Advertorial

Mahasiswa Hukum Unpar Wakili Indonesia di Vis East Moot, Tembus Semifinal

Kompas.com - 05/04/2023, 15:35 WIB

KOMPAS.com – Tim mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung, Jawa Barat (Jabar), berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam kompetisi peradilan semu terbesar dan prestisius di dunia, Willem C Vis (East) International Commercial Arbitration Moot atau Vis East Moot 2023. 

Pasalnya, mereka mampu mengantarkan Indonesia mencapai babak semifinal untuk kali pertama setelah mengalahkan 111 peserta dari universitas di seluruh dunia, termasuk universitas ternama, seperti National University of Singapore, University of Vienna, dan University of Göttingen.

Adapun mahasiswa FH Unpar yang menjadi bagian dari tim tersebut, di antaranya Lovelyn Tayuwijaya, Shaunelee Alcinia Yanni, Mellyanda Ratu Sjechlad, Steven Widjaja, Ian Cayo Suseno, dan Imelda Chai.

Tak hanya tembus ke babak semifinal, tim FH Unpar juga meraih sejumlah penghargaan lain, yakni 2nd Best Oralist yang dimenangkan Shaunelee Alcinia Yanni, Honourable Mention for Best Oralist yang dimenangkan Lovelyn Tayuwijaya, serta Honourable Mention for the Best Claimant Memorandum.

Dekan FH Unpar Liona Nanang Supriatna mengaku bangga terhadap capaian tim FH Unpar yang berhasil lolos hingga tahap semifinal.

“Saya harap, dunia hukum di Indonesia dapat terus berkembang dan bersaing di kancah internasional. Secara khusus, kami yakin bahwa akan makin banyak advokat-advokat muda Indonesia yang dapat tampil dan beradu argumen di forum pengadilan atau arbitrase internasional,” kata Liona dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (5/4/2023).

Lebih lanjut Liona mengatakan, prestasi tersebut merupakan rekor tertinggi yang pernah diraih oleh tim Indonesia. Sebelumnya, capaian tertinggi perwakilan Indonesia hanya sampai babak perempat final, yakni oleh tim FH Universitas Gadjah Mada pada 2018 dan tim FH Unpar pada 2021.

“Bagi FH Unpar, prestasi ini juga makin memantapkan posisi universitas sebagai center of excellence di bidang hukum bisnis dan arbitrase internasional. Apalagi, di bidang arbitrase komersial internasional, 3 dari 5 arbiter Indonesia yang tercatat pada panel arbiter Singapore International Arbitration Centre (SIAC) adalah alumni FH Unpar, yaitu Prof Frans Winarta, Ignatius Andy, dan Eri Hertiawan,” kata Liona.

Sebagai informasi, Vis East Moot pertama kali digelar pada 2003 dan diselenggarakan secara tahunan di Hong Kong. 

Setelah dua tahun digelar secara daring, Vis East Moot 2023 menjadi kompetisi pertama yang digelar secara luring pascapandemi Covid-19.

Dalam beberapa tahun terakhir, universitas-universitas terkemuka, seperti Harvard Law School, University of Cambridge, dan Yale Law School juga turut serta dalam kompetisi tersebut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau