Advertorial

Bersama Blibli, Sustainable Lifestyle Kini Tidak Lagi Jadi Sekadar Tren

Kompas.com - 21/02/2023, 18:52 WIB

KOMPAS.com – Isu lingkungan jadi salah satu topik hangat yang dibahas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Nusa Dua, Bali, November 2022.

Pada KTT tersebut, para pemimpin dunia dari berbagai negara anggota G20, termasuk Indonesia, sepakat untuk mewujudkan visi net zero emission (NZE).

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan dapat mewujudkan visi tersebut selambat-lambatnya pada 2060.

Meski begitu, upaya tersebut tak bisa dilakukan sendiri. Maka dari itu, dibutuhkan juga peran aktif dari berbagai sektor, khususnya sektor bisnis ritel terkait masalah keberlanjutan alam dan lingkungan hidup melalui inisiatif sustainability.

Hasil penelitian dari perusahaan konsultasi global McKinsey menyebutkan bahwa pandemi telah mendorong percepatan adopsi digital hingga 53 persen pada hampir semua sektor di Asia.

Pada industri ritel, perubahan itu menyebabkan banyak toko tutup lantaran masyarakat cenderung menyukai belanja online dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Meski demikian, konsumen akan pengalaman berbelanja langsung masih tetap ada. Hanya saja, mereka berharap, fungsi yang berbeda dari sebelumnya, seperti efektivitas pengiriman produk serta kemudahan bertransaksi dari integrasi offline dan online atau omnichannel.

Perkembangan aktivitas belanja online dan offline yang terintegrasi mendorong terjadinya penguatan agenda sustainability. Agenda tersebut amat diperlukan demi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Tak dapat dimungkiri, besarnya perkembangan aktivitas belanja online turut meningkatkan penggunaan plastik sebagai pembungkus barang oleh penjual di e-commerce.

Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) menyebutkan, penggunaan plastik pada paket belanja mencapai 96 persen di Indonesia pada 2020.

Bahan plastik tersebut juga termasuk pada benda, seperti selotip, bubble wrap, dan plastik tebal. Hal ini pun menjadikan e-commerce sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di Indonesia seiring dengan peningkatan jumlah penggunanya yang mencapai 212,2 juta pada 2023.

Blibli Cinta Bumi

Sebagai platform yang mengusung visi kolaboratif untuk menjadi ekosistem e-commerce hijau pertama di Indonesia, Blibli turut mendukung penumbuhan gaya hidup berkelanjutan melalui produk ramah lingkungan.

Upaya tersebut Blibli wujudkan melalui kampanye Blibli Cinta Bumi sejak 2020. Lewat kampanye ini, Blibli mengajak masyarakat umum, khususnya pelanggan dan mitra penjual (seller) Blibli untuk peduli terhadap permasalahan lingkungan.

Dalam menyukseskan misi tersebut, Blibli membuatkan halaman khusus Blibli Cinta Bumi pada platform e-commerce-nya.

Adapun halaman Blibli Cinta Bumi memuat kurasi produk ramah lingkungan dari berbagai kategori, mulai dari kerajinan dan dekorasi, kuliner, kesehatan dan kecantikan, fesyen wanita, fesyen muslim, ibu dan anak, hingga green technology.

Kolaborasi dan pelayanan wujudkan keberlanjutan

Selain mengampanyekan Blibli Cinta Bumi, platform e-commerce ekosistem hijau pertama di Indonesia ini juga menegaskan komitmennya terhadap inisiatif sustainability sebagai kontribusi nyata pada lingkungan.

Komitmen itu direalisasikan melalui kolaborasi berbasis konsep ekonomi sirkular dengan memanfaatkan kembali barang-barang sisa konsumsi atau produksi. Upaya ini menjadi solusi persoalan sampah, mulai dari pengumpulan, pengangkutan, hingga pembuangan.

Lewat semua cara tersebut, kini sampah dapat diolah menjadi produk dengan kemanfaatan baru setelah dilakukan pemilahan. Langkah strategis ini pun dinilai dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat. Upaya dari Blibli itu juga sejalan dengan perkembangan pasar di Tanah Air.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil studi McKinsey pada 2019, konsumen Indonesia menduduki urutan ke-3 di Asia dalam hal kepedulian konsumsi produk berkelanjutan.

Pada studi tersebut, sebanyak 75 persen responden mengaku bersedia untuk membayar sustainable packaging dan 80 persen menunjukkan kepedulian pada kemasan yang ramah lingkungan.

Selain itu, riset YouGov bertajuk Three-Quarters of People in Indonesia Prefer Brands That Are Sustainable pada 2022 juga menyebutkan bahwa tiga dari empat masyarakat Indonesia (77 persen) bersedia membayar lebih besar untuk produk eco-friendly.

Dengan demikian, upaya-upaya ramah lingkungan bukan lagi sebuah tren, melainkan bentuk komitmen yang semakin menguat di masyarakat.

Namun, sinergi dari berbagai pelaku usaha tetap dibutuhkan untuk mewujudkan visi ekonomi sirkular dan membudayakan gaya hidup ramah lingkungan.

Tak hanya itu, melalui program Pasti Puas, Pasti di Blibli, Blibli turut menghadirkan e-bike sebagai sistem operasional dalam bidang logistik yang eco-friendly

Pengadaan transportasi ramah lingkungan untuk armada kurir itu diharapkan dapat menjadi pionir dalam menegaskan komitmen Blibli sebagai sustainable e-commerce.

Itu tadi berbagai inisiatif dari bagian kampanye Blibli Cinta Bumi yang merupakan komitmen Blibli untuk bisa menjadi e-commerce ekosistem hijau terdepan di Indonesia.

Blibli juga bertujuan untuk mendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, terutama pada kaum marjinal melalui upaya penanaman pohon kembali (reboisasi) dan inisiatif Langkah Membumi.

Ke depan, Blibli berharap, lebih banyak lagi pelanggan yang terlibat dan berpartisipasi aktif dalam mendukung inisiatif sustainability untuk mencapai NZE Indonesia pada 2060.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com