Advertorial

Temui Pekerja di Pabrik Sigaret Kretek Tangan, Bupati Kediri Bantu Tindak Lanjuti Masalah Warga

Kompas.com - 17/05/2023, 13:24 WIB

KOMPAS.com – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berkunjung ke pabrik sigaret kretek tangan (SKT) PT Karyadibya Mahardhika di Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur (Jatim), Selasa (16/5/2023).

Dalam kunjungan tersebut, Bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu memanfaatkan waktu untuk menyerap aspirasi warga.

"Dari sekitar 1400-an (pekerja), ada yang mau sambat atau minta bantuan tidak?” tanya Mas Dhito dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (17/5/2023).

Mendengar hal itu, beberapa pekerja pun mengangkat tangan dan satu per satu maju ke depan untuk menyampaikan keluhan. Salah satunya adalah Winingsih, pekerja asal Sekaran, Kecamatan Kayen Kidul.

Dia bercerita, saat ini, anaknya yang berusia tiga tahun memerlukan penanganan operasi bedah plastik di Rumah Sakit (RS) Simpang Lima Gumul (SLG). Meski telah diperiksa, sang anak belum bisa dioperasi karena dokter bedah plastik di RS tersebut pindah tugas.

"Sekarang (anak saya) sudah dibawa ke RS Soetomo tapi (harus) menunggu lama. Saya harap, dokter bedah plastik bisa dihadirkan kembali di RS SLG,” pinta Winingsih.

Menanggapi hal tersebut, Mas Dhito langsung meminta jajarannya untuk menghubungi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kediri. Dia pun berjanji akan membantu penanganan operasi anak pekerja itu secepatnya.

"Hari ini atau besok, kami akan bawa (anak itu) ke RS. Pihak Dinkes atau RS SLG akan antarkan (anak Ibu) untuk segera dioperasi. Biayanya akan kami tanggung,” jawab Mas Dhito.

Respons cepat dari Bupati Kediri langsung disambut tepuk tangan dari ribuan pekerja. Winingsih sendiri mengaku tidak menduga bahwa kehadiran Mas Dhito di pabrik tempatnya bekerja dapat memberi kabar baik bagi dirinya.

"Alhamdulilah, saya senang sekali. Mas Dhito langsung tanggap,” ucap Winingsih.

Keluhan serupa disampaikan oleh Indri. Pada kesempatan itu, Indri menceritakan bahwa anaknya mengidap cerebral palsy dan harus menjalani terapi secara rutin.

Semula, terapi hanya perlu dilakukan sekali dalam seminggu. Kini, intensitas terapi tersebut ditingkatkan menjadi dua kali dalam seminggu. Hal ini menjadi kendala karena Indri kesulitan membagi waktu.

Menjawab hal tersebut, Mas Dhito mengatakan bahwa pihaknya akan membantu membelikan peralatan untuk terapi anak Indri. Di sisi lain, dia juga mengapresiasi semangat Indri untuk tetap bekerja.

“Luar biasa semangat Ibu-Ibu. Meski memiliki anak berkebutuhan khusus, kalian tetap semangat bekerja,” ujar Mas Dhito.

Pada kesempatan itu, setidaknya terdapat empat warga yang menyampaikan keluhan beragam dan langsung mendapat bantuan dari Bupati Kediri. Dia pun meminta warga Kediri untuk berani menyampaikan keluhan atau aspirasi kepada pemerintah.

“Jangan sungkan, malu, atau takut menghubungi kami jika menghadapi masalah,” imbuh Mas Dhito.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau