Advertorial

Riset Fisipol UGM Sebut PNM Mekaar Berkontribusi terhadap Penguatan Ekonomi Keluarga

Kompas.com - 20/01/2023, 18:54 WIB

KOMPAS.com – Kehadiran PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dinilai berhasil memberikan kontribusi terhadap penguatan ekonomi keluarga dan pemberdayaan perempuan dalam kepemimpinan di masyarakat.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada 1.600 responden nasabah, selain membantu memperkuat ekonomi masyarakat, kehadiran PNM Mekaar turut membawa dampak positif bagi pembangunan dan membantu upaya mencapai target sustainable development goals (SDGs)

Dekan Fisipol UGM Dr Wawan Mas’udi SIP, MPA mengatakan bahwa terdapat empat kontribusi penting PNM Mekaar dalam membantu penguatan ekonomi keluarga.

Pertama, melalui bantuan akses permodalan. Selain membantu penguatan ekonomi nasabah, kontribusi ini juga menjadi katup penyelamat di era krisis, terutama dalam dua tahun terakhir ketika pandemi Covid-19 terjadi.

Kedua, membantu perempuan menemukan ruang dan momentum untuk penguatan kapasitas dalam pengambilan keputusan, baik pada kelompok maupun kehidupan sehari-hari dalam keluarga.

“Upaya tersebut menjadi kunci dalam transformasi peran perempuan dalam ranah privat dan publik,” ujar Wawan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (20/1/2023).

Ketiga, PNM Mekaar mendorong kapasitas kepemimpinan nasabah dalam berperan sebagai ketua kelompok melalui program yang bertumpu bertumpu pada semangat pemberdayaan perempuan berbasis komunitas.

Keempat, PNM Mekaar membantu mengembangkan usaha nasabah dan menggunakan keuntungan usaha tersebut untuk sejumlah hal.

Menurut survei tersebut, sebanyak 84 persen nasabah menggunakan keuntungan usahanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, 65 persen untuk biaya kesehatan keluarga, dan 65 persen untuk membayar utang.

Tak hanya itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa sebanyak 41 persen responden menyatakan memiliki usaha yang stabil dan 35 persen mengaku mengalami peningkatan kondisi ekonomi.

“Tantangan bagi pengembangan program PNM Mekaar adalah penguatan inklusi keuangan melalui transformasi digital. Adaptasi menuju langkah digital tidaklah mudah. Sebab, jumlah responden yang memiliki rekening bank masih terbatas, yakni hanya 35 persen,” kata Wawan.

Wawan menambahkan, hal tersebut menunjukkan masih terbatasnya kesiapan infrastruktur teknologi oleh individu nasabah, baik akibat kondisi geografis maupun konteks sosial dan budaya yang beragam.

“Namun, digitalisasi akan membawa nilai strategis bagi pengembangan sistem PNM Mekaar karena dapat mengurangi risiko keamanan bagi para account officer (AO). Mereka kerap membawa uang nasabah secara tunai sebelum disetor ke kantor kas,” ucapnya.

Selain itu, lanjut wawan, digitalisasi juga lebih ramah lingkungan karena bisa mengurangi penggunaan kertas dan meningkatkan efisiensi proses administrasi.

Sebagai informasi, riset yang dilakukan UGM menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif pada rentang Mei hingga Agustus 2022.

Adapun metode kualitatif dilakukan melalui focus group discussion (FGD) dan in-depth interview dengan nasabah PNM Mekaar.

Metode tersebut juga dilakukan kepada AO selaku garda terdepan dalam melayani nasabah PNM Mekaar.

“Khusus untuk interview dan survei, riset dilakukan di delapan provinsi, yakni Daerah Istimewa (DI) Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan,” jelas Wawan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com