini disebabkan karena gangguan sensorik. Hal ini juga disebabkan gangguan aliran darah yang tak lancar sehingga memicu gangren," ungkap Manfaluthy.

Jika pasien, khususnya pada penderita diabetes, memiliki gejala tersebut, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Biasanya, dokter akan mengajukan pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS) pada pasien.

"Jadi, kami menyarankan pasien diabetes untuk melakukan pemeriksaan KHS walaupun tidak memiliki masalah kesemutan. Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi," tutur Manfaluthy.

Teknologi KHS di Mayapada Hospital

Sebagai informasi, KHS merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan respons saraf, pemeriksaan sistem saraf otonom, tes filament, dan tes elektromiografi (EMG).

Dari pemeriksaan KHS, dokter akan menetapkan diagnosis dan menyarankan pengobatan untuk memperlambat perkembangan penyakit.

Diagnosis tersebut juga dapat membantu dokter menentukan tindakan yang tepat untuk meringankan rasa nyeri, mengembalikan fungsi tubuh, dan mencegah komplikasi.

"Saya sering menemukan pasien neuropati diabetik yang mengeluhkan kesemutan, nyeri, dan rasa panas di kaki. Beberapa pasien juga mengaku sering merasakan baal pada kedua kaki," ujar Manfaluthy.

Setelah mendengarkan keluhan pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengukur kekuatan otot dan motorik. Pasien juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang penting lain untuk menunjang diagnosis yang menyeluruh.

"Mayapada Hospital memiliki teknologi terbaru untuk pemeriksaan neuropati diabetik. Pihak rumah sakit bekerja sama dengan tim dokter multidisiplin untuk memberikan pengobatan pasien yang maksimal," papar Manfaluthy.

Sebagai informasi, Mayapada Hospital menghadirkan pelayanan gangguan saraf atau neurologi terbaik dan layanan diabetes yang lengkap melalui Tahir Neuroscience dan Diabetes Center.

Mayapada Hospital Tahir Neuroscience memiliki tim dokter multidisiplin untuk memberikan layanan komprehensif, mulai dari diagnosis, terapi, bedah, dan rehabilitasi untuk gangguan neurologi. Pasien yang membutuhkan rehabilitasi strok, neurodegeneratif, dan penanganan komplikasi saraf akibat penyakit lain, seperti diabetes, dapat menerima penanganan tepat di sini.

Layanan Diabetes Center Mayapada Hospital menyediakan layanan lengkap, mulai dari pencegahan, pengobatan, life support, hingga pendampingan komplikasi. Pasien yang membutuhkan penanganan komplikasi seperti rawat luka akibat diabetes dapat ditangani di Wound Clinic.

Mayapada Hospital memiliki tim dokter endokrin metabolik diabetes dan bedah vaskular berpengalaman.

Anda dapat berkonsultasi dan memeriksakan neurotik diabetik ke dr Herry Nursetiyanto, SpPD-KEMD, FINASIM, dr Nanang Soebijanto Sajoedi, SpPD, KEMD, FINASIM, FACE, dr Patrianef, SpB, SubspBVE(K), dr Yuliardy Limengka, BMedSc, SpB, SubspBVE(K), dan Dr dr Dono Antono, SpPD-KKV, FINASIM, FICA, di Mayapada Hospital Jakarta Selatan.

Selain itu, pasien juga dapat memeriksakan gejala neuropati diabetik ke dr Benjamin Sastro, SpPD dan dr Franky Yesaya Siahaan, SpBTKV di Mayapada Hospital Tangerang.

Ada pula dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES, Mayapada Hospital Kuningan dan dr Hans Tandra, SpPD-KEMD, PhD FINASIM, FACE, FACP di Mayapada Hospital Surabaya.

Untuk informasi lengkap dan booking appointment di Mayapada Hospital, Anda dapat mengunjungi tautan berikut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com