Advertorial

Stok Batu Bara Aman, PLN Pastikan PLTU Suralaya Tetap Beroperasi Selama Libur Nataru

Kompas.com - 25/12/2022, 19:53 WIB

KOMPAS.com – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten, tetap beroperasi selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023. Pasalnya, pasokan energi primer telah terpenuhi sampai 30 hari operasi (HOP).

Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Arifin Tasrif turut menjamin pasokan energi tetap tersedia selama liburan Nataru. Hal itu dia pastikan dalam kunjungannya ke PLTU Suralaya yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM Rida Mulyana pada Minggu (25/12/2022).

Menurut Rida, di PLTU Suralaya merupakan salah satu tulang punggung dari sistem kelistrikan di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).

"PLTU Suralaya signifikan perannya untuk sistem (listrik) di wilayah Jamali. Jadi, kita pastikan rantai pasoknya, mulai dari energi primer, kesiapan operatornya, hingga penyediaan listrik ke masyarakat bisa kita pastikan tercapai," ujar Rida.

Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Direktur Pembangkitan PLN Adi Lumakso, dan Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra.

Rida pun menilai, keandalan pasokan energi primer di PLTU Suralaya dapat menjadi salah satu kunci keamanan ketersediaan listrik saat ini, khususnya di wilayah Jamali.

Jika dibandingkan dengan momen Nataru 2022, kondisi pasokan batu bara di PLTU Suralaya sempat berada pada titik krisis. Saat itu, pasokan energi hanya mampu memenuhi HOP kurang dari tujuh hari.

Sementara itu, pada kesempatan terpisah, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa tahun ini PLTU Suralaya akan menyalurkan pasokan energi dengan kapasitas total 3.400 megawatt (MW). Pasokan batu bara juga akan mencapai 30 HOP.

Menurut dia, kapasitas tersebut akan memenuhi sekitar 12 persen dari kebutuhan listrik di sistem kelistrikan di wilayah Jamali. Dia pun mengaku optimistis bahwa ketersediaan pasokan energi selama Nataru 2023 tetap terjaga.

Kunjungan PLN dan Kementerian ESDM ke PLTU Suralaya, Minggu (25/12/2022). 

Dok. PLN Kunjungan PLN dan Kementerian ESDM ke PLTU Suralaya, Minggu (25/12/2022).

"Kalau Nataru tahun lalu kondisi pasokan batu bara di Suralaya agak kritis, tahun ini sangat baik, bahkan menjadi HOP terbaik sepanjang sejarah," ujar Darmawan.

Lebih lanjut, Darmawan menjelaskan, capaian tersebut tak terlepas dari upaya PLN untuk bersinergi dan berkoordinasi dengan pemerintah dan stakeholder di industri batu bara domestik demi memastikan ketersediaan pasokan energi primer.

Dari sisi pengawasan, sejak awal tahun 2022, PLN telah melakukan perubahan paradigma dalam monitoring dan pengendalian pasokan batu bara. Jika sebelumnya pengawasan hanya berfokus pada titik bongkar (estimated time of arrival atau ETA), kini berfokus di titik muat (loading).

Langkah pengawasan pun dilakukan tidak hanya secara fisik di lapangan, tetapi juga dengan integrasi sistem monitoring digital antara sistem PLN dengan sistem di kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM.

Sistem monitoring digital PLN tersebut dapat memberikan informasi target loading, lalu sistem di Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM akan mencatat realisasi loading dari setiap pemasok.

"Dengan sistem (monitoring) seperti ini, potensi kegagalan pasokan, baik karena ketersediaan batu bara maupun armada angkutannya, dapat dideteksi lebih dini,” tambah Darmawan.

Tak hanya itu, kata Darmawan, dengan sistem monitoring yang terintegrasi, tindakan untuk memperbaiki masalah juga dapat dilakukan sedini mungkin sehingga kepastian pasokan dapat lebih terjaga.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau