Advertorial

Minim Luka, Ini Kelebihan Bedah Laparoskopi untuk Pengobatan Kista dan Miom

Kompas.com - 23/06/2023, 13:38 WIB

KOMPAS.com - Tim Obgyn Center di Mayapada Hospital Bogor yang dipimpin dr Yudi Andriansyah, SpOG(K)Onk, MKes, sukses melakukan tindakan perdana Total Laparoscopic Hysterectomy Bilateral Salpingo-oophorectomy (TLHBSO).

Dokter Yudi menjelaskan, TLHBSO merupakan tindakan yang melibatkan pengangkatan rahim, kedua indung telur, dan salurannya menggunakan teknik bedah laparoskopi.

Adapun tindakan tersebut perdana dilakukan pada seorang pasien perempuan dengan kista ovarium dan miom pada rahim. Pasien ini juga memiliki riwayat kanker payudara dan telah menjalani beberapa terapi kanker.

Seperti diketahui, kista pada ovarium dan benjolan pada rahim atau miom bisa menimbulkan gangguan kesehatan yang mengganggu aktivitas. Sebut saja, nyeri hebat di panggul, gangguan haid, perut membesar, serta menimbulkan gangguan pada usus dan kandung kemih.

“Oleh sebab itu, pengangkatan kista dan miom penting dilakukan pada tahap tertentu,” kata dr Yudi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (21/6/2023).

Dokter Yudi menjelaskan, tindakan laparoskopi merupakan teknik bedah invasif minimal yang digunakan untuk mengakses serta memeriksa daerah perut dan panggul. Seperti namanya, prosedur ini menggunakan laparoskop, yaitu sebuah batang teleskopik tipis yang dilengkapi dengan kamera di ujung.

Laparoskop dimasukkan melalui sayatan kecil berukuran hanya 0,5 cm sampai 1 cm di dinding perut. Tujuannya, untuk memberikan visualisasi langsung ke dalam tubuh tanpa harus membuka perut secara menyeluruh.

“Melalui prosedur bedah laparoskopi, tim dokter dapat melakukan operasi dengan bantuan layar monitor yang menampilkan gambaran dari laparoskop,” tuturnya.

Mayapada Hospital, kata dr Yudi, menggunakan alat laparoskop dengan ketajaman visual yang cukup baik. Salah satu keunggulan teknologi ini adalah memungkinkan dokter melihat jaringan dan struktur kecil dengan lebih detail, termasuk visualisasi yang baik dari pembuluh darah.

Tim Obgyn Center di Mayapada Hospital Bogor sedang melakukan oeprasi. DOK. Mayapada Hospital Tim Obgyn Center di Mayapada Hospital Bogor sedang melakukan oeprasi.

Teknologi tersebut sangat membantu dokter dalam melakukan tindakan operasi dengan presisi yang tinggi dan mengurangi risiko cedera selama prosedur.

Selain kecanggihan alat, keterampilan dokter operator juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan bedah laparoskopi.

“Dengan menggunakan alat canggih, tim dokter ahli yang terlatih dapat memberikan perawatan optimal dan memastikan keselamatan pasien selama tindakan bedah laparoskopi,” ujarnya.

Implementasi laparoskopi ginekologi

Dokter Yudi melanjutkan bahwa salah satu fungsi tindakan laparoskopi ginekologi adalah untuk tujuan diagnostik. Selain tujuan itu, tindakan laparoskopi juga dipakai untuk pengobatan penyakit-penyakit kandungan.

Metode itu memungkinkan dokter kandungan untuk memvisualisasikan dan mengobati berbagai kondisi. Sebut saja, diagnosis, eksisi, atau ablasi jaringan endometriotik, evaluasi dan pengangkatan kista, evaluasi tuba atau saluran indung telur, membebaskan perlengketan di panggul, serta pengangkatan rahim dengan prosedur minim sayatan.

Bedah laparoskopi, lanjut dr Yudi, memiliki keunggulan dan manfaat lebih baik untuk pasien ketimbang teknik bedah terbuka.

“Hasil bedah laparoskopi umumnya minimal invasif. Dengan demikian, pembedahan lebih minim sayatan, perdarahan, serta nyeri pascaoperasi,” ujar dr Yudi.

Dokter Yudi melanjutkan bahwa bedah laparoskopi juga minim risiko komplikasi, seperti infeksi luka, hernia, dan perlengketan organ. Dengan demikian, bedah ini diklaim lebih aman.

Selain itu, waktu pemulihan dan rawat inap pada bedah laparoskopi juga lebih cepat. Hal ini membuat pasien dapat segera kembali beraktivitas pascaoperasi.

Tim Obgyn Center di Mayapada Hospital Bogor sedang melakukan oeprasi. DOK. Mayapada Hospital Tim Obgyn Center di Mayapada Hospital Bogor sedang melakukan oeprasi.

Meski demikian, penanganan operasi laparoskopi bergantung pada kondisi spesifik, kesehatan pasien secara keseluruhan, dan keahlian ahli bedah ginekologi.

“Evaluasi dan konsultasi menyeluruh dengan dokter spesialis kandungan penting dilakukan untuk menentukan pendekatan yang paling tepat untuk setiap kasus individu,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau