Advertorial

Potret Nyata Pengelolaan Sampah Terpadu di Desa BRILiaN Jatihurip Tasikmalaya

Kompas.com - 01/04/2023, 13:35 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melalui program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) meluncurkan "BRI Peduli Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)" untuk membantu mengatasi masalah pengolahan sampah di desa-desa BRILiaN.

Kali ini, pelaksanaan BRI Peduli TPST diimplementasikan di Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar).

Desa BRILiaN 2020 sendiri merupakan program pemberdayaan desa. Program ini bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dengan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDGs).

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Tasikmalaya pada 2019, rata-rata sampah yang dihasilkan masyarakat Tasikmalaya adalah 3,63 liter per orang setiap hari atau 0,44 kilogram (kg) per orang setiap hari. Hal ini menyebabkan timbunan sampah di Kabupaten Tasikmalaya mencapai lebih dari 291.000 kg per hari.

Berangkat dari data itu, program BRI Peduli TPST di Desa Jatihurip perlu dilakukan untuk mengurangi volume sampah. Dengan demikian, program ini dapat mengurangi volume sampah di Kabupaten Tasikmalaya.

Kepala Desa Jatihurip Dadang Mursyid mengatakan, Desa Jatihurip dipilih sebagai Desa BRILian karena memiliki potensi budi daya ikan yang cukup baik. BRI melihat bahwa Desa Jatihurip bisa dikembangkan sebagai wisata edukasi budi daya ikan.

Budi daya ikan tersebut juga didukung dengan banyaknya aliran sungai. Hanya saja, masih banyak sampah berserakan karena tidak ada tempat pembuangan sampah di desa. Jika perilaku buang sampah sembarangan terus dilakukan, sungai yang menjadi pendukung budi daya ikan akan semakin tercemar.

Akhirnya pada 2020, BRI memberikan bantuan berupa tempat pembuangan sampah atau bank sampah. Dengan demikian, sampah di sekitar Desa Jatihurip bisa ditampung kemudian dipilah.

“Sampah menjadi masalah besar bagi masyarakat kami. Kami berpikir, harus menyelesaikan masalah sampah ini. Oleh karena itu, saya mengomunikasikan hal ini kepada BRI agar bisa turut membantu,” ujar Dadang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/4/2023).

Sebelumnya, kata Dadang, banyak warga desa Jatihurip yang tidak peduli terhadap sampah. Namun berkat program pelatihan pengelolaan sampah terpadu dari BRI, tingkat kesadaran masyarakat meningkat.

Adapun Program BRI Peduli TPST terdiri dari pelatihan pilah sampah, penguatan kelembagaan, serta manajemen bisnis bank sampah di Desa Jatihurip. BRI juga memberikan bantuan berupa mesin penghancur sampah anorganik kepada perangkat desa. Dengan alat tersebut, pihak desa memiliki pendapatan tambahan karena sampah anorganik yang telah diolah bisa dijual ke pengepul. Pendapatan tersebut digunakan untuk kepentingan operasional pengelolaan sampah, seperti membayar upah pengangkut sampah.

Dalam kesempatan berbeda, Koordinator pengelolaan sampah di Desa Jatihurip Munajat menambahkan bahwa warga dilatih untuk memilah sampah menjadi sampah organik dan anorganik. Untuk sampah anorganik, masyarakat dapat mengolahnya lalu dijual. Sementara, sampah organik dapat dijadikan bahan untuk budi daya maggot.

“Hasil olahan plastik dapat kami jual ke pengepul Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per kg. Uangnya dapat kami gunakan untuk operasional dan hasilnya dapat dikumpulkan dalam kas desa. Pengelola sampah juga harus mendapatkan upah atas kerja mereka,” ujar Munajat.

Senada dengan Dadang, Munajat menyebut, sebelumnya warga di Desa Jatihurip bersikap apatis terhadap sampah. Namun, berkat program pengelolaan sampah dari BRI, masyarakat kini patuh membuang sampah pada tempatnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menambahkan bahwa integrasi program TJSL yang dilakukan BRI tidak hanya berdampak terhadap pemberdayaan ekonomi desa, tetapi juga berperan mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga keseimbangan alam dan kebersihan lingkungan melalui pengolahan sampah yang tepat.

“Di Desa BRILiaN, program BRI Peduli TPST dapat mendorong kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah. Dengan demikian, program ini dapat membuat desa yang bersangkutan menjadi desa teladan dan inspirasi bagi desa sekitar,” tutur Catur.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com