KOMPAS.com - Kasus stunting di wilayah Kabupaten Kediri selama dua tahun kepemimpinan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, mengalami penurunan signifikan. Melalui intervensi program dari masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD), akhirnya target satu digit stunting bisa terlampaui.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri Dr Mohammad Solikin dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (6/4/2023), mengatakan bahwa kasus stunting di Kediri saat ini mengalami penurunan yang luar biasa. Hal ini terlihat dari data bulan timbang yang dihimpun Dinas Kesehatan pada 2021-2022 mengalami penurunan dari 13,55 persen menjadi 10,23 persen.
"Data terakhir yang saya peroleh sudah mencapai 9, 78 persen. Mudah-mudahan, ini dapat dipertahankan dan sesuai target Mas Bupati (panggilan Bupati Kediri), yaitu satu digit stunting pada 2024," terang Solikin berbicara pada Rapat Kerja Daerah Program Bangga Kencana di Gedung Convention Hall, Simpang Lima Gumul, Rabu (5/4/2023).
Peserta rapat mitra kerja dari pemerintah antara lain Tentara Nasional Indonesia (TNI) Polri, OPD terkait, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Kediri.
Sementara itu, rapat kerja juga mendatangkan narasumber dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, Polres Kediri Kota dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Kediri.
Solikin menambahkan, kegitan yang laksanakan pada hari itu adalah kegiatan penting yang melibatkan banyak mitra, khususnya mereka yang erat kaitannya dan berperan menurunkan angka stunting.
"Kami harap, kegiatan ini bisa menjadi acuan sebagai tolok ukur capaian kinerja dalam bidang pengendalian penduduk keluarga berencana, penurunan stunting, dan upaya perlindungan perempuan dan anak-anak," ujar Solikin.
Ia berpendapat bahwa stunting adalah bom waktu. Adapun kondisi stunting yang dibiarkan akan melahirkan generasi yang tidak mampu bersaing baik dalam segi fisik, mental, intelegensi, maupun sosial.
"Jika kita memiliki generasi yang kuat dan cerdas, lalu didukung dengan keluarga yang kuat pula, maka itu adalah modal dasar untuk membangun ketahanan Nasional," papar Solikin.
Dalam kesempatan sama, Solikin juga menekankan bahwa ada pekerjaan rumah yang tidak kalah dari stunting, yakni melindungi perempuan dan anak. Solusi dari DP2KBP3A untuk hal ini adalah membuat inovasi layanan aduan Sahabat Anak dan Keluarga (SANAK) yang bisa diakses melalui Whatsapp.
"Untuk menanggulangi kekerasan pada perempuan dan anak, DP2KBP3A juga telah memiliki layanan aduan Cafe SANAK. Kini, layanan ini bisa diakses melalui Whatsapp," sambung Solikin.