KOMPAS.com – Subholding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kepelabuhanan Pelindo, PT Pelindo Solusi Logistik atau SPSL, berupaya untuk mendorong ekspor Indonesia di tengah dinamika perekonomian global.
Dukungan SPSL diberikan melalui komoditas ekspor unggulan Indonesia pada sektor non-industrial revolution (IR) 4.0, yakni industri perikanan. Salah satunya adalah pengiriman ekspor perdana ikan layur beku ke China sebanyak 29 ton.
Direktur Utama SPSL Joko Noerhudha mengatakan bahwa pasca-penggabungan (merger) Pelindo, SPSL terus berupaya menciptakan nilai serta berkomitmen memberikan pelayanan terbaik.
“Melalui salah satu anak perusahaan, yakni PT Multi Terminal Indonesia, SPSL memberikan dukungan pengiriman ekspor perdana 29 ton ikan layur beku (trichiurus lepturus) yang ada di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), ke China,” ujar Joko dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (30/3/2023).
Joko melanjutkan, ekspor perdana dari PT Hasil Melimpah Cilacap senilai Rp 1,3 miliar itu telah menambah daftar produk ekspor Indonesia. Hal ini juga memacu perusahaan lain untuk melakukan ekspor dan mendukung penciptaan produk dalam negeri yang mampu bersaing di kancah global.
Ia pun berharap, kegiatan ekspor mampu meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat setempat serta mengurangi tingkat pengangguran. Dengan begitu, kualitas perekonomian Indonesia secara menyeluruh dapat ditingkatkan.
Joko menambahkan, dukungan perusahaan terhadap pengiriman ekspor perdana 29 ton ikan layur beku merupakan salah satu bentuk layanan bidang logistik SPSL Group, yakni cold chain.
Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan seluruh pemain logistik dari hulu ke hilir. Dengan keunggulan konektivitas ke pelabuhan, SPSL dapat membangun jaringan ekosistem logistik nasional end-to-end dan terintegrasi guna memberikan layanan yang lebih efektif dan efisien.
“SPSL optimistis bahwa kinerja perusahaan dapat terus tumbuh seiring dengan optimisme pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” tuturnya.
Joko berharap, kondisi tersebut dapat mendorong proyek pembangunan di berbagai industri kembali menggeliat sehingga berdampak pada pertumbuhan pendapatan perusahaan.