Advertorial

Ini Cara Latih Anak Berpuasa untuk Pertama Kali

Kompas.com - 13/03/2023, 16:30 WIB

KOMPAS.com – Sebagai salah satu kewajiban umat Islam, ibadah puasa hendaknya diajarkan kepada anak sejak dini.

Meski tidak ada patokan waktu yang tepat untuk mulai belajar puasa, psikolog anak Adriani Purbo menyarankan kepada orangtua untuk mulai mengenalkan suasana puasa Ramadhan, seperti sahur, buka puasa, dan salat tarawih, sejak anak berusia tiga tahun.

Dikutip dari buku Sukses Melatih Anak Berpuasa karya Ummu Qhania, Adriani berpendapat, berdasarkan tahapan perkembangannya, anak berusia bawah lima tahun (balita) baru mampu menerima hal-hal yang dirasakan secara nyata.

“Sebagai contoh, orangtua dapat mengajak anak sahur. Namun, biarkan proses ini berjalan alami. Jadi, orangtua sebaiknya tidak memaksa Si Kecil untuk bangun,” ujar Adriani seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (3/5/2020).

Seiring perkembangan anak, usia 5-7 tahun dinilai sebagai waktu yang pas untuk mengajak anak berpuasa secara bertahap sebelum akhirnya dapat berpuasa penuh.

Dokter Spesialis Anak Primaya Hospital Bekasi Barat dr Ayi Dilla Septarini SpA mengatakan bahwa anak-anak pada usia tersebut cenderung mulai dapat berpikir kritis.

“Rentang usia tersebut menjadi masa paling penting (untuk memperkenalkan banyak hal) dalam kehidupan mereka,” ujar Ayi sebagaimana diberitakan Kompas.com, Senin (29/3/2021).

Oleh sebab itu, sebelum meminta anak berpuasa, orangtua perlu menjelaskan hakikat berpuasa, termasuk makna dan manfaatnya. Dengan memahami hal tersebut, anak dapat lebih termotivasi untuk menjalankan ibadah puasa.

Aktivitas menyenangkan

Ayi menjelaskan, momen pertama berlatih puasa menjadi masa penyesuaian tubuh terhadap rasa lapar. Tak heran, anak-anak akan terlihat lemas dan mudah mengantuk. Kondisi ini pun berpotensi membuat anak rewel.

“Biarkan mereka menghabiskan waktu untuk tidur siang, tetapi jangan sampai berlebihan,” kata dia.

Agar momen puasa pertama berjalan lancar, Ayi menyarankan kepada orangtua untuk mengajak anak melakukan berbagai aktivitas menyenangkan, seperti belajar, mengaji, membaca buku, membuat karya sederhana, dan mewarnai.

Dengan kesibukan tersebut, anak akan merasa bahwa waktu seakan berlalu dengan cepat. Tanpa disadari anak, waktu berbuka puasa pun tiba.

Ayi melanjutkan, pada masa berlatih puasa, orangtua sebaiknya tidak memaksakan anak untuk berpuasa sehari penuh. Sesuaikan waktu berbuka puasa dengan kemampuan anak secara bertahap.

“Perlu diingat bahwa puasa bagi anak bukan berarti tidak boleh makan selama sehari penuh, melainkan menunda waktu makan siang,” jelas Ayi.

Sebagai contoh, jika anak biasa makan siang pada pukul 12.00, orangtua bisa menunda sesi tersebut hingga pukul 14.00. Setelah itu, puasa bisa dilanjutkan hingga waktu Magrib tiba.

Seiring waktu berjalan, anak biasanya akan memiliki peningkatan ketahanan terhadap rasa lapar. Pada akhirnya, mereka bisa berpuasa sesuai ketentuan.

Hal lain yang tak kalah penting adalah mengajarkan anak pola dan gaya makan yang tepat ketika berpuasa.

Sebagai contoh, ajarkan anak untuk tidak minum minuman dingin ketika sahur. Sebab, hal ini dapat membuat tubuh lebih mudah haus.

Orangtua juga sebaiknya memberi pemahaman kepada anak untuk tidak terlalu banyak makan saat berbuka. Pasalnya, makan berlebihan hanya akan membuat perut terasa tidak nyaman.

Pastikan anak mendapat nutrisi cukup dan seimbang

Tak kalah penting, orangtua juga perlu menyiapkan asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan anak saat berpuasa.

Asupan makanan tersebut harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air yang cukup. Seperti diketahui, gizi seimbang merupakan aspek penting dalam proses tumbuh kembang anak.

Sebagai informasi, makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, serat, dan protein nabati bisa memberikan rasa kenyang lebih lama. Hal ini dapat membantu anak selama belajar puasa. Adapun kandungan ini dapat ditemukan pada nasi merah, jagung, kentang, tahu, dan tempe.

Berikan juga mereka protein hewani yang berasal dari ikan, ayam, daging, telur, dan susu. Kemudian, sebagai sumber vitamin serta mineral, pastikan anak-anak mengonsumsi sayur dan buah.

Selain itu, orangtua juga bisa memberikan susu anak yang enak bernutrisi, yakni susu bubuk Morinaga Chil*Go!.

Untuk diketahui, susu bubuk Morinaga Chil*Go! mengandung perpaduan nutrisi berkualitas dari 14 vitamin dan 7 mineral, termasuk 9 asam amino esensial. Berbagai kandungan ini mendukung pemenuhan nutrisi anak saat berpuasa.

Beberapa kandungan penting dalam susu bubuk Morinaga Chil*Go! adalah vitamin A, C, dan E, serta zink. Kandungan ini berperan penting dalam pembentukan sel imun.

Vitamin A sendiri juga dapat membantu melindungi saluran pencernaan anak, termasuk saat berpuasa.

Selain itu, susu bubuk Morinaga Chil*Go! juga tinggi kalsium yang berfungsi menjaga kekuatan tulang. Susu ini pun mengandung vitamin D yang membantu penyerapan kalsium dalam tubuh.

Kemudian, susu bubuk Morinaga Chil*Go! juga dilengkapi dengan serat pangan (inulin). Kandungan ini membantu meningkatkan jumlah bakteri baik, yaitu bifidobacterium dan lactobacillus, secara signifikan pada saluran cerna.

Kedua bakteri baik itu dapat mencegah konstipasi dan membantu anak untuk buang air besar (BAB) lebih teratur, terlebih ketika pola makan anak berubah saat berpuasa.

Selain itu, bakteri tersebut juga membantu meningkatkan fungsi pertahanan saluran pencernaan sehingga mendukung daya tahan tubuh.

Susu bubuk Morinaga Chil*Go! juga mendukung perkembangan otak anak berkat kandungan minyak ikan, omega 3 dan 6, serta kolin yang merupakan zat gizi esensial untuk menunjang perkembangan sel saraf serta fungsi memori.

Sebagai informasi, susu bubuk Morinaga Chil*Go! hadir dalam bentuk sediaan susu bubuk untuk anak usia 1+ dan 3+. Susu ini dapat dikonsumsi dua kali sehari, yakni setelah sahur dan saat berbuka puasa.

Sebagai susu pendamping, orangtua juga bisa memberikan susu cair steril Morinaga Chil*Go!. Produk ini dapat menjadi camilan enak bernutrisi ketika berbuka puasa.

Informasi lebih lanjut mengenai Morinaga Chil*Go dapat ditemukan melalui tautan berikut.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau