Advertorial

Si Kecil Gampang Sakit? Tangkal dengan Hal Berikut

Kompas.com - 17/05/2023, 13:00 WIB

KOMPAS.com – Cuaca panas ekstrem yang terjadi di sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia, belakangan berisiko membuat kondisi tubuh menurun.

Diberitakan Kompas.id, Selasa (2/5/2023), Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa dampak perubahan iklim, baik cuaca panas maupun dingin ekstrem, dapat berpengaruh terhadap kelompok rentan, seperti anak-anak dan balita.

Situs Columbia University memuat artikel mengenai cuaca ekstrem yang berisiko membuat anak-anak dan bayi menjadi dehidrasi. Hal yang harus diwaspadai adalah dampaknya yang bisa membuat anak-anak terkena penyakit pernapasan, ginjal, ketidakseimbangan elektrolit, dan demam pada periode cuaca panas.

Selain itu, musim panas juga merupakan puncaknya musim bertelur pada nyamuk. Pasalnya, suhu yang hangat membuat siklus hidup nyamuk menjadi lebih cepat. Dengan demikian, banyak telur nyamuk menetas dan diprediksi dapat meningkatkan kasus demam berdarah dengue (DBD).

Di sisi lain, masyarakat, termasuk anak-anak memang tetap dijaga kesehatannya. Terlebih, kondisi pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir. Di Indonesia, belum lama muncul subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus yang telah menginfeksi sejumlah masyarakat.

Dilansir Kompas.com, Kamis (4/5/2023), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat bahwa kasus harian Covid-19 bertambah 2.647. Jumlah ini menjadi yang tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi, peningkatan kasus harian Covid-19 disebabkan adanya varian baru, yaitu Arcrutus.

“Karena sudah ada subvarian baru Arcrutus yang mulai mendominasi,” ujarnya.

Subvarian Acrutus memiliki gejala selayaknya Covid-19 pada umumnya, seperti batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan. Kemenkes pun menyarankan masyarakat untuk tetap menggunakan masker di tempat terbuka, terutama bagi yang sedang batuk dan flu.

Selain kedua kondisi tersebut, nyatanya masih banyak berbagai kondisi yang mengancam kesehatan Si Kecil. Maka dari itu, sebagai orangtua, Anda perlu ekstra memperhatikan kondisi kesehatan mereka.

Salah satunya dengan memastikan Si Kecil memiliki waktu tidur yang cukup. Anak berusia 3-5 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar 10-13 jam per hari, anak berusia 6-13 tahun sekitar 9-11 jam per hari, sedangkan anak 14-17 tahun sekitar 8-10 jam per hari.

Jika anak kurang tidur, produksi sitokin dalam tubuhnya dapat terhambat. Sitokin merupakan protein yang berfungsi untuk melawan infeksi dan meredakan peradangan. Kondisi ini dapat membuat daya tahan tubuh Si Kecil melemah.

Selain itu, menjaga daya tahan tubuh Si Kecil juga bisa dilakukan dengan menjaga sistem pencernaan dengan baik. Pasalnya, sekitar 70 persen sel imunitas tubuh terletak pada saluran pencernaan, makanya jika Si Kecil memiliki sistem pencernaan yang sehat, ia cenderung memiliki daya tahan tubuh yang baik.

Tak hanya itu, sistem pencernaan yang sehat juga dapat membantu penyerapan nutrisi dengan baik. Dengan begitu, anak-anak dapat memperoleh semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh kembangnya.

Saluran cerna yang baik juga memengaruhi perkembangan otak anak. Anak-anak dengan pencernaan yang sehat diketahui dapat lebih cepat dalam menanggapi sesuatu.

Jaga sistem pencernaan Si Kecil

Untuk mendapatkan saluran cerna yang sehat, Anda dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Kecil dengan memberikan makanan dan minuman dengan gizi yang tepat dan seimbang.

Merujuk pada arahan Kemenkes RI, anak berusia 1-3 tahun membutuhkan asupan protein sebesar 20 gram, lemak 45 gram, serat 16 gram, dan karbohidrat sekitar 215 gram per hari.

Sementara itu, anak berusia 4-6 tahun membutuhkan protein sekitar 25 gram, lemak 50 gram, serat 22 gram, dan karbohidrat 220 gram per hari.

Kebutuhan nutrisi tersebut dapat dipenuhi dari makanan yang dikonsumsi Si Kecil. Pastikan mereka juga mendapatkan asupan vitamin dari buah dan sayur.

Terakhir, memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil juga dapat dilakukan dengan memberikan susu pertumbuhan ke dalam menu hariannya, seperti produk dari Morinaga MoriCare+ Triple Bifi.

Susu pertumbuhan tersebut merupakan sinergi nutrisi yang memengaruhi antara faktor kecerdasan multitalenta, pertahanan tubuh ganda, dan tumbuh kembang optimal.

Morinaga MoriCare+ Triple Bifi dilengkapi dengan probiotik Triple Bifi dan prebiotik GOS yang dapat meningkatkan jumlah probiotik bifidobakterium atau bakteri baik dalam usus sehingga kesehatan anak selalu terlindungi.

Untuk diketahui, Morinaga MoriCare+ Triple Bifi hadir dengan formula baru, yakni vitamin C, zink, dan vitamin A yang lebih banyak untuk membantu menjaga daya tahan tubuh si kecil, serta zero sugar.

Susu pertumbuhan tersebut juga mengandung omega-3 dan omega-6, zat besi, serta arachidonic acid (AA) dan docosahexanoic acid (DHA) lebih tinggi. Dengan demikian, nutrisi di dalam susu tersebut dapat membantu Si Kecil untuk tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan multitalenta.

Tak ketinggalan, kandungan magnesium, vitamin D, kalsium, dan mineral yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak juga terdapat dalam Morinaga MoriCare+ Triple Bifi.

Yuk, jaga kesehatan pencernaan Si Kecil agar seluruh nutrisinya bisa terserap dengan baik sehingga daya tahan tubuhnya di musim tidak menentu ini tetap bisa terjaga.

Informasi lebih lanjut mengenai Morinaga MoriCare+ Triple Bifi bisa Anda dapatkan dengan mengeklik tautan ini.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com