KOMPAS.com – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mencatatkan sejarah dengan meraih 15 penghargaan Program Penilaian Kinerja Perusahaan (Proper) Emas Tahun 2022 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Penghargaan tersebut diberikan kepada sejumlah pembangkit listrik milik PLN yang dinilai telah menjalankan tata kelola lingkungan baik.
Pembangkit tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati-B, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Paiton 1-2, PLTU Paiton 9, PLTU Indramayu, dan PLTU Rembang.
Kemudian, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok, PLTGU Perak Grati, PLTGU Priok, dan PLTGU Gresik.
Selanjutnya, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG) Pesanggaran dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Drajat.
Seluruh pembangkit listrik tersebut juga dinilai telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan emisi non-GRK, melakukan efisiensi sumber daya, baik pada aspek energi, pemakaian air, maupun penerapan prinsip reuse, reduce, recycle (3R) limbah, serta melakukan upaya konservasi ekosistem, baik darat maupun laut.
Kemudian, pembangkit listrik itu pun disebut telah melakukan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dan good corporate governance (GCG).
Tak hanya itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga mendapatkan penghargaan sebagai Chief Executive Officer (CEO) Green Leadership Utama. Penghargaan ini diberikan secara langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin kepada perusahaan yang telah menerapkan Social Future Fit Society.
Darmawan mengatakan bahwa penghargaan tersebut akan dijadikan penyemangat bagi PLN untuk terus mendukung transisi energi.
"Saya berterima kasih atas apresiasi tersebut. Penghargaan ini menjadi pelecut semangat bagi kami untuk terus berkontribusi melakukan transisi energi, menurunkan emisi, dan menjalankan proses bisnis yang berwawasan lingkungan," kata Darmawan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (29/12/2022).
Pada kesempatan itu, Ma'ruf Amin turut mengapresiasi pimpinan perusahaan yang terpilih menjadi CEO Green Leadership Utama serta perusahaan yang meraih Proper Emas karena berhasil mengelola lingkungan berkelanjutan.
Menurutnya, aksi-aksi nyata dalam mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan berkelanjutan membutuhkan partisipasi aktif dunia usaha.
"Saya ucapkan selamat kepada perusahaan penerima anugerah, terutama (perusahaan yang meraih) peringkat Emas dan para CEO yang menerima penghargaan Green Leadership. Kinerja perusahaan Saudara terbukti menjadi yang terdepan dalam pengelolaan lingkungan," kata Wapres.
Wapres berharap, keberhasilan Program Anugerah Proper dapat diikuti program-program lain yang melibatkan seluruh komponen secara lebih luas. Dia juga mendorong pelaku usaha untuk menghadirkan inovasi yang mengutamakan kelestarian lingkungan.
Sementara itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan, terdapat penambahan variabel dalam penilaian Proper 2022, yakni faktor Green Leadership.
Faktor tersebut dinilai penting. Pasalnya, konsistensi dalam mengimplementasikan kebijakan merupakan faktor kunci dalam kinerja lingkungan entitas bisnis.
"Faktor itu juga merupakan penjabaran kebijakan green economy, green industry, serta green technology yang sudah harus beraktualisasi guna menjawab tantangan nasional dan global,” ujar Siti Nurbaya.
Komitmen PLN
Darmawan menjelaskan, pada 2021, sektor pembangkitan listrik menghasilkan emisi sebesar 244 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e). Tanpa adanya intervensi, pada 2060, emisi ini akan mencapai lebih dari satu miliar ton CO2e per tahun.
"PLN berkomitmen mengurangi emisi tersebut menjadi nol atau net zero emission pada 2060. Kami melakukan ini bukan karena adanya perjanjian internasional atau regulasi lingkungan. Kami melakukan ini karena we do really care,” ucap Darmawan.
Untuk menurunkan emisi, lanjut dia, PLN telah menghapus rencana pembangunan 13,3 gigawatt (GW) PLTU. Upaya ini dapat menurunkan sekitar 1,8 miliar ton CO2 dalam 25 tahun ke depan.
Kemudian, PLN juga mengganti 1,8 GW PLTU dengan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT). Pembangkit listrik ini akan beroperasi sebagai baseload.
Langkah lain yang juga dilakukan PLN adalah mengurangi 800 megawatt (MW) PLTU dengan pembangkit gas yang dapat menurunkan emisi hampir 50 persen. Tidak hanya itu, sebanyak 1,3 GW PLTU yang sudah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) juga berhasil diterminasi. Upaya ini dapat menurunkan emisi sekitar 175 juta ton CO2 dalam 25 tahun ke depan.
Kemudian, PLN juga tidak lagi menambah pembangunan PLTU baru hingga 2023. Sebagai gantinya, PLN berencana menambah kapasitas EBT hingga 20,9 GW sampai 2030. Hal ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru.
“RUPTL tersebut bahkan disebut sebagai rencana paling hijau dalam sejarah Indonesia,” kata Darmawan.
Dia melanjutkan, seluruh pembangkit listrik milik PLN tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga menjadi episentrum perbaikan lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian, sebagai inovasi dalam transisi energi, PLN menerapkan co-firing biomassa untuk membangun ekosistem energi kerakyatan. Sampai 2022, PLN telah melakukan uji coba co-firing di 49 lokasi.
“Dalam waktu dua tahun, upaya tersebut telah berhasil mengurangi 800.000 ton emisi karbon,” kata Darmawan.
Dia melanjutkan, dalam lima tahun terakhir, PLN juga konsisten mengelola 100 persen limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Kemudian, PLN juga mendorong pemanfaatan limbah sehingga dapat membangun ekosistem ekonomi baru yang memantik pertumbuhan ekonomi sirkuler.
Di samping itu, PLN juga terus memanfaatkan fly ash and bottom ash (FABA) dari PLTU untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekaligus membangun sejumlah infrastruktur desa di sekitar PLTU, seperti jalan, jembatan, paving pencegah banjir, dan tetrapod penahan abrasi.
“FABA berhasil menggerakkan roda perekonomian berbasis kerakyatan menjadi bisnis, bahkan kawasan wisata baru. Kami juga melibatkan para perempuan untuk mengelola wisata," ujar Darmawan.
Pembangkit listrik PLN juga secara aktif memastikan ekosistem di sekitar area pembangkit terjaga dengan baik.
Upaya itu pun mencatatkan Indeks Keanekaragaman Hayati terjaga pada level 2-3. Artinya, ekosistem berada dalam kondisi stabil atau tidak ada tekanan. Langkah tersebut dilakukan dengan membangun penangkaran hewan terancam punah dan melakukan penanaman mangrove.
"Pada 2022, PLN melakukan penanaman mangrove pada area seluas 69 hektare (ha). Kami akan perluas area penanaman hingga lebih dari 150 ha pada 2023,” ucap Darmawan.
Kemudian, PLN juga melakukan upaya-upaya terukur untuk menggunakan sumber daya secara efisien. PLN memonitor serta mengevaluasi penggunaan air dan penggunaan energi pada instalasi pembangkit listrik PLN Grup melalui dashboard digital.
Menurut Darmawan, upaya tersebut merupakan kegiatan beyond compliance sebagai bagian dari komitmen PLN terhadap penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG).
“Dulu, kami hanya bertugas menyediakan listrik. Ke depan, kami juga harus menjaga kelestarian lingkungan. Dengan penguatan kinerja PLN, kapasitas nasional bangsa Indonesia pun menguat,” imbuh dia.