Advertorial

Kemenkominfo Dorong Peningkatan Kompetensi TIK Kesehatan

Kompas.com - 17/04/2023, 15:51 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI) menggelar seminar untuk tenaga informatika kesehatan di Hotel Mercure Grand Mirama, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (14/04/23).

Kegiatan bertema “Peningkatan Kompetensi Tenaga Informatika Kesehatan dalam Implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) dan Integrasi SATUSEHAT sesuai Standar HL7 – FHIR dan Peluncuran AHI Academy” tersebut diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kompetensi serta kesadaran tenaga Informatika kesehatan terkait rekam medis elektronik dan integrasinya dengan platform SATUSEHAT.

Direktur Ekonomi Digital Kemenkominfo Dr Ir I Nyoman Adhiarna, MEng mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mendukung percepatan transformasi digital di sektor kesehatan.

“Kami terus memperkuat kolaborasi di sektor kesehatan dengan Kemenkes selaku leading sector sektor kesehatan serta AHI. Kolaborasi ini dilakukan dalam memfasilitasi pemanfaatan teknologi RME, khususnya dalam mendukung Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022,” ujar Nyoman dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (17/4/2023).

Nyoman melanjutkan bahwa sebagai regulator, fasilitator, dan akselerator, Kemenkominfo telah diberi amanat oleh Presiden Joko Widodo untuk terus mendorong percepatan transformasi digital, khususnya dalam empat aspek.

Keempat aspek tersebut adalah infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital.

Untuk mewujudkan amanat itu, kata Nyoman, Kemenkominfo telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong transformasi digital, termasuk di sektor kesehatan. Salah satunya melalui pembangunan infrastruktur digital secara komprehensif di seluruh Indonesia, mulai dari sektor hulu hingga ke hilir.

“Kemenkominfo juga berupaya memenuhi kebutuhan akses internet di 150.000 titik layanan publik, khususnya di fasilitas kesehatan,” katanya.

Nyoman melanjutkan, adopsi teknologi digital pada sektor strategis merupakan salah satu tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika), khususnya Direktorat Ekonomi Digital.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari adopsi teknologi digital untuk enam sektor strategis, yaitu pertanian, maritim atau perikanan, pendidikan, logistik, pariwisata, serta kesehatan.

Ia berharap, seminar tersebut dapat mengembangkan kompetensi tenaga informatika fasilitas kesehatan di Indonesia, khususnya di kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, serta Lamongan (Gerbangkertasusila).

“Terutama pada implementasi RME dalam mendukung percepatan adopsi teknologi digital dalam pengelolaan fasilitas kesehatan beserta integrasinya dengan platform SATUSEHAT,” paparnya.

Sementara itu, Head of Health Innovation Ecosystem Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes Patota Tambunan mengatakan bahwa platform SATUSEHAT berkomitmen untuk menggunakan standar yang sama, baik arsitektur, metadata, maupun terminologi saat melakukan pertukaran RME.

Kemudian, sekitar 60.000 fasilitas kesehatan akan terhubung dengan platform SATUSEHAT menggunakan HL7 FHIR sebagai standar interoperabilitas data sehingga tidak ada ambiguitas. Semua sistem puskesmas yang existing akan terintegrasi menjadi satu sistem. Dengan demikian, tenaga kesehatan cukup menginput ke satu sistem saja.

“Dengan tujuan besar, yaitu pelayanan, platform SATUSEHAT akan memudahkan pekerjaan tenaga kesehatan dengan menghubungkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan industri kesehatan lain. Platform ini juga akan membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan kesehatan berbasis data. Masyarakat juga dapat mengakses platform SATUSEHAT mobile yang dapat berfungsi sebagai personal health record,” ujar Patota.

Patota melanjutkan bahwa pihaknya juga menekankan peningkatan kompetensi tenaga informatika kesehatan, Pasalnya, bidang kesehatan dan informatika merupakan irisan yang berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk mendukung percepatan transformasi digital di sektor kesehatan.

“Percepatan transformasi digital di sektor kesehatan bukan hanya tugas Kemenkes dan Kemenkominfo, tapi juga kolaborasi dari seluruh ekosistem pelaku industri kesehatan, seperti Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dan AHI,” katanya.

Pada seminar tersebut, peserta mendapat pengetahuan terkait standar terminologi platform SATUSEHAT. Beberapa di antaranya adalah ICD-10 untuk penyakit, ICD-9 CM untuk tindakan, LOINC untuk laboratorium dan radiologi, SINOMED-CT untuk istilah klinik, dan KFA untuk obat dan alat kesehatan.

“Kemenkes sudah membeli lisensi SINOMED-CT untuk negara Indonesia. Dalam waktu dekat, Kemenkes akan mendistribusikan terkait penggunaan SINOMED-CT secara gratis. Harapannya, ini bisa digunakan oleh masyarakat, mulai dari riset, data entri dan point of care, sampai management analytics,” tutur.

Peluncuran AHI Academy

Pada kesempatan itu, AHI turut meluncurkan AHI Academy. Ketua Umum AHI dr Gregorius Bimantoro mengatakan, tujuan pembentukan akademi ini adalah untuk memberikan wadah bagi tenaga Informatika kesehatan dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensi. Selain di bidang TI, tenaga informatika kesehatan juga akan mendapatkan pemahaman terkait pelayanan kesehatan di faskes secara berkelanjutan.

“Ini adalah momen yang bagus bagi pihak-pihak dari berbagai macam latar belakang untuk berkolaborasi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Indonesia dengan teknologi kesehatan digital,” ujar Bimantoro.

Bimantoro berharap bahwa setelah mengikuti kegiatan tersebut, tenaga TI kesehatan bisa menjadi digital transformers di tempat kerjanya masing-masing. Mereka dapat mendukung perubahan transformasi digital kesehatan di Indonesia.

Sebagai informasi, seminar tersebut merupakan bagian dari program Adopsi Teknologi Digital Sektor Kesehatan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo. Program ini menjadi salah satu upaya untuk mendukung percepatan transformasi digital sektor kesehatan.

Acara yang diselenggarakan secara hibrida ini dihadiri oleh 80 peserta luring dan 800 peserta daring. Adapun peserta yang hadir berprofesi sebagai tenaga informatika kesehatan serta perekam medis dan informasi kesehatan (PMIK) di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com