KOMPAS.com - Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) atau Indonesia Oil Palm Research Institute (IOPRI) menyelenggarakan International Oil Palm Conference (IOPC) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Selasa (14/3/2023) sampai Kamis (16/3/2023).
Acara bertema “Coping the Matters, Ensuring the Future” tersebut seyogianya digelar pada 2022. Karena pandemi Covid-19, IOPC 2022 diselenggarakan pada 20223.
Dalam sambutan acara, Kepala PPKS Dr M Edwin Syahputra Lubis mengatakan, IOPC 2022 di Bali dihadiri oleh lebih dari 900 peserta yang berasal dari kementerian dan lembaga, praktisi dari Industri kelapa sawit, peneliti, akademisi, serta asosiasi masyarakat kelapa sawit baik, dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Kami berharap, penyelenggaraan IOPC dapat menjadi ajang eksibisi untuk memberikan kesempatan bagi para delegasi agar dapat berbagi dan mendiskusikan berbagai isu terkini. Utamanya, tentang produk dan teknologi serta kajian terkait lingkungan, bisnis, dan sosial ekonomi di industri kelapa sawit,” ujar Edwin dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (16/3/2023).
Gelaran IPOC kali ini juga diharapkan dapat membantu mengidentifikasi tantangan yang ada pada industri kelapa sawit melalui berbagai bidang, seperti pertanian dan bioteknologi, pengembangan produk, teknologi pengolahan, dan bioenergi, serta lingkungan, sosial ekonomi, dan bisnis.
Tak hanya itu, melalui penerapan strategi volatility, uncertainty, complexity and ambiguity (VUCA), para pelaku di industri kelapa sawit juga berharap dapat melewati berbagai tantangan dan menciptakan masa depan yang baik bagi industri kelapa sawit dalam negeri.
3 pilar pengembangan industri kelapa sawit
Salah satu pembicara di sesi opening ceremony, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) Muhammad Abdul Ghani, menjelaskan bahwa terdapat tiga pilar dalam pengembangan industri kelapa sawit, yaitu penelitian, peremajaan (replanting), dan iklim yang baik.
Terkait pengembangan, saat ini, PTPN III bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tengah menginisiasi research and development untuk minyak sawit merah.
“Pilar tersebut akan menjadi proyek strategis nasional dalam meningkatkan kesehatan dan kecerdasan masyarakat (anti-stunting). Tak hanya itu, dalam rangka hilirisasi, PTPN III juga sedang merencanakan pembangunan pabrik biodiesel,” ujar Abdul Ghani.
Pada acara tersebut, BPDPKS turut membawa hasil riset dari Pusat Rekayasa Katalis Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berhasil mengembangkan teknologi produksi bensin sawit dengan nilai oktan 93 dan 102.
Bensin tersebut telah diuji coba pada kendaraan bermotor untuk melakukan perjalanan dari Bandung, Jawa Barat (Jabar) sampai ke Sabang, Aceh.
Selain itu, ada juga hasil riset dari para mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang berinovasi dengan menciptakan alat pengolahan kecap dari bungkil kelapa sawit yang dinilai berpotensi untuk menggantikan kedelai.
“Semoga kegiatan ini (IPOC 2022) dapat menjadi sarana komunikasi antara stakeholder kelapa sawit, peneliti, akademisi, industri, dan komunitas kelapa sawit untuk dapat memajukan industri kelapa sawit nasional,” jelas Abdul Ghani.
Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rachman Ferry Isfianto menuturkan bahwa Kementerian BUMN adalah lembaga yang bertanggung jawab terhadap perusahaan milik negara, termasuk PPKS yang berada dalam grup PTPN.
“Kementerian BUMN mendukung penuh hal-hal yang terkait dengan dukungan kebijakan untuk memajukan industri kelapa sawit nasional. Melalui penelitian yang baik, Indonesia memastikan untuk dapat menjadi pemimpin komoditas strategis kelapa sawit,” terang Rachman.
Untuk diketahui, IOPC 2022 juga memiliki sesi panel diskusi dengan tema “Prospect of Oil Palm Industry Development” yang dimoderatori oleh Prof (Ris) Didiek H Goenadi.
Terdapat tiga topik utama yang diangkat pada sesi tersebut. Pertama, Research in Responding the Challenges in Palm Oil Industry bersama Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara Dr Iman Yani Harahap selaku narasumber.
Kedua, Future Oil Palm Industry: Plant Breeding and Seed Business Perspective bersama Ketua Forum Komunikasi Produsen Benih Sawit Indonesia (FKPBSI) Dr Dwi Asmono.
Ketiga, Indonesian Government Roles in Ensuring the Future of Oil Palm Industry: Coping the Market Volatility bersama anggota BPDPKS Arfie Thahar.
Adapun salah satu panel tersebut menghasilkan kesimpulan terkait peran penting bidang perbenihan (breeding) kelapa sawit yang dinilai dapat menjadi kunci utama terhadap kesuksesan industri kelapa sawit.
Saat ini, kelapa sawit Indonesia sudah memasuki masa-masa peremajaan untuk dapat terus meningkatkan produktivitasnya.
Meski memiliki kemampuan dalam menghasilkan bibit unggul, industri kelapa sawit di Indonesia juga harus diimbangi dengan keberadaan teknologi perbenihan yang modern.
Oleh karena itu, peran dari pemerintah, terutama dalam hal pemanfaatan dana sawit BPDPKS, diharapkan dapat mendukung hal tersebut.
BPDPKS sendiri siap mendukung industri lokal melalui dana riset untuk teknologi benih kelapa sawit agar dapat diaplikasikan pada program strategis nasional seperti peremajaan sawit rakyat.