KOMPAS.com - PT Pos Indonesia (Persero) meluncurkan tiga layanan digital pada lini bisnis jasa keuangannya. Layanan tersebut adalah Pospay, Posfin, dan jasa kurir berupa Pos Aja.
Ketiga layanan itu dihadirkan sebagai bentuk transformasi digital yang dilakukan Pos Indonesia sekaligus untuk menepis stigma konvensional yang lekat dalam tubuh perseroan.
Pakar teknologi informasi, Onno W Purbo, mengatakan bahwa kesan konvensional dari perusahaan pelat merah itu terlihat dari masih banyak interaksi antara konsumen dan petugas di loket pos.
“Orang perlu tahu Pos punya aplikasi Pospay, Pos Aja, dan Posfin. Kalau orang sudah terbiasa pakai aplikasi tersebut, akan luar biasa dan kesan pos konvensional akan hilang. Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin, kementerian atau lembaga dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bertransformasi digital,” ujar Onno dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (7/2/2023).
Pria yang juga dijuluki sebagai “Bapak Internet” tersebut pun meyakini bahwa Pos Indonesia punya peluang besar untuk bersaing di bidang layanan jasa keuangan di masa depan. Hal ini mengingat Pos Indonesia punya sejarah sebagai perusahaan pertama yang turut membangun internet di Tanah Air.
Onno mengaku kerap berinteraksi dengan Pos Indonesia melalui Wasantara Net saat internet mulai hadir di Indonesia. Wasantara Net sendiri adalah perusahaan penyedia internet yang merupakan bagian dari Pos Indonesia. Perusahaan ini bertujuan untuk mengembangkan jaringan internet ke Kantor Pos di seluruh Indonesia.
“Pos Indonesia adalah institusi pertama di Indonesia yang melakukan perubahan di dunia digital. Saat itu, belum ada bank atau BUMN yang memakai internet. Dan yang paling keren sampai hari ini (adalah) Pos Indonesia (karena) punya outlet di seluruh wilayah Tanah Air hingga saat ini. Pos Indonesia adalah penyedia internetservice provider (ISP) yang paling besar pertama kali di Indonesia,” katanya.
Jika Indonesia melakukan transformasi digital, lanjut Onno, masyarakat akan bekerja dari mana pun dan kapan saja.
“Konsekuensinya, masyarakat membutuhkan media yang bisa memenuhi kebutuhannya dan itu dapat dimanfaatkan. Transformasi digital Pos Indonesia tidak bisa berjalan kalau tidak ada Posfin di layanan fintech, Pos Aja di layanan kurir, dan Pospay sebagai superapps,” tutur Onno.
Peluang besar
Saat ini, penyedia jasa keuangan digital di Indonesia masih tergolong sedikit. Bahkan, hal tersebut juga terjadi di negara lain. Oleh karena itu, Onno optimistis, potensi Pos Indonesia dalam melakukan penetrasi pasar cukup besar.
“Belum banyak negara atau kota menyediakan layanan seperti Pospay untuk menjangkau orang yang tidak punya rekening bank. Layanan ini memiliki potensi yang sangat dahsyat. Indonesia bisa menjadi contoh dunia dengan Pospay,” ucap Onno.
Untuk menambah jangkauan dan memperluas pengguna, Onno pun menyarankan Pos Indonesia untuk menyediakan jasa kurir dan pembayaran di platform e-commerce.
“Tempelkan ke platform e-commerce karena sebagian besar transaksi ada di situ. Jadi, ketika user memilih itu, sudah ada di platform toko online. Pos Indonesia bisa menyediakan barcode untuk pembayaran dan pengiriman barangnya juga bisa melalui Pos Indonesia. Tidak perlu data entry, tempel saja ke platform,” tegasnya.
Tak hanya itu, Onno juga menyarankan Pos Indonesia untuk meningkatkan potensinya agar bisa semakin berkembang. Pasalnya, Pos Indonesia memiliki segala yang dibutuhkan untuk bisa menjadi pemimpin dalam dunia bisnis.
Hal tersebut, jelas Onno, sudah sesuai dengan DNA Pos Indonesia sebagai pelopor layanan logistik dan kurir serta jasa keuangan yang hendak transformasi digital.
“Pos Indonesia mungkin satu-satunya perusahaan di Indonesia yang bisa menjangkau hingga ke masyarakat bawah. Bahkan, kurir mana pun tidak punya jaringan seperti Pos Indonesia. Perseroan hanya perlu membuat sistem informasi dan teknologi yang efisien serta efektif. Apalagi, sekarang sudah ada Pospay, Posfin, dan Pos Aja,” jelas Onno.
Selain itu, lanjut Onno, Pos Indonesia juga punya sejarah gemilang di bidang internet melalui Wasantra Net. Oleh karena itu, ia menyarankan fondasi tersebut dan aplikasi yang dimiliki Pos Indonesia untuk dikawinkan agar Indonesia bisa melakukan transformasi digital.
“Kuncinya adalah pendidikan, pendidikan, dan pendidikan,” tutur Onno.
Sementara itu, Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris menjelaskan bahwa pihaknya sudah bertransformasi digital dengan layanan jasa keuangan serupa perbankan.
“Pos Indonesia sudah sama seperti perbankan. Kami punya rekening giro dan dana masuk ke penerima secara real-time. Kami juga bisa buatkan rekening dan uangnya bisa diambil oleh penerima. Pokoknya, sama seperti perbankan. Keistimewaan Pos Indonesia adalah bisa mengantarkan langsung ke penerima. Jadi, kami sudah digital,” ujar Haris.