Advertorial

Gelar Sosialisasi Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Ajak Tenaga Pendidik Wujudkan Pembelajaran Berkualitas

Kompas.com - 06/03/2023, 09:00 WIB

KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI) kembali menyosialisasikan Kurikulum Merdeka kepada tenaga pendidik Indonesia. Kali ini, sosialisasi dilakukan secara daring melalui webinar berjudul “Mewujudkan Pembelajaran Berkualitas bagi Semua Melalui Kurikulum Merdeka”.

Adapun narasumber pada acara tersebut adalah Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mampang Prapatan 02 Pagi Yeyet Husnawati, dan Kepala Sekolah Dasar (SD) Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan Baharudin. Webinar ini dipandu oleh Editor Kanal Edukasi Kompas.com Yohanes Enggar.

Peserta webinar yang merupakan tenaga pendidik, pelajar, dan masyarakat umum menghadiri rangkaian acara melalui Zoom. Acara ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kompasiana.

Pada webinar tersebut, narasumber memaparkan kegiatan yang terdapat pada Kurikulum Merdeka. Salah satu penerapannya terlihat pada program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakulikuler.

Berkaca dari penerapannya, Yeyet menilai penerapan intrakurikuler berbeda ketimbang pelajaran pada kurikulum sebelumnya. Sebagai contoh, pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Kurikulum Merdeka dipadukan menjadi satu pelajaran.

“Kurikulum Merdeka lebih berpusat pada kebutuhan siswa. Jadi, pada kegiatan ekstrakurikuler, dilakukan pemetaan sehingga anak-anak bisa memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat setiap siswa,” ujar Yeyet dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (4/3/2023).

Selain memaksimalkan potensi siswa, Kurikulum Merdeka juga mengharuskan tenaga pendidik untuk mengikuti perkembangan pendidikan yang sesuai dengan kemajuan zaman.

Sementara itu, Baharudin menilai, program-program yang dimuat dalam Kurikulum Merdeka relevan dengan karakteristik siswa di masa kini.

“Sebagai penerapan Kurikulum Merdeka SD Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan, kami membangun konsep bernama ‘Manusia, Mengubah Mindset, Management, Motivasi, dan Mengajarkan’ atau 5M. Konsep ini kami jalankan dengan konsep lanjutan bernama ‘Komitmen, Kolaborasi, Kondisi, Konsisten, dan Kurikulum’ atau 5K,” ujar Baharudin.

Selain itu, lanjutnya, ada pula tiga pilar pembelajar yang dipegang teguh, yakni orangtua, siswa, dan guru. Ketiga pilar ini harus turut serta berperan untuk sama-sama belajar, bergerak, menggerakkan, dan digerakkan untuk kemajuan pembelajaran.

Keunikan lain dari Kurikulum Merdeka terletak pada program kokulikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau 5P. Konsep ini memuat pembinaan karakter yang cocok dengan anak-anak. Sebab, terdapat kompetensi bernama Profil Pelajar Pancasila yang memuat poin beriman kepada Yang Maha Esa, berkhebinekaan global, gotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.

Konsep tersebut juga memberikan tantangan tersendiri bagi para siswa karena diperbolehkan merancang proyeknya sendiri.

“Konsepnya dari siswa, untuk siswa, dan akan kembali pada siswa lagi,” tambah Baharudin.

Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo pada webinar ?Mewujudkan Pembelajaran Berkualitas bagi Semua Melalui Kurikulum Merdeka?. Dok. KOMPASIANA/Like Permata Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo pada webinar ?Mewujudkan Pembelajaran Berkualitas bagi Semua Melalui Kurikulum Merdeka?.

Pada kesempatan yang sama, Anindito menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka diciptakan untuk membentuk manusia yang merdeka, berkarakter, dan berkompetensi sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Hal tersebut, kata Anindito, hanya dapat diterapkan apabila para pendidik merdeka bisa menerjemahkan kurikulum sesuai kebutuhan dan konteks.

“Cara paling efektif dan terbaik bagi tenaga pendidik untuk bisa memulai Kurikulum Merdeka adalah dengan belajar dari sesama kepala sekolah dan guru. Muatan capaian pembelajaran dapat dikelola pendidik sebagai mata pelajaran tersendiri, tematik, integrasi atau sistem blok,” ujar Anindito.

Melalui webinar tersebut, Kemendikbudristek berharap bahwa Kurikulum Merdeka bisa menjadi tonggak pembelajaran berkualitas yang menghasilkan putra-putri bangsa berkarakter Pancasila dan berprestasi hingga ke kancah dunia.

Untuk mengumandangkan Kurikulum Merdeka ke masyarakat luas, Kemendikbudristek bersama Kompasiana mengadakan kompetisi blog berhadiah total senilai belasan juta rupiah untuk para tenaga pendidik, pemerhati pendidikan, pelajar, mahasiswa, orangtua, dan blogger.

Peserta bisa berbagi cerita, ide, dan opini tentang Kurikulum Merdeka dalam kompetisi tersebut. Kompetisi ini berlangsung mulai Sabtu (4/3/2023) hingga Minggu (2/4/2023).

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com