Advertorial

Perkuat Aktivasi IKD, Ditjen Dukcapil Kemendagri Kunjungi Kampus UGM

Kompas.com - 03/05/2023, 14:07 WIB

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Dukcapil Goes to Campus pada Selasa (2/5/2023). Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Pada kegiatan tersebut, Dukcapil melakukan kunjungan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dan melayani warga Kampus Biru untuk mengaktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD).

Pelayanan IKD digelar di 7 lokasi Kampus UGM Bulaksumur, Yogyakarta, antara lain Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Teknik, Fakultas Peternakan, Fakultas MIPA, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (KKMK), Balairung, dan Perpustakaan.

Pada kesempatan itu, sebanyak 80 petugas dari Dukcapil Provinsi DIY dan 5 Dinas Dukcapil kabupaten/kota se-Yogyakarta melayani lebih dari 60.000 warga kampus UGM yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan karyawan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Dukcapil Teguh Setyabudi mengatakan, IKD adalah terobosan baru KTP-elektronik versi digital yang bisa diaktivasi dalam smartphone Android. Dalam waktu dekat, layanan ini juga akan dapat diaktivasi dalam sistem operasi iOS untuk pengguna iPhone.

Ke depan, kata Teguh, IKD sebagai penghubung pelayanan publik lainnya bakal berlaku secara lebih masif dan lebih canggih.

"Target kami 25 persen dari wajib KTP-el atau sekitar 50 juta penduduk Indonesia bisa mengaktivasi aplikasi IKD. Sekarang ini memang (masih) dalam tahap permulaan dan kami harus berbenah memberikan penguatan infrastruktur jaringan dan cybersecurity," kata Teguh dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

Teguh menambahkan, seiring dengan arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, IKD juga segera terintegrasi dengan sistem Mal Pelayanan Publik (MPP) Digital. Dengan begitu, masyarakat dapat semakin mudah dalam mengakses layanan Dukcapil.

Selain itu, Dukcapil juga akan meluncurkan MPP Digital pada Selasa (23/5/2023). Melalui kehadiran fasilitas tersebut, IKD berperan untuk 12 jenis pelayanan administrasi kependudukan (adminduk).

"Ditjen Dukcapil mendapat sokongan pendanaan dari Bank Dunia untuk mendanai Dukcapil secara komprehensif. Pertama, untuk perluasan cakupan layanan Dukcapil. Kedua, untuk membenahi infrastruktur dan program IKD," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi hadir didampingi Direktur Pendaftaran Penduduk David Yama.

David mengaku sangat berbahagia bisa hadir kembali di almamater kesayangannya. Apalagi, Teguh Setyabudi adalah lulusan terbaik Fisipol UGM Jurusan Ilmu Pemerintahan.

"Saya berharap dengan dukungan Ibu Rektor Prof dr Ova Emilia, kampus UGM bisa melebihi kampus-kampus besar lainnya dalam mengatasi IKD. Kalau bisa, minimal 10.000 atau 15.000 aktivasi IKD," tuturnya.

Ova Emilia pun menyambut gembira kerja sama dengan tersebut. Menurutnya, Duckapil Goes to Campus bermakna untuk kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan. Sebab, sejak dulu, dokumen kependudukan, seperti KTP elektronik, memiliki peran yang sangat penting.

Saat ini, kata Ova, KTP telah bertransformasi dari waktu ke waktu sesuai kebutuhan zaman digital dan masih perlu dikembangkan.

Dia berharap, ke depan IKD, akan semakin mempermudah masyarakat dalam mengurus pelayanan publik tanpa batasan ruang dan waktu. Apalagi, respons pemerintah dalam perkembangan teknologi sangat positif.

"Ini usaha yang komprehensif untuk membuatkan identitas kependudukan digital yang menjadi prioritas bagi sivitas akademika UGM," imbuhnya.

Sementara itu, Pelaksana harian Asisten 1 Pemprov DIY Beny Suharsono mengatakan bahwa IKD akan menjadi simpul data pelayanan publik di masa depan.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah DIY itu juga menyakini, IKD bakal menjadi poros yang mendukung terciptanya kesejahteraan masyarakat, khususnya di DIY.

"Itu sebabnya atas nama Pemerintah Provinsi DIY, kami sangat mengapresiasi dan memberi dukungan penuh kegiatan Dukcapil Goes to Campus ini," ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau